Restoran Fireflies punya alasan, mengapa mereka menamainya seperti itu. Lampu kecil berwarna kuning di berbagai tempat dan satu lampu hias gantung besar di tengah langit-langit yang membuat tempat itu didominasi cahaya kekuningan. Dan bagaimana menjelaskan situasinya? Temaram, romantis, dan--berkelas.
Suara ombak bahkan akan terdengar samar ketika menabrak karang yang tak terlalu jauh dari restoran itu. Menengahi suara musik lembut dari seorang pianis di pojok restoran yang bermain tenang dengan dua temannya. Sementara sebuah dinding kaca tebal dibentang dibagian depan untuk mengekspos pelanggan dan diluarnya dihias seperti mistletoe dengan lampu kunang-kunang yang menunjukkan jalanan Distrik Seung-ang malam ini.
Seorang gadis dengan dress santai berwarna merah muda tanpa bahu tengah duduk disana diantara pengunjung yang lain. Bersama seorang anak kecil laki-laki berambut panjang medium dan wanita paruh baya setengah gempal di meja paling tengah. Terlihat antusias, dan Shuhua mengetuk-ngetukkan heelsnya dibawa lantai sambil melihat ke pintu masuk dengan cemas. Karna pesannya tidak dibalas, takutnya Jungkook tidak datang.
"Aku tidak menyangka Jungkook setuju akan ikut makan malam dengan kita. Bagaimana kau membujuknya?"
Shuhua menoleh pada Ibunya tanpa tersenyum. Wanita itu mendekatkan gelasnya ke bibir untuk mencicipi minuman yang didatangkan sebagai peralihan karna belum ingin memesan apa-apa sebelum orang yang ditunggu itu tiba.
"Aku datang ke kampusnya." Jawabnya.
Sang adik, Jung Dahyeon tidak memilih bertanya siapa itu Jungkook. Dia tidak ingat, tapi Ibu dan kakaknya bilang kalau Ia masih kecil ketika Jungkook sering ke rumah mereka. Masih usia 3 tahunan, karna usianya sekarang sudah memasuki 8 tahun.
Anak laki-laki itu kembali menekuni sepotong kue tart strawberry-nya dengan garpu. Tidak mengerti obrolan antara kakak dan Ibunya yang membuatnya hanya bisa diam. Kemudian Shuhua bangkit. Membuatnya melirik ke sosok yang menjadikan kakaknya tersenyum lebar sekali. Dan pelakunya adalah laki-laki tinggi, tegap, dan tampan yang berjalan kearah mereka dengan beberapa buah tangan hingga Ibunya bahkan berusaha berdiri juga untuk menyambut dengan senyum haru.
"Jungkook."
Laki-laki Jeon tersenyum tipis dan tidak menolak ketika Ibu Shuhua menariknya untuk dipeluk beberapa saat dengan sangat erat.
"Terima kasih sudah datang. Dan--tolong maafkan kami."Kenapa harus dia yang minta maaf? Pikir Jungkook miris. Sekalipun Ia tidak mau melirik Shuhua seolah gadis itu tidak disana. Hanya saja--ini terlalu spontan.
"Selamat ulangtahun, Bibi." Alihnya ketika Ia mencoba melepaskan pelukannya. Kemudian memberikan buket bunga yang dibawanya dan wanita itu mengambilnya dengan senyuman sendu.
"Terima kasih."Jungkook mengangguk kecil saat dan menunduk melihat sosok anak kecil yang juga balik menatapnya itu dengan pandangan takjub. Jung Dahyeon. Dia sudah besar sekarang. Sangat ingat sekali bagaimana dia masih menggendong anak ini lima tahun yang lalu.
Kemudian Jungkook membungkuk padanya untuk menyamakan tinggi sambil menatap tampang Dahyeon yang tidak mirip dengan Shuhua ataupun ibunya.
Jungkook memang belum pernah melihat ayah Shuhua dan Dahyeon karna seingatnya--gadis Jung pernah bilang kalau ayahnya meninggalkan mereka setelah Ibunya jatuh sakit.
"Dahyeon?"
Mendengar namanya disebut, anak kecil yang juga tadi berdiri mengikuti kakak dan ibunya membungkuk pada Jungkook. Memperlihatkan tata krama yang baik. Kemudian Jungkook memberikan sebuah bingkisan besar yang ditenteng oleh laki-laki itu sejak masuk.
"Ini untukmu."
Dahyeon mengambilnya dengan ragu dan tersenyum. Melihat paperbag ukuran sedang itu, tentu Ia antusias dan ingin tahu apa isinya. Begitu diintip--isinya mainan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Euphoria [2020]END✔
RomantizmKetika Jeon Jungkook menemukan kembali Euphorianya yang hilang dalam bentukan gadis manis polos pecinta es krim dan kesayangan semua orang.