Kenapa Rose memilih pakaian yang terbilang sangat sederhana ketika menuju kampus pagi ini?
Jawabannya singkat.
Ya karna dia mau.
Gadis itu kini hanya mengintip dari balik jendela mobil yang dikemudikan supir keluarga Jeon untuk mengantar mereka menuju kampus. Dan Rose kelihatan paling antusias. Merasakan kalau perjalanan menuju kampus sangatlah jauh dari biasanya.
Jungkook hanya menghela nafas lelah. Memakai dress putih sepaha--yang kurang disukai laki-laki itu karna kelewat mengekspos paha--dan heels coklat senada dengan tas slempangnya.
Untuk peristiwa tadi pagi, Rose sudah mengancam agar Jungkook tidak mengungkitnya lagi kalau tidak mau mendapat keram di bokong untuk kedua kalinya.
Dan Jungkook sendiri tidak mau mengungkitnya karna dia malu, Bung. Ditolak mentah-mentah oleh istrinya sendiri. Yang kalau mereka terus menerus seperti itu, orangtua mereka tidak akan pernah punya cucu.
Selama perjalanan, tidak ada yang bicara. Bahkan setelah mereka turun dari mobil didepan gerbang. Dimana dua bus besar bertuliskan 'Hybe' parkir dan banyak mahasiswa manajemen tingkat 3 sudah naik mengambil tempat. Jangan lupakan tiga mobil sedan milik beberapa dosen yang ikut.
Rose berlari kecil ke arah teman-temannya yang melambai padanya dari kejauhan, sementara Jungkook menurunkan dua koper besar miliknya dan Rose untuk selanjutnya diserahkan kepada supir bus agar dinaikkan. Lalu mendengus melihat Rose yang ditatap oleh hamparan laki-laki jurusan manajemen dari unit 3 yang juga berangkat pagi ini.
"Rose."
Gadis itu berbalik dan menatapnya dengan pandangan bertanya. Jungkook langsung menaikkan tangannya, memberikan gestur agar Rose menghampirinya.
Dengan tak rela, Rose melepaskan rangkulan dari Jisoo dan berjalan sambil menggembungkan pipinya kearah pemuda Jeon yang menurunkan resleting jaket hitamnya.
"Apa?" Tanya gadis Park dengan kedua pundak merosot. Seolah sudah tahu maksud Jungkook, dia langsung berbalik bersiap kabur kalau saja pemuda itu tidak menangkap tangannya lebih dulu dan memakaikan sweaternya ditubuh Rose yang menghela nafas jengah "Jangan dilepas. Ini Korea, bukannya Amerika."
Rose mendengus. "Aku tidak nyaman,"
"Pokoknya jangan dilepas." Tegas Jungkook dengan pandangan mematikan menurut Rose yang langsung menghela nafas lagi dan mengiyakan.
"Kau duduk dengan siapa?"
"Dengan Lisa. Dia sudah mengambilkan tempat."
Jungkook mendengus. "Oke. Tapi kau harus duduk di dekat jendela. Dan jangan lepas jaketmu, aku memasukkan minyak angin kecil di sakunya untuk jaga-jaga kalau mabuk atau masuk angin. Oh, dan jangan main ponsel juga supaya kau tidak pusing dan yang paling penting, jangan makan yang berat-berat dulu supaya kau tidak muntah. Understand?"
Karna Rose tidak merespon apapun, Jungkook langsung pergi begitu saja, menghampiri pintu masuk bus dan gadis pirang yang berdiri diatas trotoar gerbang kampus itu mendengus.
"Dia sebenarnya bilang apa?" Tanyanya sendiri sambil menggaruk kepala.
"Oi, Rosie! Ayo!" Mendengar namanya disebut, lantas Rose menoleh pada teman-temannya yang satu persatu mulai naik. Kecuali Lisa yang masih menunggunya dengan wajah tak berselera karna dari kemarin sudah mengeluh soal Study Tour ini.
Dengan berlari kecil, Rose ikut masuk dan menuruti kata Jungkook yang katanya harus duduk di dekat jendela. Tapi pertanyaannya, supaya apa? Mereka mengambil duduk di kursi keempat dari belakang. Dan diseberang yang sejajar dengan mereka, adalah Jisoo dan Jennie--yang mengeluarkan bantal leher kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Euphoria [2020]END✔
RomanceKetika Jeon Jungkook menemukan kembali Euphorianya yang hilang dalam bentukan gadis manis polos pecinta es krim dan kesayangan semua orang.