Pokoknya follow! Capt maksa!
...
Jungkook selalu suka kata pulang. Kecuali kalau Rose yang bilang, maknanya lain lagi. Itu lumayan mengkhawatirkan, ngomong-ngomong. Tapi pulang kali ini benar-benar sesuatu yang dia inginkan. Dalam artian, dia kembali ke kamarnya yang nyaman. Ranjangnya, suasana kamarnya yang beraroma citrus, dan pajangan foto pernikahannya di dinding.
Ia tidak bisa berhenti tersenyum ketika beberapa kali Rose menjerit tertahan karna membantunya berjalan. Dia bisa jalan, sebenarnya. Hanya saja seperti katanya, kapan lagi dia bisa semanja ini?
"Kau sudah kurus, tapi tetap saja berat!" Hardik perempuan Park yang sudah tiba didepan kamar mereka itu. Sementara dibelakangnya, Ibu Jeon Jungkook tidak bisa menahan tawa akibat perkataan polos itu.
Dan laki-laki yang disebut berat, tidak mengubris. Cuma menunggu sang Ibu menekan knop dan pintu terbuka untuk mereka.
Rose kembali menahan rangkulannya dan membantu Jungkook berjalan masuk. Mendudukkannya di pinggir tempat tidur dan Hyeri segera memperbaiki bantalnya.
"Mau berbaring?"
Ia menggeleng pada pertanyaan Ibunya. Jungkook malah kasihan ketika Rose memegang bahu kiri dan memukul-mukulnya seolah pegal sekali.
"Ibu mau membuat makan malam dulu." Ucap Hyeri sambil membenarkan selimut ditubuh Jungkook yang seolah dipaksa berbaring, padahal tidak mau.
"Mau kubantu, Bu?" Tawar Rose. Lantas mendapatkan tatapan tajam dari Jungkook, dan Hyeri tertawa kecil menanggapinya sebelum menggeleng singkat.
"Tidak usah, Sayang. Kau disini saja temani Jungkook. Lagipula Ibu tidak memasak sendiri."
Melihat menantunya yang cantik mengangguk keras, Hyeri pamit pergi dan merapatkan pintu kembali. Sementara Rose berbalik menatap Jeon Jungkook yang duduk polos ditempat tidurnya.
"Kau butuh sesuatu?" Tanyanya dengan wajah berseri. Sebut saja, dia juga kurang nyaman di tempat yang disebut Rumah Sakit. Dan Jungkook mengulum senyum sambil menepuk-nepuk tempat luang disebelahnya.
"Kau pasti lelah, kan? Kemarilah."
Rose melepas tas dan mengitari tempat tidur. Terasa dejavu, karna dia memang selalu tidur disebelah kiri Jungkook. Perlahan merangkak naik dan duduk disebelah laki-laki itu dengan kedua kaki terlipat.
"Jung, jadi bulan ini kau akan wisuda?" Tanyanya tiba-tiba. Dimana Jeon Jungkook hanya mengendik. Entah itu artinya tidak tahu atau tidak peduli. Yang jelas, Rose jengkel.
"Kenapa?"
"Stefan bilang kalau wisuda tahun ini akan digelar di London." Kata Rose lagi. Kali ini dengan wajah tertekuk dan Jungkook cuma tersenyum sambil menaikkan tangan kanan yang masih dilekati perban kecil untuk bekas infus. Menyelipkan rambut pirang istrinya kebelakang telinga dan menurunkannya kembali.
"Aku benar-benar tidak tahu. Kalau keputusan Rektor Bang sudah begitu, tidak bisa diganggu gugat lagi."
Lalu Rose menurunkan kedua sudut bibirnya. Mengingat perkiraan tanggal oleh Steve, kira-kira dia punya waktu untuk ikut tidak ya?
"Hei, kenapa melamun? Mau ikut?"
Dan tidak ada yang bisa menghentikan Rose untuk mengangguk keras.
"Aku kan mau melihatmu wisuda.""Kita bicarakan itu nanti saja." Sela Jungkook. Wajahnya yang sebelum ini tenang-tenang saja, berubah tegas. "Sekarang jawab pertanyaanku, Jeon Rosie. Apa saja keseharianmu saat di Meilbourne? Kau tidak dekat dengan laki-laki lain, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Euphoria [2020]END✔
RomanceKetika Jeon Jungkook menemukan kembali Euphorianya yang hilang dalam bentukan gadis manis polos pecinta es krim dan kesayangan semua orang.