Chap.18

2.3K 359 3
                                    

Kenapa Rose merasakan tempat tidur ini bergerak? Apa yang salah?

Ia membalikkan tubuh dan terkejut melihat tubuh Jungkook yang terbaring dengan mata terpejam tapi dipenuhi keringat--terutama dahi--dan jangan lupakan getaran aneh yang dirasakan Rose akibat kegelisahan Jungkook dalam tidurnya.

Ada apa ini? Pikirnya dengan panik.

Ia terduduk menekan saklar lampu utama yang berada di dinding belakang nakas. Ketika lampu menyala, Rose menggoyangkan lengan Jungkook sambil memanggil namanya. Karna jujur--dia agak takut. Kerutan Jungkook menandakan Ia sedang mimpi buruk sekarang.

"Jeon? Jeon Jungkook? Kau kenapa?"

"Tidak," racaunya.

Bwo? Rose mengedip. Apa yang tidak? Jungkook menjawab tapi masih tertidur.

"Jungkook, bangun! Kau menakutiku!" Katanya mulai panik.

"Tidak-tidak!" Racau Jungkook lagi dengan hempasan-hempasan yang dia lakukan sampai membuat Rose terkejut begitu laki-laki itu langsung membuka matanya dan terbangun. Terengah dan peluh semakin memenuhi dahinya. Sementara dadanya naik turun dan belum menyaksikan bagaimana Rose menyeret bokongnya sedikit menjauh.

"J-Jungkook, kau kenapa?" Tanyanya dengan nada bergetar.

Jungkook malah langsung memeluknya dengan sangat erat, dan merasakan gadis pirang ini balas menepuk-nepuk punggung lebarnya beberapa kali. Ia dalam keadaan sangat takut, dan jantungnya bisa dibilang seolah Jungkook baru pulang berlari saking cepatnya berdetak.

"Kau mimpi buruk?"

Jungkook jelas mengangguk. "Sangat buruk."

Rose melepaskannya dan keduanya bertatapan. Si gadis Park langsung memicing. "Tentang apa? Kenapa kau setakut itu sampai teriak? Tapi kalau tentang hantu, tidak usah cerita."

Jungkook memejamkan matanya sejenak. Ini adalah kedua yang terburuk dari semua mimpi buruk yang pernah mendatanginya. Pertama adalah ketika bermimpi ibunya meninggal, dan Jungkook pernah mengalami itu dua kali tahun lalu ketika ibunya drop. Sekarang dia memimpikan Rose meninggalkannya?!

Mimpi sialan. Umpatnya dalam hati.

"Jeon Jungkook?"

Jungkook membuka matanya dan berpapasan dengan bola mata coklat muda milik Rose yang mengulang perkataan.

"Sepertinya tidak usah cerita."

Rose hanya mengangguk kemudian menjauhkan diri. "Eoh, sebaiknya memang begitu." Katanya sebelum memegang dadanya yang sebelum ini terkejut sampai bernafas dengan cepat. "Astaga dadaku,"

Jungkook langsung memasang tampang panik dan menghadap gadis itu setelah sebelumnya mencoba keras bagaimana menyingkirkan mimpi itu dari kepalanya. "Apa? Dadamu kenapa?" Tanyanya dengan nada khawatir sementara Rose berbaring sambil terengah. "Jung, aku takut sekali. Kalau takut, biasanya dadaku sakit."

Jungkook yang mimpi, kenapa Rose yang sakit? Tapi dia memilih tidak bertanya. Soalnya Rose sedang berbaring dan sedang mengatur nafasnya.

Sekarang gadis itu mencoba berbaring dan alisnya mengerut kesakitan hingga kekhawatiran Jungkook makin kalap.

"Parah sekali? Kita ke klinik desa?"

"Jam 2 begini mana ada klinik yang buka?"

"Kalau dibayar mahal, mau jam berapapun pasti akan dilayani. Ayo kita ke klinik." Sela Jungkook lagi dengan cepat.

"Halah, tidak usah. Dasar berlebihan." Dan malah mendapatkan lambaian tangan santai dari Rose yang sekarang sudah rileks kembali.

Jungkook menghela nafas. Dia kan cuma takut Rose kenapa-napa. Jadi Ia memilih berbaring dan menatap gadis itu. Tiba-tiba teringat mimpi buruknya yang terasa sangat nyata dan seolah terulang lagi.

The Lost Euphoria [2020]END✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang