Meskipun Rose terkenal aneh--dalam bentukan pembuat onar, selalu berteriak, tidak suka pada aturan, nyolot, pemaki yang lancar, suka hal-hal ekstrim yang menjamin kesenangannya, menyetir kesetanan, dan sensitive dingin--dia sebenarnya hanya seorang gadis yang sifatnya tidak buruk-buruk amat.
Buktinya dia suka menolong seseorang yang dalam keadaan sulit, punya rasa simpati yang besar, jujur--atau mungkin bisa dibilang sedikit goblok karna terlalu spontan dalam hal apapun--dan yang terpenting, dia punya kecerdasannya sendiri. Merakit bom baterai hanya satu dari sekian banyaknya kemampuan yang dunia tidak tahu darinya.
Dia bisa membunuh orang hanya dengan krim cukur yang dicampur dengan larutan-larutan kimia yang dia ambil diam-diam--alias dicuri--dari gudang rumah Jimin. Rose pernah membuat salah satu teman kampusnya sekarat, membuat dia dikeluarkan dari kampus dan mendapat omelan panjang lebar dari semua keluarganya. Dari nenek-nenek, kakek-kakek, paman-paman, bibi-bibi, dan kakak-kakak sepupunya yang lain--terutama Jimin sendiri.
Sekarang sudah tidak.
Sebut saja, eksistensi keonarannya berkurang sedikit.
Dia mana mungkin melakukan itu pada Jeon Jungkook. Itu malah akan memicunya menjadi janda sungguhan. Jelas tidak mau. Dia sudah terlanjur nyaman dengan laki-laki Jeon kekanakan yang sering sekali merajuk itu.
Tampan, atletis, kaya, pemanja yang handal, manis, dan--banyak lagi yang merupakan tumpukan kesempurnaan si Jeon tunggal itu.
Baik. Mari berhenti untuk topik bodoh di kepalanya. Kini Park membuka pintu kamarnya dan Jungkook. Mendapati pemuda itu tengah--ya tentu saja didepan laptop lagi.
Rose mendengus dan didengar oleh telinga super Jungkook yang sedang duduk dibawah karpet dekat ranjang sambil memangku laptopnya ditemani kacamata yang bertengger di hidungnya. Ia mengangkat kepalanya sejenak untuk menatap Rose dengan datar dan kembali menekuni pekerjaannya kembali tanpa memedulikan Rose yang memasang cengiran diambang pintu.
Gadis itu berjalan mendekatinya dan duduk di depan Jungkook yang sengaja belum mengangkat pandangannya seolah tengah sibuk sekali.
"Hei, Jung."
Dia masih tidak berkutik.
"Jungkook-ssi."
Akhirnya Rose menyerah. Ia menutup laptop Jungkook dengan kasar sampai pemuda itu menatapnya dengan tajam.
"Park Rosie, apa yang kau lakukan?!"
"Aku tahu kau mendengarku!"
Jungkook memutar bola matanya dan akhirnya bangkit. Pura-pura tidak tahu menahu kalau Rose mengikutinya ketika dia menuju nakas untuk meletakkan laptop dan kacamatanya di nakas sebelum akhirnya berbaring diatas tempat tidur dan membelakanginya begitu saja. Bahkan mengambil tempat di tengah seolah tidak mengizinkan gadis itu tidur disebelahnya.
Jahat sekali.
Rose duduk diatas kasurnya dengan kedua tangan bertumpu pada permukaan kasur.
"Bukan salahku kalau aku tidak tahu yang kau inginkan di hari ulangtahunmu! Kau tinggal sebut kau mau apa, jadi takkan serumit ini! Tahu sendiri otakku tidak seberkualitas otakmu. Kenapa kau marah padaku?!" Ia duduk lemas di balik punggung Jungkook dengan wajah kesal bercampur sedih.
"Kau kan tinggal bilang yang kau mau." Lanjutnya.
Jeon Jungkook malah mengambil satu bantal dan menutup telinganya. Membuat Rose semakin kesal dan akhirnya menarik selimut Jungkook dengan kasar. "Jungkook, dengarkan aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Euphoria [2020]END✔
RomanceKetika Jeon Jungkook menemukan kembali Euphorianya yang hilang dalam bentukan gadis manis polos pecinta es krim dan kesayangan semua orang.