Chap.8

2.3K 366 6
                                    

"Bye, Rochie!" Teriak Jisoo, diikuti Lisa dan Jennie yang mengantar si gadis Park pulang ke kediaman Jimin siang ini. Berhubung laki-laki itu sibuk lagi dan Ia kabur ketika Jungkook atau Steve menawarkan tumpangan.



Rose tersenyum lebar dan melambai pada ketiga temannya didalam mobil silver milik Lisa itu dengan gerakan lucu. Bunyi klakson singkat membuat Rose berbalik memasuki gerbang karna teman-temannya sudah pergi.

Tapi setelah kakinya melangkah masuk di pagar, auranya terasa berbeda.

Dia mengendik tidak peduli dan masuk. Kemudian melewati halaman dan membuka pintu rumah.
"Aku pulang!"


Ketika akan mengganti sepatu dengan sendal rumahannya, seorang wanita berdiri tegas didepannya sambil berkacak pinggang. Awalnya sih mengira itu asisten rumah Jimin.

Rambut blonde seperti miliknya dan memakai dress hitam atau mungkin navi sepaha ketat yang menampilkan panggul ideal milik wanita itu dan juga perut buncitnya.

Tunggu--











Rose sepertinya kenal.











"Astaga, Mum?!" Kagetnya.



Sandara Park menatapnya dengan garang. Yah, kan sudah darisananya.



"Roseanne Park Chaeyoung, sudah berapa kali Mum bilang jangan pakai celana pendek ke kampus!"

Rose mengedip. Kenapa ibunya ada disini?!



Mampus.










"Ibu, ini--"


"Style? Alasan!"

"Ibu sendiri pakai baju ketat,"

Sandara melihat tubuh bawahnya dan kembali menatap Rose dengan sangar.
"Karna Mum sudah bersuami. Lagipula mana mungkin Mum memakai jeans? Kau mau nanti adikmu remuk?!"

Rose mendengus. "Bukannya memelukku, ibu malah mengomel."

"Ada apa ini?" Muncul lagi satu orang laki-laki yang membuat wajah Rose makin pudar.


God. Orangtuanya disini.

"Ah, kau sudah pulang?"


"Seriously?" Rose memasang tampang datar.


"Heh, kau tidak suka kedatangan kami?" Sandara makin berkacak. Yah, selama hamil maunya mengomel terus. Ujian bagi Park Jiyoung, sebenarnya.

Rose berjalan menuju mereka dan menatap orangtuanya satu persatu.
"Kukira kalian sibuk. Kenapa tiba-tiba di Korea?"


Dara dan suaminya saling lirik. "Ah, palingan kami disini hanya dua-tiga hari. Ada pertemuan penting, jadi kami harus kemari." Jawab sang ayah.

"Penting sekali ya?" Rose mengerut heran. Kepentingan macam apa sampai orangtuanya meninggalkan pekerjaan mereka di Australia dan kemari selama dua-tiga hari?

"Yup. Now, you can take a break in your bedroom, little Rosie."

"Ayolah, kita jalan-jalan keluar!" Seru Rose yang digelengi sang ayah.

"Not now, sweetheart. Kami harus pergi sekarang. Kita bisa makan malam di luar nanti malam,"

Putri sulung mereka itu menghela nafas. "Arasseo,"

"Don't you wanna to hug me?" Rose mengerang jengah.


Lalu orangtuanya memeluknya bergantian. "Sekarang pergilah istirahat."


The Lost Euphoria [2020]END✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang