Chap.20

2.4K 355 9
                                    

BLACKPINK yang berisikan empat orang gadis yang kontroversial se-kampus itu cukup bersenang-senang di pagi menuju siang ini. Sebut saja, mereka bermain di pinggiran sungai tapi bukan bermain air. Melainkan melempar petasan untuk sekumpulan bebek yang memilih berimigrasi menjauh ketika Jisoo melemparkan petasan yang mereka beli di pasar. Sambil bersembunyi dibalik batu besar, Jennie memilih diam disana karna dia takut bebek. Terlebih kalau mereka mengamuk dan mengejar mereka.

Jennie melihat ketiga sahabat gilanya mendekat dengan tawa puas usai mengerjai bebek-bebek tak berdosa yang kini sudah berada sangat jauh dari mereka sambil berbunyi ramai seolah mengomeli kelakuan gadis-gadis itu.

Sementara gadis Kim mendengus kesal. "Huft!" Keluhnya kasar. Apa kalian punya ide bersenang-senang yang lebih bagus? Ini sangat--euh, Lalisa--berhenti menatapku begitu!"

Lisa rupanya memasang tampang mengejek dan berakhir menyengir. Sementara Rose langsung merangkul gadis Kim itu. Bukan Jisoo karna sekarang dia baru kembali usai mencuci tangannya disungai.

"Ini sangat menyenangkan. Sekali-kali, ayo kita pesan bom sekalian."

"Bukannya mengerjai bebek--itu malah bisa membunuh populasi manusia di desa ini." Jisoo sukses memutar bola matanya jengah.

"Jangan khawatir. Setelah itu kita kabur," Rose menengahi.

"Ayolah. Kenapa kita tidak keluar pedesaan dan belanja di mall?"

"Tapi bagaimana kalau kita dicari?" Lisa bertanya balik pada Jennie Kim yang mengakui dirinya jengkel karna belum belanja dari kemarin lewat ekspresi malas.

"Tenang, Jeon Jungkook dan Park Chanyeol bisa mengatasi 20 siswa SMA itu." jawab Jisoo.

"Nanti Kim Taehyung marah."

Jennie melambaikan tangan karna ucapan Lisa  dengan santai, seolah menghadapi kemarahan Taehyung nanti bukanlah hal yang baru pertama kali menyapanya. "Halah, cuma Taehyung."

"Lalu bagaimana denganku?" Rose menunjuk dirinya sendiri dengan tak berselera dan berakhir ditatap oleh ketiga temannya. "Sejauh yang kutahu, dia pemarah sekali dan tidak bisa kelabui cuma dengan kata-kata. Tadi saja aku sempat bertengkar karna perkara asinan telur."

"Iya, benar. Nanti Jeon Jungkook marah. Jujur, Rosie--kalau Taehyung, itu lebih mending ketimbang Jungkook yang marah." Jelas Lisa dan Jennie diam-diam mengangguk setuju.

"Tahu kalau dia marah bagaimana?"

Rose mengendik. "Dia tidak akan berani memarahiku." Sahutnya bangga. Dengan alis dan dagu terangkat yang melambangkan keangkuhan pada ekspresinya. "Dia bilang dia suka padaku dan faktanya--" Ia mengibaskan rambut hingga telak mengenai seluruh wajah Lisa. "--aku ini istrinya."

"Kau minta izin padanya dulu." Kata Jennie dengan lancar, dan mendapatkan delikan dari Rose. Seolah meminta izin ke Jungkook itu, adalah hal yang belum dia lakukan--tapi sudah yakin 10000000000000....% tidak bakal diizinkan.

"Minta izin ke Jungkook lebih susah daripada minta izin ke Jimin."

"Jadi bagaimana?" Jisoo bertanya cemas.

"Hah, sepertinya tidak usah. Kalian sepemikiran denganku kan?" Rose balik bertanya pada mereka.

"Well, kita tidak punya pilihan. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu luang siang ini?" Lisa bertanya lagi, meminta pendapat teman-teman sejawatnya itu.

Rose ingat. Dia dan Jungkook kan punya rencana kencan. Kalau dia pergi bersama teman-temannya, apa Jungkook bakal marah? Dia kan gampang sekali merajuk.

"Oi, Chaeng. Kenapa kau diam saja? Kau ikut, tidak?" Lisa bertanya.

Sementara itu, Park Rosie menimang. Tapi kan dia juga tidak mau ketinggalan kesenangan bersama teman-temannya, mengingat mereka sudah bebas dari jangkauannya Jimin.

The Lost Euphoria [2020]END✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang