Chap.17

2.6K 368 7
                                    

Jeon Jungkook mungkin saja untuk pertama kalinya makan ramyeon seenak tadi.

Ramyeon biasa, dan dia sudah pernah mencicipinya tahun lalu. Tapi rasanya tidak semenyenangkan buatan Rose. Terutama ketika mereka makan berdua dibawah lantai yang dingin karna Rose belum memasang karpet bulu yang dia bawa dari rumah. Ralat--rumah Jimin.

Dan sekarang, dia dan Chanyeol berada di Yanghyang--bagian selatan balai kota untuk belanja. Cukup jauh juga. Berhubung jalan untuk keluar dari desa saja cukup jauh. Tapi dia perlu membeli bahan makanan. Dua kardus air mineral yang akan diletakkan di aula pembelajaran yang siap dijalankan mulai nanti malam dan--tteobokki.

Yah, dibelikan untuk Rose yang dia tinggalkan pas gadis kesayangannya itu tidur nyenyak usai memakan ramyeon. Sementara Ia menyetir, Ia mendengar Chanyeol--rekannya yang dari dulu sekali--tengah bicara lewat telfon dengan seseorang memakai nada yang sopan. Sementara Ia menyetir sambil melihat ke pinggir jalan untuk mencari kedai tteobokki terenak yang Ia telusuri di internet.

"Oh, ya ampun. Mereka ada-ada saja." Keluhnya sambil menyimpan kembali ponsel itu disaku jaket denimnya.

"Siapa itu?"

"Kim Miyeon-seosangnim. Dia benar-benar dosen banyak perintah. Dia menyuruh kita singgah mencarikannya bandul tidur karna Ia melupakan bandulnya. Bukankah dia menyebalkan?"

Jungkook mengangguk setuju untuk itu. Dibandingkan semua Dosen dan Professor yang berada dikampus, Kim Miyeon ini paling ingin Ia cekik karna banyak perintah. Yang dimana anak kecil juga tahu kalau itu hanya modus agar berdekatan dengannya.

Miris.

Jungkook melihat sebuah kedai tepat seperti yang dia lihat di internet. Mulai meminggirkan mobilnya dan melepas sabuk pengaman ketika kendaraan milik Hwang Minhyun selaku Dosen dan panitia inti kegiatan ini.

"Aku keluar dulu."

Chanyeol melirik tempat itu dengan anggukan.
"Ya. Tapi jangan lama-lama."







...

Jungkook merapatkan pintu mobilnya dan berjalan masuk ke kedai tteobokki. Memesankan satu wadah makanan merah menggoda itu dengan sambal yang dipisahkan karna siapa tahu Rose tidak suka pedas sepertinya. Wanita gempal itu tersenyum dan mempersilahkannya duduk untuk menunggu di salah satu tempat pelanggan.

Ia mengecek ponselnya. Kalau Rose belum telfon, artinya dia belum bangun. Pikirnya. Atau mungkin sudah bangun tapi tidak menelfonnya.

Ah, entahlah.

Jelasnya Jungkook tahu, usai muntah sebanyak itu--Rose pasti luar biasa lapar. Dan ramyeon pastinya tidak terlalu membuatnya kenyang. Terlebih, makanan pedas adalah penguat yang baik setelah muntah.

Begitu pesanannya siap, Jungkook membayar sebelum keluar menuju mobil yang terparkir diluar. Dan nyaris seperti dunia akan runtuh, Ia mendadak kaku dan senyuman yang awalnya tengah memikirkan ekspresi Rose nanti mendapati tteobokki menjadi luntur seolah Jungkook tidak pernah tersenyum. Kilatan matanya menajam ketika gadis--pusat dari kebenciannya selama ini tersenyum lebar kearahnya. Berdiri di trotoar yang berjarak sekitar 10 meter darinya.

Dan dia--Shuhua--malah tersenyum didepannya. Sehingga Jungkook terasa sulit bergerak. "Jungkook!" Serunya dengan riang. Lantas berlari mendekat dan Jungkook sulit menggerakkan kakinya sekarang.

"Jungkook-ssi, lama tidak berjumpa!"

Jungkook masih diam dengan geram yang tersamarkan oleh pandangan dinginnya pada gadis itu. Memakai blazer kuning pastel dan rok putih sepaha. Juga sepatu sneakers putih dan kaus kaki senada yang hanya sampai tumit. Membawa tas senada dengan rok dan sepatunya, serta tersenyum lebar.

The Lost Euphoria [2020]END✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang