Chap.7

2.6K 385 3
                                    

Langsung saja, ini soal keberangkan Jungkook menuju kampus. Seperti kebiasaannya tiap pagi. Yaitu menuju kamar ibunya dan pamit. Sementara ayahnya berangkat lebih dulu darinya hari ini.



Pintu putih itu terbuka. Menampakkan Jungkook yang selalu rapi seperti biasa. Hari ini Ia memakai kaus monochrome berlengan panjang dengan celana jeans biru muda beraksen pudar, tas punggung hitam, dan sepatu sneakers putih.


Ia melempar senyuman pada ibunya yang tengah memakan potongan apel yang dikupaskan sang asisten. Terduduk diatas tempat tidur dan menyandar di kepala ranjang. Menghadap ke tv yang menyala.


"Selamat pagi, Jungkook-ah." Sapa sang ibu. Jungkook mendekat dan duduk dipinggir tempat tidur.


"Selamat pagi juga." Sahut Jungkook.



"Ahjumoni, bisa tinggalkan kami dulu?"



Asisten yang sudah kerja dikediaman keluarga Jeon sejak Jungkook lahir itu mengangguk patuh dan pamit keluar. Setelah pintu kembali rapat, Jungkook menatap ibunya. Kalau minta bicara empat mata begini, berarti ada yang mau diobrolkan secara pribadi.




"Ibu mau mengatakan sesuatu padamu."



Jungkook tahu. Tanpa ibunya bilang. Jadi dia mengangguk dan mempersilahkan wanita kesayangannya itu angkat bicara.



"Ini soal Rose."



Nah, kan?




Perkiraan Jungkook tak penah meleset. Kini kenapa lagi?


"Aku dan ayahmu sudah membicarakan ini, Sayang. Ayahmu bilang pada ibu kalau kau dan Rose pernah keluar bersama."




Jungkook gemas pada ayahnya dalam seketika. Sudah dimintai agar laki-laki itu tidak membocorkannya pada Hyeri, karna tahu betul yang akan dipikirkan sang ibu setelah tahu Jungkook dan Rose keluar bersama malam itu.

"Kami berencana menikahkanmu dengan Rose dan meminta orangtuanya datang kemari untuk mendiskusikan ini."


Jungkook memejamkan matanya frustasi. "Ibu mau menikahkanku di usia semuda ini? Ibu, aku dan Rose masih 22 tahun dan aku ingin fokus di kuliahku."


Hyeri tidak menggeleng maupun mengangguk. Tapi hanya tersenyum halus. "Ibu tahu ini terburu-buru. Kau sudah menanggung sakit hatimu karna gadis itu selama ini, dan kami merasa kalau Rose adalah peluangmu untuk kembali membuka hati pada perempuan. Lagipula--" kemudian wanita itu menunduk lesu. "Ibu hanya ingin melihatmu tertawa seperti dulu lagi."


Tunggu, darimana ibunya tahu bahwa dia tertawa kalau dengan Rose?




Melihat putra semata wayangnya melamun, lengan putih itu menyentuh bahunya dan Jungkook kembali tersadar.
"Kau tidak mau, ya?" Tanyanya dengan halus.




"Bukan begitu, Bu. Hanya saja--memangnya Rose akan mau? Terlebih denganku, karna kami tidak saling dengan kenal baik." Jungkook tahu betul, dari gelagat Rose saja dia sudah tahu gadis itu tipe orang yang mau bebas.


"Kita bisa mencoba itu. Ini bukan pemaksaan, Jungkook. Kau paham? Jangan sampai kau merasa kalau ibu menekankanmu untuk dijodohkan."


Jungkook terdiam sejenak kemudian mengangguk paham untuk itu. Memangnya kapan ibunya memaksanya? Kecuali saat ibunya memperingatinya untuk menjauhi Shuhua.



"Anak baik. Ibu menyayangimu."



Jungkook terdiam sejenak dan membiarkan semua pemikiran ini meresap masuk diotaknya.


The Lost Euphoria [2020]END✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang