Part.4 || Sandwitch Tante Megan

7.4K 889 91
                                    

⚠Warning!⚠
Part ini mengandung beberapa kata kasar, harap bijak dalam membaca💚

⚠Warning!⚠Part ini mengandung beberapa kata kasar, harap bijak dalam membaca💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau capek, boleh nyerahkan?"

"Bukan nyerah, tapi istirahat! udah gitu bangkit lagi!" (Arjun, 2k21)
.
.
.
.
.

💚💚💚











"Heh!" kepala remaja enam belas tahun itu mendongak terkejut saat seseorang menendang kasar mejanya.

Sebelah alisnya terangkat, bertanya. Malas mengeluarkan suaranya yang ujungnya akan kalah debat dengan gerombolan anak orang kaya di depannya.

"Sombong amat!" si lelaki dengan mata onyxnya bertanya kesal, "hajar, No!" yang memiliki tubuh lebih berisi mencoba memanasi.

"Nggs ngga, lagi baik gue." Keenan menghela, drama. Pikirnya.

Lebih memilih menangkupkan kembali kepalanya di antara tumpukan kedua tangannya di atas meja daripada harus menanggapi dua manusia tak berguna yang kerjanya hanya menyombongkan diri mereka.

"Malah tidur si bangke!" Givano, pemilik netra Onyx itu menggeram kesal, di tariknya kasar Surai legam itu hingga sang pemiliknya meringis keras "sakit!" kasar Keenan menangkis tangan pemuda sipit itu, menatapnya nyalang yang hanya di hadiahi kekehan meremehkan dari ketiga orang disana.

Seisi kelas lebih memilih acuh, mengabaikan perudungan di depan mereka seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kerjain tugas fisika gue!" kepala Keenan mendongak, si bule bodoh ternyata. Batinnya.

"Muka doang bule, otak dongkol!" bukan, bukan Keanan yang menyahut, tapi Arjun sosok mungil yang baru saja datang.

"Mulut lo gak pernah di sekolahin?!"

"Akhlak lo gak pernah di sekolahin?!" Arjun duduk di bangkunya, tersenyum remeh ke arah gerombolan menyebalkan itu.

Madhava, atau biasa di panggil Dava si ketua geng dari kelas tingkat akhir, anak itu menatap nyalang ke arah Arjun "berani ya lo?!"

Arjun berdecak, "kenapa harus takut? Lo cuman gak lebih dari sampah di sekolah ini, dengan modal orang tua lo sebagai kepala sekolah doang! Dan lo bahkan semena-mena sama Keenan? Gila!"

Keenan hanya bungkam, ia juga bingung harus bagaimana. Tak ada yang salah dengan ucapan Arjun, namun marahnya Dava yang akan berdampak buruk padanya.

"Jun, udah."

"Lo juga, Nan! Jangan diem aja di kerjain sama tiga curut sekolah ini!" pada akhirnya Keenan juga kena semprot.

"—lagian mikir dong onta Fir'aun! Keenan tuh anak kelas sebelas dan lo anak kelas dua belas, bego! mana ngerti dia sama materinya!"

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang