Part.20 || Darren yang posesif

5.6K 770 116
                                    

"Persetan!! Berani lo nyakitin dia lagi, beneran bakal mati lo di tangan gue!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Persetan!! Berani lo nyakitin dia lagi, beneran bakal mati lo di tangan gue!"

.
.
.

________

Rasendra.

🍃🍃🍃

.
.
.

💚💚💚











Barra tak pernah terbiasa, memeriksa keadaan adiknya. Mengecek seluruh tubuhnya, bahkan luka cambuk di tubuh ringkihnya kini tak ada, hanya beberapa bekas luka yang mungkin memang terlihat permanen. Hanya bekas, dan itu terlihat benar-benar luka lama. Tentu saja, tiga tahun Keenan menjalani hidup tanpa sedikitpun kekerasan fisik yang di dapatnya.

Barra menghela, atensinya sedikit terbagi. Pada sosok  darren yang tengah tertidur di kursi jaga di samping bangsal dengan kedua tangan bersilang dada, tak menyadari hadirnya.

"Maaf," suaranya pelan melirih, seperti bisikan. Sangat pelan. Tangan kanannya bergerak, mengusap rindu pada surai legam sang adik.

"Kakak kangen," kembali ia berbisik lirih tepat di telinganya, takut-takut Darren mendengar ucap lirihnya. Bukan ia takut pada Darren, tapi pemuda yang bahkan telah mengurus adiknya selama lebih dari tiga tahun itu terlihat berkali lipat lebih baik darinya. Sifat hangatnya, berbanding terbalik darinya yang dulu bahkan terus bersikap dingin pada Keenan.  Ia malu sendiri, demi Tuhan.

Keenan masih terlelap, padahal jelas anak itu tidak koma. Hanya pengaruh obat bius darinya agar sang adik bisa beristirahat total. Namun sudah menginjak hari ke tiga, Keenan bahkan belum juga membuka matanya. Harusnya dari kemarin adik nya itu sudah bangun, netranya tanpa sadar kembali berembun, menghapusnya kasar saat setetes air mata berhasil lolos membasahi pipinya.

Ponselnya dalam saku nubah kebanggaannya bergetar, sebuah panggilan masuk dari sang ayah. Sedikit melirik Darren yang masih pulas tertidur di kursi jaga dalam ke adaan yang dapat di pastikan tidak terlalu nyaman. Berapa hari pemuda itu tidak tidur? Kantung matanya terlihat sangat jelas.

Barra menghela kembali, melangkah keluar untuk mengangkat panggilan masuk dari sang ayah, mengusap sebentar surai legam adiknya.

"Hallo, ayah?"









































"Barra?"

Darren membuka netranya pelan, sejak tadi ia tak tertidur. Mendengar segala macam bisikan dokter muda itu pada sang adik.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang