"Terserah. Yang jelas gue gak mau berdamai sama lo! kemaren di kasih celah sedikit aja akhlak lo udah kayak setan!" (Darren, 2k21)
.
.
.
Sudah satu minggu lebih, dan keadaan Keenan sama sekali tidak menunjukan perubahan yang signifikan.
Darren dengan lingkar hitam di sekitar matanya dan rambut acak-acakannya, menempelkan pipi kirinya pada lengan tak terinfuse milik adiknya.
"Bang," suara berat dengan intonasi yang khas membuat pemuda itu mau tak mau mengangkat kepalanya, menoleh ke samping kiri dimana si pemilik suara berada.
Keadaan Barra tak jauh berbeda, lingkar hitam yang serupa terlihat jelas di sekitar matanya "keadaan Keenan memburuk."
Apalagi sekarang?!
Darren menghela kasar, "gak percaya gue."
"Tolong,"
"Berisik! Gue mau tidur!" kepalanya kembali menelusup, menempelkan wajahnya di lengan Keenan.
"Hari ini, atau besok, atau besoknya lagi Rasen pasti bangun! Ngomel-ngomel lagi kayak dulu ke gue, gue yakin! Jadi, mending lo pergi kalau misalnya cuman mau ngomongin omong kosong kayak gitu!" sambungnya kemudian, "gue- bakal jadi pendonor buat adek kita. Jadi-"
"Berisik! Gue bilang pergi!" netra Barra terpejam mendengar pekik kerasnya "udah cocok semua." kesal, Darren mengangkat kembali kepalanya dan menatap tajam pemuda disampingnya.
"Dan buat gue jadi orang jahat di mata Keenan, gitu?"
"Maksud lo?" Darren tersenyum sinis, tubuhnya beranjak dan menyeret jubah putih Barra menuju ke pintu keluar.
"Lo sengaja, kan?"
"Gak ngerti gue lo ngomong apaan!"
"Gue lebih gak ngerti maksud lo jadi pendonor buat adek gue apaan!" Keduanya saling bersitegang, menatap tajam satu sama lain hingga Barra yang lebih dulu mengalah "gue mau Keenan sembuh." ucapnya pelan, Darren mendengus "dan lo bakal ngambil dia dari gue, iya?"
Barra menoleh, menatap tak suka ke arah pemuda itu "tolong, singkirin ego lo! Gue tau gue salah kemaren udah ngebahas hal yang sensitif kayak gitu sama lo, sampe Keenan yang bahkan jadi korbannya. Sorry."
"Lo bener, Rasen jadi-korbannya."
Kembali mengingat kejadian satu minggu yang lalu, wajah Darren kembali murung, tubuhnya ia sandarkan di dinding dengan kepala yang menunduk.
"Sekarang gue gak peduli Keenan mau ikut siapa, gue atau lo. Dia berhak milih, biar dia yang nentuin. Tapi, gue mohon tolong tanda tanganin semua berkasnya. Berkas buat operasi dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver]
Teen Fiction"Segini juga Keenan udah lebih dari bahagia, denger ayah udah gak benci Keenan lagi, denger ayah sayang sama Keenan, denger ayah udah sedikit nerima hadir Keenan, semua udah cukup buat Keenan lebih dari bahagia, pengakuan dari ayah yang selama ini K...