Part.45 || Keenan Pulang

6.4K 567 74
                                    

"Sebentar lagi, tolong rawat Keenan dengan Ikhlas sampe Allah manggil Keenan buat pulang?" (Rasendra, 2k21)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebentar lagi, tolong rawat Keenan dengan Ikhlas sampe Allah manggil Keenan buat pulang?" (Rasendra, 2k21)

.
.
.
💜💜💜


















Tak ada yang tau, bagaimana Tuhan dengan sangat mudahnya membolak balikan hati seseorang. Meluluhkan kerasnya hati mereka. Membuat mereka sadar akan segala kesalahan yang mereka perbuat.

Ada beberapa diantara mereka yang mampu menebusnya, adapula yang tak mampu menebusnya karena sudah terlalu terlambat.

Apapun, dan pada siapapun. Bukan Karma, tapi semua itu balasan dari Sang Kuasa atas segala apa yang telah di perbuatnya

Keenan Nayazva Rasendra.

Namanya indah, bukan?

Bukan siapapun yang memberinya nama seindah itu, tapi Ardian Bratadikara, sang ayah yang memberinya dengan cuma-cuma, jauh-jauh hari sebelum bayi mungilnya kala itu lahir ke dunia yang sama dengannya. Menghirup udara yang sama dan menatap langit yang sama dengannya.

Bayi mungil dengan berat hanya dua ratus delapan puluh Ons, dan tinggi empat puluh delapan sentimeter, bayi mungil itu bahkan tak langsung menangis, tak langsung mampu membuka matanya, tak mampu meminum susu yang di berikan perawat, bayi mungil itu langsung dimasukan ke dalam ruang inkubator saat keadaannya bahkan tak senormal bayi pada umumnya.

Keenan lahir prematur, saat sang bunda kala itu juga tengah mati-matian melawan penyakitnya dan mempertahankan kandungannya. Mengabaikan nyawanya yang mungkin bisa kapan saja terenggut dan lebih mementingkan si mungil dalam rahimnya ketimbang hidupnya sendiri.






































"Keenan Nayazva Rasendra.."

Riuh tepuk tangan menggema keras di aula besar itu saat satu nama di ucap lantang oleh sang kepala sekolah, nama yang sudah cukup sering di ucap dalam rangka perlombaan apapun, atau saat pembagian raport.

Senyumnya tercetak samar, membungkuk memberi hormat pada beberapa orang tua temannya yang menatapnya bangga, kedua tangannya saling bertaut gugup saat Pak Hadi, kepala sekolahnya memberinya sebuah piagam dan sebuah piala berukuran sedang padanya.

Tertulis dengan sangat manis di atas piagam itu,

Juara Pertama Olimpiade Sains Nasional, Keenan Nayazva Rasendra.

Berdiri dengan gugup di atas altar panggung dengan sebuah mic di depannya, anak itu menelan susah payah salivanya. Menoleh ke samping kiri dimana kepala sekolahnya berada yang hanya memberinya anggukan ringan agar anak lima belas tahun itu memberi sedikitnya sambutan atas pencapaiannya.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang