Part.39 || Secangkir Bahagia

3.6K 513 67
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Berkat om, bahagianya Keenan sempurna. Pengakuan yang Keenan dambain akhirnya bisa dia dapetin sekarang. Makasih."

.
.
.
💜💜💜





















"Keenan mau kerja." pelukannya di lepas, menatap satu persatu orang di depannya tanpa dosa, "dek!" Darren memekik, bukankah tadi anak itu bilang akan ikut pulang bersama mereka?

Lalu?

"Katanya tadi mau ikut pulang!" sentaknya pelan, Keenan memejam dengan bibir mendesah pelan "mubazir, udah dua minggu Keenan kerja disana. Sayang kalau gajinya gak di ambil." cengirannya menyebalkan, Demi Tuhan.

"Gapapa, biarin aja!" sentak Darren lagi, Keenan mendengus "keringet Keenan itu!" ucapnya tak terima, menatap nyalang pemuda yang lebih tua.

Barra hanya meneguk salivanya, bingung juga apa yang harus di katakan.

Lagi-lagi drama. Pikirnya.

"Dek-"

"Apa!" bukan pertanyaan, namun sentakan. Membuat Barra memejam erat, oh! Hujan lokal!

Pelan ia mengusap wajahnya yang sedikit basah, salahkan dirinya yang terlalu dekat dengan wajah di bungsu.

"Eh, maaf." sesalnya kemudian, menyadari Barra-lah yang telah disentak dan mdnjadi sasaran amuknya.

Barra tersenyum, menyentuh lengannya lembut "kita pulang bareng. Tapi kita ke- mana? Kamu kerja dimana?"

"Ada kedai kopi di pusat kota, yang punyanya kakek baik, mana sering di kasih uang tip, lumayan buat ongkos pulang' kan, kak?" cerocosnya, Barra mengangguk paham sedangkan Darren mendengus sebal.

"Kita ke kedai itu dulu, sekalian pamit sama Kakeknya. Bilang makasih juga karena seenggaknya udah jagain adeknya kakak."

Nah, ini kan enak di denger. Sungut Keenan dalam hati.

"Nah iya itu maksud Keenan," matanya mendelik ke arah Darren, "izin pamit." tekannya pada setiap kata, membuat Darren melotot ke arahnya.

"Apa?!"

"Apasih!" sergah Keenan sewot, Barra terkekeh "heh, udah."

"Biarin aja, Bar. udah eneg bunda mah sama kelakuan mereka." Razeta yang sejak tadi memperhatikan kembali bersuara, mengabaikan adu tatap keduanya.

"Padahal mah ya bun, tadi aja nangis-nangis, drama banget hidup mereka." Sang bunda mengangguk antusias dengan bibir mengerucut lucu.

Razeta sepertinya punya teman ghibah baru.

Yang disindir malah balas menatap sengit ke arah mereka, "berisik ya!" Darren berucap, "yang teriak-teriak siapa, bang?"

"Jangan nyaut lo!"

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang