"Itu makanan louis! Makanan kucing Rasendra!"
.
.
.
💚💚💚Kakinya tanpa sadar membawa langkahnya menuju ruangan dengan pintu bercatkan putih di depannya, berdiri untuk beberapa saat sebelum sebelah tangannya membukanya pelan.
Wanginya khas saat ia pertama memasuki ruangan yang tak terlalu besar, dan masuk ke dalam kategori sempit itu.
Masih sama, tetap rapi walau selama hampir dua bulan di tinggal pemiliknya begitu saja. Tumpukan sebuah kasur lipat, sebuah bantal usang, dan selimut tipis tepat ada di sudut kamar itu, di dekat pintu ada meja kecil tanpa kursi dengan tumpukan buku pelajaran miliknya dan beberapa piala yang berjejer rapi disana.
Di samping meja itu ada nakas kecil yang sejak tadi menggelitik obsidian legamnya. Ada sebuah kunci yang menggantung di sana. Kakinya di bawa semakin mendekat, dan tangan kanannya bergerak membuka nakas yang sebenarnya tak terkunci.
Tatapnya menyendu saat justru netranya melihat beberapa cutter kecil, dan beberapa tabung obat dengan beberapa tabung terlihat sudah kosong.
Barra yakin, anak itu pecandu obat penenang.
Tangannya bergerak mengambil sebuah cutter disana, cutter yang terbuka dengan jejak darah yang telah mengering di ujungnya.
Berapa kali anak itu mencoba menyakiti dirinya sendiri?
Di cengkram kuat cutter itu, kenapa anak itu bodoh sekali?
Lagi-lagi sebuah tabung obat namun berbeda dengan tabung obatnya yang lain, membuat penasaran dalam hatinya semakin menjadi.
Berbeda dengan tabung yang lain, dengan dosis yang tinggi. Keningnya mengernyit, membaca deret huruf kecil yang tercetak disana "Venetoclax." bibirnya menggumam pelan, Barra tidak buta tentang obat-obatan, bagaimana pun ia itu mahasiswa kedokteran. Dan ia sangat mengerti, obat macam apa yang kini dalam genggamnya.
Hanya tersisa beberapa pil, yang artinya sudah habis lebih dari setengahnya oleh anak itu. Dadanya menyesak, jantungnya berpacu dengan sangat cepat. Lagi-lagi perasaan aneh itu kembali hadir.
Lebih dari sebelumnya. Rasanya takut. Khawatir. Semua seolah menikam telak hatinya dalam satu perasaan aneh yang bersarang disana.
___________
Rasendra.
🍃🍃🍃
"udah siap semuanya?" Keenan mengedikan bahunya acuh, memang apa lagi yang harus di siapkan? Tak ada baju miliknya yang harus di kemas, selama ia di rumah sakit hanya pakaian rumah sakit yang ia pakai dan juga sweater kebesaran yang entah milik siapa, Darren bilang sih miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver]
Teen Fiction"Segini juga Keenan udah lebih dari bahagia, denger ayah udah gak benci Keenan lagi, denger ayah sayang sama Keenan, denger ayah udah sedikit nerima hadir Keenan, semua udah cukup buat Keenan lebih dari bahagia, pengakuan dari ayah yang selama ini K...