Part.11 || Tsundere

5.5K 759 106
                                    

"Ah! Tsundere

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah! Tsundere."

.
.
.
💚💚💚






Ngomong-ngomong tentang Abian yang berstatus ayah Darren, saat pemuda dua puluh lima tahun itu mengatakan jika ayahnya adalah pemilik sekolah pada Keenan, Darren tak membual. Pemuda itu benar-benar mengatakan kebenarannya.

Sekolah elit?

Keenan juga tak membual, sekolah tempatnya menuntut ilmu itu memang sekolahan elit, anak dari pejabat, dan juga orang-orang yang berpengaruh sedikit besarnya di dunia politik, atau yang lainnya.

Sekolah dengan mengambil jenjang mulai dari Taman Kanak-kanak sampai sekolah menengah atas, semua ada disana. Dan Keenan memang di masukan ke sekolah itu oleh Bi Asih dulu, bermodalkan otak cerdas, dan sopan santun yang tinggi, sejak dari sekolah dasar, anak itu sudah mendapatkan beasiswa. Itu katanya.

Padahal jelas, Abian ada di balik semuanya. Walaupun tak dapat di pungkiri jika otak seorang Keenan Nayazva itu memang cerdas.

Kalau Darren bilang, ayahnya itu takkan jatuh miskin. Kekayaan Abian bahkan bisa sampai menghidupi anak cucunya hingga tujuh turunan, delapan tanjakan dan sepuluh tikungan.

Darren tak bohong, sungguh. Hanya saja menyamar menjadi seorang pemilik kedai sederhana, demi bisa memantau putra bungsu sahabatnya itu ia lakukan. Keenan memang sebutuh itu, perlindungan.

"Nan," suara Abian memanggil dari Arah dapur, membuat anak enam belas tahun itu sedikit berlari menghampirinya "kenapa?"

"Cobain."

Keenan hanya tak tau saja, jika sosok yang kini tengah menyuapinya itu adalah pemilik sekolahan sekarang.

"Enak!" kedua tangannya terangkat, memberikan dengan semangat kedua ibu jarinya "beneran?" keenan mengangguk "mau, buatin." Pintanya, mengedip beberapa kali. Abian terkekeh, mencubit gemas pipi yang terlihat sedikit tirus milik Keenan.

"Siap, duduk. Udah sepi ini pelanggannya. Kita makan berdua." Keenan mengangguk antusias, mendudukan dirinya dengan nyaman di salah satu kursi pengunjung, menanti Abian kembali dengan dua piring nasi goreng hasil eksperimennya.

"Assalamualaikum, aa ganteng datang!" Keenan mengelua dada, terkejut. Lonceng yang tergantung di atas pintu saja sampai langsung berbunyi, suara pintu yang di buka dengan sedikit keras pun menimbulkan bunyi yang sedikit memekakan. Membuat lamunan pemuda enam belas tahun itu langsung buyar seketika.

Siapa lagi jika bukan Darren Affandra pelakunya?

Dengan tanpa dosa ia berjalan santai ke arah keenan, duduk dengan sangat manis menghadap anak itu yang jelas menatapnya tak suka.

"Siapa, ya?" Darren berdecak, "anaknya yang punya sekolah, kenalin Darren Affandra." Kali ini Keenan yang berdecak "sombong amat." Darren hanya terkekeh Mendengarnya.

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang