Part.40 || Semuanya palsu?

3.9K 525 52
                                    

"salah apa Keenan sampai ayah sebenci itu sama Keenan? Apa karena kelahiran Keenan? Apa karena bunda meninggal gara-gara Keenan? Kenapa- kenapa ayah dendam banget sama Keenan? Padahal bukan maunya Keenan lahir ke dunia dan renggut bunda dari hidup...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"salah apa Keenan sampai ayah sebenci itu sama Keenan? Apa karena kelahiran Keenan? Apa karena bunda meninggal gara-gara Keenan? Kenapa- kenapa ayah dendam banget sama Keenan? Padahal bukan maunya Keenan lahir ke dunia dan renggut bunda dari hidup ayah, bukan sama sekali bukan. Demi Allah bukan, kak."
.
.
.
💜💜💜



Tatapnya kosong keluar jendela, bahkan Darren yang beberapa saat lalu masuk saja masih ia abaikan, tak menyadari jika kini sosok tinggi itu tengah duduk dengan nyaman di samping brankarnya.

"Hey." Darren menyentuh pelan punggung tangannya yang sejak tadi bertaut di atas selimut yang menutupi kakinya.

"Oh." kepalanya menoleh, tersenyum sekilas ke arah Darren dan kembali termenung menatap ke luar jendela.

Malam sudah tiba, menyisakan hening dalam gulita malam. Menerbitkan bercak indah di atas langit gelap, "kenapa, hm?"

Kembali kepalanya menoleh dengan kernyitan di dahinya "kenapa?"

Darren mencabikan mulutnya, menyisir lembut surai legam adiknya, hingga beberapa helai tertempel ringan di tangannya "kenapa ngelamun? Lagi ngelamunin apa?"

"Siapa yang ngelamun? Keenan-"

"Tiga tahun lebih kita bareng-bareng, kakak tau apa aja kebiasaan kamu. Jadi gak bisa bohongin kakak."

Keenan mendengus geli mendengarnya, "ya tiga tahun lebih, dan selama itu Keenan gak lepas dari yang namanya bahagia, makasih."

"Kenapa makasih? Bukannya kamu emang berhak bahagia?"

"Ya, dan itu berkat kakak. Kalau gak ada kakak-"

"Ssstt, udah. Mending istirahat, biar besok fresh dan kita pulang ke rumah." Keenan mendengus, "rumah apa rumah sakit? Jangan dikira Keenan gak tau."

Darren mendongak, "apa?"

"Keenan gak mau operasi." bisiknya pelan, kepalanya menunduk dengan memainkan kuku jarinya "apalagi sampe harus ngorbanin Kak Barra, Keenan gak mau."

Degh!

Nafas Darren tercekat, "kamu-"

"Tadi gak sengaja denger omongan ayah sama Kak Barra di luar." tatapnya lurus, menatap kosong selimut putih di depannya.

"Apa menurut kakak Keenan pantes dapet sayangnya ayah Keenan?" kepalanya menoleh, menatap dalam Netra legam Darren di sampingnya.

Kasar Darren menelan salivanya, "dek-"

Senyumnya lirih, "kayaknya nggak," sahutnya lagi, terkekeh sumbang dengan wajah basah nya "sampai kapanpun, anak ayah cuman satu. Kak Barra. Dan Keenan- selamanya bakal cuman jadi anak pembawa sial, anak yang gak di harapkan, dan-"

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang