Part.10 || Tentang Adita

5.5K 757 46
                                    

"Lagian mana ada kakak yang minta adeknya ngilang di hidup dia, kalau bukan kakak bangsat?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagian mana ada kakak yang minta adeknya ngilang di hidup dia, kalau bukan kakak bangsat?"

.
.
.

💚💚💚












Arjun sanksi sendiri, sejak tadi teman sebangkunya tak henti-hentinya menampakan senyum yang sedikit-

Baik, Arjun akui itu memang manis, tapi jika terus-terusan tersenyum seperti itu, Arjun jadi takut sendiri "lo kenapa sih, Nan?" pemuda itu menoleh, semakin menampakan senyumnya dengan deretan gigi putihnya yang nampak "lagi seneng." kening Arjun mengernyit "kenapa?"

Keenan berdecak kesal, "lo gak suka liat gue seneng? Jahat lo jun." keras Arjun mendesah "bukan gitu, tapi tumben-tumbenan aja gitu."

"Gini Jun-" tubuhnya berbalik menghadap Arjun, masih dengan senyum yang sama Keenan mengedip lucu "-semalem, Kak Barra ngerawat gue sakit dong, gila gak sih?"

Arjun sedikit antusias "terus-terus udah gitu?"

"Yaudah." tubuhnya kembali menghadap depan, menumpukan kedua lengannya di atas meja dan mulai menjadikannya bantalan kepalanya "gitu doang?"

"Iya." Keenan jadi ingat, apa pinta Barra kemarin.

"Kok jadi lemes sih?"

"Kepikiran aja."

"Apa?"

"Pintanya kemaren." kening Arjun mengernyit dalam "pintanya siapa? Kak Barra?" keenan mengangguk, menyembunyikan wajahnya di celah lengannya "-minta apa emang dia?"

kepalanya kembali di angkat, tatap nya sendu menatap Arjun "dia-" helaan terdengar jelas di bibir tipisnya yang sedikit pucat "dia?" Arjun tak sabaran "dia- gak jadi deh, Bukan apa-apa." kembali ia menjatuhkan pelan kepalanya di tumpukan lengannya.

"hey! Gak bisa gitu dong! Terlanjur ngomong da gue penasaran, dia minta apa ke lo? Minta jadi abang yang baik? Ya emang udah seharusnya, kan? Minta lo jadi adiknya? Kan emang lo adiknya, terus-"

"Dia pengen gue ngilang di hidupnya." Arjun bungkam, tercekat dengan ucapan teman kecilnya itu.

"Nan,"

"Gue sanggupin, tapi gue bilang nanti." Arjun menatapnya tak suka "kok lo ngomong gitu sih?!"

"Gak tau, gue ngerasa capek aja."

"Nan!" Arjun sedikit meninggikan suaranya beberapa oktaf, beruntung kelas sedang sepi, hampir seluruh muridnya pergi untuk makan di kantin.

"gue serius, pengen ketemu bunda aja rasanya. Capek." Arjun menghela, "lo masih sakit?" mengalihkan, Arjun bertanya yang lain saat wajah temannya itu terlihat semakin pucat.

"Udah mendingan, kan semalem di rawat Kak Barra."

"Kakak bangsat!" Keenan berdecak tak suka "lisan lo Arjun!"

[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang