"Tidur, dek."
.
.
.Dia tersenyum, ini benar-benar terlalu lama.
Aku merindukan ekspresi itu, dia seseorang yang berharga bagiku, kan?
Dia berjalan menjauh dan Merangkul orang lain
Dadaku terasa seperti hancur di bawah beban berat (In My Dream).
.
.Darren sudah hampir satu minggu tidak masuk sekolah, mengajar seperti guru pada umumnya.
Pemuda itu kini tengah melamun, hari setelah ia mendapat hasil lab dari keenan, pemuda itu langsung terbang kembali ke Jepang.
Bukan untuk menghindari anak itu, dan mengingkari semua janjinya pada Keenan. Tidak sama sekali.
Hanya ingin menenangkan diri, dan mencari jalan keluarnya.
Tatap nya kosong menatap ke luar apartemen mewahnya, pikirannya kembali melayang, saat pertama kali membuka hasil tes lab milik Keenan, satu kalimat yang tercetak tebal di atas kertas putih itu.
Keenan Nayazva Rasendra, positif Alzheimer.
Bahkan usianya masih terbilang sangat muda, Darren bahkan aneh sendiri saat itu. Bukankah penyakit itu hanya akan di derita oleh para lansia?
Lantas kenapa Keenan?
Anak itu bahkan masih sangat kecil untuk menderita penyakit semacam itu, lantas kenapa harus Keenan?
Kenapa harus Rasen-nya?
Helaan terdengar kontras dengan heningnya malam ini, sunyi bahkan begitu kentara.
Darren menemui salah satu temannya, memecah masalah yang mengakar dalam pemikirannya, mencari jalan keluar atas semuanya.
Dan hasilnya?
Nihil!
Darren tak menemukan jawaban apapun atas semuanya.
"Astagfirullah, ya Allah." Kasar ia mengusap wajahnya sedikit frustasi, memikirkan bagaimana remaja seusia Keenan harus hidup dengan penyakit seperti itu?
Ponselnya berdering, membuyarkan semua pemikirannya saat sebuah panggilan dari sang ayah masuk.
"Assalamualaikum, Kenapa yah?"
"Waalaikumsalam, kapan pulang?"
"Kenapa?"
"Udah hampir seminggu, Keenan gak kerja. Ayah khawatir."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]RASENDRA [JAEMIN.Ver]
Teen Fiction"Segini juga Keenan udah lebih dari bahagia, denger ayah udah gak benci Keenan lagi, denger ayah sayang sama Keenan, denger ayah udah sedikit nerima hadir Keenan, semua udah cukup buat Keenan lebih dari bahagia, pengakuan dari ayah yang selama ini K...