2: Pinjaman?

9.8K 826 14
                                    

Saat keluar dari ruang rapat, ide brilian menghampiri otak Satya. Apa yang disarankan Claritta saat rapat sangat-sangat berguna bagi Satya untuk bisa membuat Sadina menangis.

Ya, bukan Satya namanya jika tidak mempersulit perempuan itu. Sejak SMA dia sudah dibenci, itu mengapa Satya ingin mengerjai Sadina habis-habisan.

"Oh, Cla," panggilnya pada seorang wanita yang melewatinya.

"Ya?" Berbeda dengan Sadina, Claritta malah biasa-biasa saja ketika bertegur sapa dengannya. Namun, itu tidak berlaku pada Azelf.

"Untuk desain produk, saya tunggu besok. Pagi harus sudah ada di meja kerja saya," ucapnya dengan nada formal.

"Siap." Claritta mengangguk. "Udah saya kasih tahu ke anak-anak, itu juga ide mereka. Makasih udah mau nerima saran saya tadi."

Satya terkekeh. Sungguh, dia menerima saran itu karena Sadina, dan bukan karena yang menyarankan adalah istri dari bos tertinggi perusahaan ini.

Ya, Claritta adalah istri dari Azelf, CEO di kantor ini. Status mereka masih dirahasiakan, hanya sekumpulan pertemanan Azelf saja yang tahu tentang ini. Dan mungkin sampai saat ini, Claritta belum sadar bahwa Satya tahu hubungan suami-istri mereka.

"Saya permisi dulu, Pak Satya," pamit Claritta yang sengaja menggunakan bahasa formal.

"Biasa aja, dong," balas Satya.

Claritta tertawa kecil, kemudian melanjutkan langkah meninggalkannya. Sepuluh tahun berlalu, wanita itu banyak sekali perubahan.

Salah satunya, bisa mengontrol emosi saat bertemu dengannya. Ya, tetapi balik lagi, ini tidak berlaku pada Azelf.

Sekarang, tinggal menunggu Sadina datang padanya untuk memperlihatkan ide desain produk baru.

Ini akan menjadi permainan asyik untuk Satya. Sebelumnya, Sadina selalu lolos karena Azelf selalu menyuruhnya berhenti menjahili perempuan itu. Namun, sekarang tidak akan seperti itu lagi.

Dia bisa saja mengancam Azelf untuk membeberkan status pernikahan pria itu dengan Claritta pada seluruh penghuni kantor. Azelf pasti akan bungkam, dan tidak mau mengganggu kesenangan Satya untuk menjahili Sadina.

Dering ponsel pada saku celana membuat Satya tersadar. Nomor tak dikenal, kedua keningnya hampir menyatu.

Segera diangkatnya panggilan itu, Satya juga penasaran siapa orang asing yang repot menghubunginya. Atau, bisa saja ini orang yang Satya kenal, yang baru saja mengganti nomor telepon.

"Iya?" sapa Satya pada orang seberang sana.

"Pagi, Pak Satya."

Kening Satya hampir saja menyatu karena suara asing tersebut. "Ini dengan siapa?"

"Eee ... ini saya, Nicky, pacarnya Sadina."

Mata Satya membulat sempurna. Untuk apa Nicky repot meneleponnya? Apa karena kemarin malam dia sempat mengantar Sadina?

Satya berusaha santai. "Iya, ada apa, ya?"

"Bisa bertemu sebentar, Pak?" tanya Nicky.

Sungguh, ajakan ini malah semakin membuat Satya penasaran mengapa Nicky sampai repot menghubunginya.

"Eee ... boleh," jawab Satya sambil menoleh keadaan sekitar, kacau jika saja Sadin tiba-tiba muncul dan mendengar percakapan ini.

Terdengar helaan napas dari seberang. "Makasih, Pak, nanti saya kasih alamat kafe di mana kita akan bertemu."

Satya mengangguk, seolah lawan bicara ada di hadapannya. "Iya, saya tunggu." Lalu mengakhiri panggilan tersebut.

Pandangan Satya terfokus pada jendela besar di hadapannya. Hingar-bingar ibu kota terlihat dari tempatnya berdiri.

Dari sekian banyak manusia hidup di kota ini, mengapa harus dia yang diajak Nicky untuk bertemu?

Tidak salah lagi, ini tentang dia yang mengantar Sadina di malam itu. Astaga, jika sampai perempuan itu tahu bahwa Nicky sampai mengajaknya bertemu karena masalah ini, bisa saja Sadina memutuskan untuk resign dari kantor.

Jangan sampai terjadi, Satya masih ingin menjahili perempuan itu. Dia tak akan melepas Sadina untuk kabur begitu saja.

---

"Gue butuh bantuan," kata Nicky, laki-laki dewasa yang baru saja memperkenalkan nama pada Satya.

Tentu, dia tak langsung mengangguk. Mereka tidak sedekat itu untuk dikatakan teman, bahkan sampai minta bantuan.

"Maksudnya?" Satya mengangkat satu alisnya, tatapan berubah menjadi menilai pada lawan bicara yang duduk di seberang meja, berhadapan dengannya.

"Gue pinjam duit, ada masalah yang harus gue selesaikan." Nicky menghela napas kasar, dari raut wajah, Satya bisa menebak itu adalah masalah besar.

Namun, bukan berarti Satya luluh. Ini masalah uang, dia sendiri masih membangun kehidupan agar layak di masa depan.

Jika meminjamkan pada orang yang salah, maka separuh dari rencana kehidupannya, akan terbuang sia-sia.

Satya sudah susah-susah mengumpulkan, dan malah orang lain yang menikmati. Tidak bisa seperti itu, meskipun pasti ada yang bilang, 'itung-itung sedekah', tetapi hatinya tidak akan ikhlas.

"Usaha gue ada di ujung tanduk, nggak tahu lagi mau pinjam ke siapa. Makanya sekarang gue udah buang malu pinjam sama bosnya Sadina," jelas Nicky.

"Pacar lo tahu?" Bukan berarti setelah memberi pinjaman, Sadina malah canggung padanya. Satya tak suka itu.

"Belum, dia ...."

"Minta izin dulu. Bukan apa-apa, hubungan gue sama Sadina nggak seakrab teman biasa. Gue takutnya bakalan berpengaruh ke kerjaan nanti," kata Satya. "Sadina itu benci banget sama gue."

Nicky mengerutkan kening. "Kenapa bisa? Bukannya kemarin lo anterin dia pulang?"

Satya menggeleng. "Gue nggak tahu kenapa Sadina benci sama gue. Dan, dia mau gue anterin karena terpaksa, gue harap lo nggak salah paham."

"Ah, biasa aja," ujar Nicky terdengar santai.

Satya tersenyum tipis. "Jadi, intinya minta izin dulu ke Sadina. Kalau gimana-gimana, hubungi gue lagi."

Nicky tidak mengangguk ataupun menyahuti. Diam seribu bahasa, sedangkan Satya bersiap untuk meninggalkan kafe tersebut.

--

Kalau ada yang mau beli pdf, silakan ke no.WA 082290153123. Harganya 25K yaaaa 🥰 Lengkap! Dari awal sampe akhir, dapat bonus part juga!

Mau nawarin juga paket PDF nih. Jadi 50K bisa dapat dua judul, yaitu MY CEO IS MY HUSBAND dan ISTRI SETAHUN SATYA.

Murah banget, kan?

Untuk KARYAKARSA, cek akun @MokaViana

Untuk KARYAKARSA, cek akun @MokaViana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Istri Setahun SatyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang