Satya bersandar pasa bingkai pintu pemisah walk-in closet sambil menatap sang istri yang kini tengah menangis tersedu-sedu sambil mengelap air mata dengan tisu.
Ia sama sekali belum niat mendekat. Bukan karena tak peduli, Satya harus menyiapkan hati untuk bicara pada seorang perempuan yang ia cintai, tetapi kini malah menangisi kepergian lelaki lain.
"Setidaknya lo jawab telpon gue," ucap Sadina sedikit terbata karena tangisnya.
Satya menghela napas. Ia sudah tahu apa yang membuat Sadina kacau seperti ini. Tentu saja karena pernikahan mendadak sang mantan pacar, Nicky.
Aneh, padahal Satya sudah berkali-kali membuat Sadina sadar bahwa Nicky bukanlah lelaki yang baik, tetapi tetap saja hasilnya nihil. Cinta Sadina pada lelaki bajingan iru masih sangat kental.
"Gue mau denger dari lo! Bukan postingan instagram kayak gini ...!" Suara Sadina makin kacau, tak lupa tangan bergerak melempar bantal ke lantai.
Satya bergerak dari tempatnya berdiri, lalu memungut bantal yang dilempar Sadina. Ini sudah bahaya, jangan sampai perempuan itu meluapkan emosi dengan melempar benda-benda lain yang ada di kamarnya.
Sadina menatapnya kesal. "Apa lo?"
"Apa? Gue cuma mau mungut ini doang," balas Satya, lalu meletakan bantal-bantal yang menjadi korban sang istri ke atas tempat tidur, "ganti baju, kita ke apartemen lo sekarang."
"Kenapa? Lo mau ngusir gue?"
Satya menghela napas. "Ya, enggak. Lo kalau nangis kayak kerasukan setan gini terus, entar mama denger, loh."
Sadina melirik ke arah pintu. Ya, maksud Satya mengajak Sadina kembali ke apartemen, agar perempuan itu bisa menangis selepas-lepasnya, tanpa takut didengar oleh sang mertua.
Satya menarik kunci mobil dari atas nakas. "Ayo," ajaknya, "gue tunggu di luar." Lalu melangkah lebih dulu ke luar kamar.
Suasana rumah terlihat sepi, segera ia melanjutkan langkah menuju tangga untuk ke lantai bawah. Satya bisa melihat kedua orang tuanya sedang duduk sambil menonton televisi di ruang keluarga.
Sangat kebetulan, mengingat suara tangis Sadina tak bisa dikontrol lagi, kedua orang tua ini pasti tak mendengar kekacauan dari dalam kamar karena berada di lantai bawah.
"Ma, Pa," panggil Satya, seketika membuat keduanya menoleh.
"Iya, Sayang?" jawab mamanya.
Satya melirik ke arah tangga, Sadina sudah berdiri di sana dengan mengenakan jaket, tak lupa tudung menutup kepala.
"Aku sama Sadina mau ke apartemen dulu. Jangan tungguin, mungkin kita nggak bakal pulang." Satya berucap.
Kedua orang tua itu mengangguk memberikan izin. Segera Satya memberi kode pada Sadina untuk segera mendekat.
Sisca tersenyum saat melihat Sadina hadir di antara mereka. "Baik-baik di sana, ya, jangan berantem lagi."
Satya menghela napas. "Iya, nggak. Kemarin aku cuma bercanda, Sadina baper banget."
"Hiiis," desis Sadina sambil mendorong lengan Satya.
"Kita berangkat." Satya menggenggam tangan sang istri agar mereka terlihat serasi di hadapan orang tuanya. "Daaah, Ma, Pa."
Terlihat tak ada kecurigaan sama sekali di raut wajah kedua orang tua tersebut. Satya jadi merasa bersalah karena sudah membohongi mama dan papanya dengan pernikahan palsu ini.
Akan bagaimana mereka saat tahu bahwa selama ini tak ada pernikahan atas dasar cinta. Segalanya hanya dilakukan di atas perjanjian tak kasat mata saja.
Setelah bercerai nanti, apa kedua orang tuanya masih mau menganggapnya nanti? Baru sampai di sini saja, kepala Satya rasanya sudah mau pecah.
______
Duduk di mobil berduan saja dengan Sadina seperti ini sudah sering Satya rasakan setelah mereka menikah.
Namun, Satya tak bisa mengelak jika malam ini terasa berbeda karena ia sangat gugup. Ada sebuah rencana besar yang akan ia lakukan pada perempuan yang sekarang masih saja menangisi sang mantan kekasih.
"Mau ke mana dulu?" tawar Satya, ini hanya basa-basi saja agar rencananya tak ketahuan.
"Kata lo ke apartemen." Sadina mengusap air mata yang sejak tadi terus saja jatuh.
Satya menghela napas. "Ikhlasin aja, deh."
"Kalau gue bisa, udah gue lakuin sejak nerima lo jadi suami."
"Kunci ikhlas itu hanya satu," kata Satya.
Sadina melirik. "Apa?"
"Lupa."
Perempuan itu berdecih, lalu mengalihkan pandangan ke arah depan. "Nggak lucu. Gue nggak bakal bisa lupain dia."
"Ya, iyalah, orang dia yang udah jual lo ke gua, mana mungkin bisa lupa sama kejahatannya," sindir Satya.
Namun, di detik kemudian ia mengutuk mulutnya yang sudah bicara sembarangan seperti itu. Jika Sadina marah, rencana Satya akan sia-sia.
"Menurut lo, gue bego, ya?" tanya Sadina, yang langsung membuat Satya melirik kilas.
"Kok, lo sampai bisa mikir ke situ?"
Sadina menarik ingus. "Habisnya, ucapan lo selalu aja jelek-jelekin gue. Berarti gue emang bego banget di mata lo." Disambung dengan tangisan yang menggelegar.
Satya menghela napas. "Nggak, lo nggak bego. Kenapa lo harus ngatain diri sendiri, lo cuma korban di sini. Yang bego itu Nicky, udah lepasin cewek baik kayak lo."
"Jangan sebut nama dia, gue mau lupa sama dia!" kesal Sadina.
"Lo yakin mau lupain dia?"
Sadina mengangguk. "Iya, gue yakin. Orang dia aja udah punya istri, ngapain gue ngarepin dia lagi? Intinya, sekarang gue mau lupain dia."
"Janji?"
"Janji, laaaah!" teriak Sadina, tepat di telinga Satya.
Suara itu benar-benar menusuk. Semangat membara dari seorang mantan yang ditinggal nikah. Ah, sepertinya, sudah saatnya Satya melaksanakan rencana.
"Lo mau gue bawa ke tempat biar lo bisa lupa?" tawar Satya.
"Di mana? Gue mau teriak-teriak, gue mau happy-happy, biar gue bisa lupain dia."
Satya tersenyum puas. "Oke, gue bawa ke tempatnya."
Meskipun rencana ini terkesan jahat, tetapi Satya sudah tak punya pilihan lain selain menjadikan Sadina sebagai miliknya malam ini juga.
Tak ada kesempatan mundur, jika ia merelakan malam ini karena kasihan pada sang istri, sudah pasti Satya tak akan punya kesempatan lagi.
Cukup jadikan Sadina sebagai wanitanya malam ini juga. Tak akan ada yang bisa melerai, bahkan orang tua mereka pun pasti tak akan berbuat apa-apa.
Ingat, Satya dan Sadina sudah sah. Wajar jika mereka melakukan aktivitas orang dewasa untuk membuat keturunan.
***
Vote dan komeeenn!
Kalau ada yang mau beli pdf, silakan ke no.WA 082290153123. Harganya 25K yaaaa 🥰
Mau nawarin juga paket PDF nih. Jadi 50K bisa dapat dua judul, yaitu MY CEO IS MY HUSBAND dan ISTRI SETAHUN SATYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Setahun Satya
RomanceSelalu mengagumi dari jauh, itulah yang selama ini Satya lakukan terhadap Sadina. Perempuan yang tak pernah kalem saat bertemu dengannya, selalu saja ada pertengkaran yang malah membuat Satya makin jatuh cinta. Sadina tak pernah menampakan kesedihan...