5: Tragedi Berdarah

7.2K 746 27
                                    

Satya meringis kesakitan saat menyentuh hidungnya. Tidak pernah ia bayangkan akan dikeroyok oleh tiga bawahannya, karena menjahili mereka soal desain produk.

Tentu saja, bawahan yang dimaksud oleh Satya adalah Sadina, Kayana, dan Claritta. Tiga perempuan itu benar-benar seperti berambisi ingin membuatnya menjadi prekedel.

Setelah mengeroyok Satya, ketiga pemberontak itu malah kabur dari kantor. Tidak satu pun dari mereka yang tahu di mana Sadina dan lainnya tengah bersembunyi.

"A-ah ...," lirihnya. "Hidung gue patah, Zelf."

Azelf, pemimpin perusahaan ini, tengah mondar-mandir. Ponsel menempel ke telinga, lelaki itu nampak gelisah karena yang dihubungi tidak menjawab.

"Zelf, lo dengerin gue nggak, sih?" Satya mengeluh.

"Itu salah lo! Ngapain juga pakek jailin si Sadina!" Temannya itu malah balik memarahinya.

Satya hendak membalas ucapan Azelf, tetapi terhenti karena kini orang yang dihubungi telah mengangkat telepon sang CEO tersebut.

"LO DI MANA?!" Azelf berjalan ke meja kerjanya. "Cepat balik ke kantor, kalau enggak, gue nggak yakin posisi lo aman," ancam Azelf.

Satya dan Raja—yang baru saja masuk ruangan saling bertukar pandang. Sekarang, fokus Satya beralih ke lelaki  tersebut yang tersenyum geli karena wajah bonyoknya.

Satya mengeluarkan tisu yang tersumbat di lubang hidungnya. Ya, tadi hidungnya sempat mengeluarkan darah akibat pengeroyokan tersebut.

Ruang kerja Azelf adalah tempat yang Satya dituju setelah menerima kekerasan. Tentu, tujuannya untuk mengadu kepada atasan.

"Siapa?" tanya Raja kepada Azelf yang kini telah selesai menelepon.

"Claritta." Sang CEO menghela napas berat.

"Pantes, ngomongnya alus, nggak terlalu marah," celetuk Raja.

"Istri lo juga mukul gue tadi, masa nggak lo marahin!" Satya mendengkus.

"Iya, iya, atas nama istri gue, gue minta maaf yang sebesar-besarnya ke lo," ujar Azelf dengan nada tulus, tetapi wajah seakan ingin ditabok.

Satya berdecak, tidak menerima permintaan maaf Azelf. Sungguh, ia masih kesal diperlakukan seperti ini. Aduannya pun seakan tidak digubris oleh sang atasan.

"Sadina juga kayak orang kesetanan, bar-bar banget. Mungkin ada masalah di luar yang bikin dia kesel sama gue," katanya, kembali bercerita tentang kejadian tadi.

"Dari dulu dia udah bar-bar kali." Raja memutar bola mata.

"Dari dulu juga dia kesel sama lo kali," sambung Azelf.

"Sebar-barnya Sadina, sekesal-kesalnya dia ke gue, nggak pernah, tuh, berani mukul gue." Satya mengingat-ingat lagi bagaimana sikap Sadina padanya.

"Itu karena ketua gengnya udah balik, makanya berani mukul," ujar Raja.

"Eh, Claritta profesional, ya. Dia tahu mana atasan, kerjaan, teman, dan becanda." Azelf membela sang istri.

Satya mengangkat tangan ke arah Azelf, pertanda ia tak setuju dengan ucapan atasannya itu.

"Sebelumnya gue percaya kalau Cla udah berubah, tapi pas kejadian ini, gue rasa dia masih sama aja kayak yang dulu," komentar Satya.

"A—" Ucapan Azelf terhenti karena bunyi pintu yang dibuka, lalu tertutup.

"Yang berubah itu cuma Kayana, istri gue." Hara yang baru datang segera masuk dalam percakapan. "Mereka bertiga sama sekali nggak berubah."

Raja mengangguk setuju. "Diandra masih nolak gue karena bulu dada." Tersenyum miris.

Satya, Hara, dan Azelf, diam seribu bahasa. Menurut mereka, alasan Diandra menolak Raja terlalu aneh.

---

Hampir dua puluh menit menunggu di depan ruang kerja Raja, akhirnya yang ditunggu keluar juga. Satya tersenyum miring pada Sadina dan Diandra.

"Tukang ngadu!" semprot Sadina dengan wajah tidak santai.

Sebelumnya, mereka sempat diinterogasi oleh Azelf di ruang kerja sang CEO tersebut. Namun, Azelf meminta Raja untuk menangani Diandra dan Sadina, sedang si bos kebagian menceramahi istri sendiri.

Ya, mereka meninggalkan kedua insan itu di ruangan tadi. Entah Azelf benar menasihati sang istri atau malah menggombali.

"Makin hari lo makin bar-bar." Satya bersandar di dinding, dengan tangan masuk ke dalam saku celana. Gerak-geriknya santai, tetapi sebenarnya tengah was-was, takut jika kedua perempuan itu berulah lagi padanya.

"Lo makin hari makin nggak wajar," balas Sadina.

"Lo cari gara-gara banget, Sat." Diandra mendengkus kesal. "Bikin desain itu sampai lembur, dan lo malah pilih desain yang pertama. Woi! Kalau lo suka yang pertama, harusnya bilang dari awal!"

Satya menggigit lidah, menahan hasrat ingin membuat panas keadaan. Tubuhnya ini masih sakit, apalagi hidungnya. Maka, untuk saat ini ia tidak ingin cari gara-gara.

"Diandra, lo balik ke ruangan duluan, gue mau ngobrol sama Sadina," kata Satya dengan nada santainya.

Sadina malah melotot padanya. "Emang lo pikir gue mau ngobrol berduaan doang sama lo?"

"Karna yang bakal gue bahas tentang masalah lo," ucapnya.

Wajah Sadina malah menantangnya. "Ngomong di sini aja, di depan Diandra juga nggak masalah."

"Lo yakin?" tantang Satya.

Perempuan itu mengangguk menyetujui, membuat Satya harus tarik napas dulu sebelum berucap.

"Kenapa desain lo berubah? Lo lagi banyak pikiran?" tanya Satya, "yang pertama gue pilih karna emang bagus, lo bikin pas suasana hati lo lagi enak kayaknya. Yang berikutnya, meskipun ada 20 desain, hasilnya biasa aja."

Sadina mengerang. "Itu karna waktunya mepet. Lo bayangin, 20 desain!"

Satya mendengkus. "Itu nggak jadi alasan, karna yang gue tahu desain tim lo selalu bagus meskipun dikasih waktu sedikit."

Sadina hendak melawan ucapannya, tetapi Diandra malah menengahi mereka. Ya, Satya sadar ini akan memicu perang kedua di hari ini.

"Udah, selesai bacot lo?" tanya Diandra yang kini berdiri di tengah Satya dan Sadina, "mau lo apa? Gue siap gebukin lo lagi!"

Mendengar ancaman tersebut, lantas Satya tak berani lagi bicara. Kelakuan Sadina dan Diandra sebelas dua belas bar-barnya, yang ada ia akan dilarikan ke UGD jika saja mendapatkan kekerasan kedua kalinya di hari ini.

Satya hanya bisa menunggu waktu yang tepat, sampai Sadina mau membuka mulut atas masalah dengan sang pacar—kepadanya.

__________

Kalau ada yang mau beli pdf, silakan ke no.WA 082290153123. Harganya 25K yaaaa 🥰 Lengkap! Dari awal sampe akhir, dapat bonus part juga!

Mau nawarin juga paket PDF nih. Jadi 50K bisa dapat dua judul, yaitu MY CEO IS MY HUSBAND dan ISTRI SETAHUN SATYA.

Murah banget, kan?

Untuk KARYAKARSA, cek akun @MokaViana

Istri Setahun SatyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang