Sesuai janji dengan Satya, Sadina menginjakan kaki di kafe yang sudah mereka berdua sepakati. Sangat tak disangka, lelaki yang selalu saja merusak hari-harinya itu lebih dulu hadir di tempat tersebut.
"Awas aja lo bohongi gue," ancam Sadina ketika duduk di hadapan Satya.
Sampai saat ini Sadina masih tak mempercayai Satya, karena menurutnya, ia yang lebih mengenal Nicky dan percaya bahwa pacarnya itu tak sampai hati melakukan hal tercela seperti ini. Menggadaikan pacar sendiri? Yang benar saja.
"Ngomong, dong," kata Satya sembari mengaduk minumannya.
Sadina berdecak tak suka, ia lebih memilih menilik ke arah pelayan yang tengah melayani pelanggan lain. Menatap wajah Satya malah membuatnya kehilangan selera hidup.
"Satya?" seseorang menegur, "Satya, 'kan?"
Mendengarkan itu, Sadina menoleh pada perempuan yang kini berdiri di sebelah Satya. Make-up tipis terkesan natural, dengan kaus longgar dan celana jeans. Sadina tidak bisa mengatakan bahwa perempuan itu modis, tetapi karena terlihat nyaman, membuat ia berpikir bahwa itu sangat keren.
Di zaman begini, jarang Sadina melihat perempuan tampil sederhana, apalagi jika sudah dalam usia seperti dirinya.
"Siapa, ya?" tanya Satya.
Sadina menatap pria itu, wajah bingung Satya nampaknya tak berbohong.
"Gue mantan lo waktu kuliah." Perempuan itu menarik satu kursi dan duduk di sebelah Satya. "Lo lupa?"
"Ngelawak lo, masa mantan sendiri dilupa," komentar Sadina.
"Sumpah, gue lupa." Satya membela diri.
"Bella, kita pacaran waktu semester tujuh," ujar perempuan yang bernama Bella.
Satya hanya plonga-plongo seperti orang bodoh. Sadina geram, ingin sekali memukul pria itu. Bahkan ia saja sampai sekarang masih hapal dan mengenal mantannya sejak SMA, dan tentu berteman baik.
"Sumpah, lo pikun atau bego?" Sadina mendengkus.
"Masalahnya pas kuliah selama empat tahun, gue punya empat puluh mantan," jelas Satya dengan wajah jumawanya.
"Ini serius?" Sadina menanggapi datar.
Bella tertawa kecil. "Iya, dia sekali pacaran bisa sampai tujuh cewek," ungkap Bella.
"Whaaaat?" Sadina melongo tak percaya. "Nggak mungkin," gumamnya.
"Hati-hati sama cowok ini, Mbak, dia cuma main-main doang, nggak ada seriusnya." Bella kembali mengungkapkan seperti apa Satya sebenarnya. "Ujung-ujungnya pasti Mbaknya diputusin, katanya daripada ribet."
"Nggak perlu diingetin, dia udah tahu gue yang sebenarnya kayak apa," timpal Satya, menanggapi peringatan Bella pada Sadina.
"Nggak, gue belum terlalu kenal lo." Sadina berdecak. "Lanjut lagi, Mbak, bongkar aja semua kelakuan busuk dia."
"Banyak, sih, Mbak. Cuma itu yang aku ingetin sampai sekarang. Jangan mau serius sama dia, pasti dia nggak bakal mau serius," jelas Bella.
Satya berdecak tak suka. "Terserah lo mau percaya dia atau gue."
Sadina berekspresi jijik, ditatapnya Satya demi menjatuhkan mental. Saat ia mendengkus sembari memalingkan wajah ke arah pintu masuk, bisa dilihatnya Nicky baru saja datang.
"Nicky!" panggilnya dengan suara nyaring tanpa memedulikan orang sekitar.
Sedetik saling pandang, Nicky malah memutar tumit dan keluar dari kafe tersebut. Sadina terdiam, ingin mengejar, tetapi kelakuan Nicky membuatnya membeku terluka.
Satya beranjak dari duduk, menyusul Nicky yang mungkin sekarang sudah berada di dalam mobil. Sadina tak tahu mengapa Nicky menghindarinya, yang jelas sakit ini benar-benar terasa sampai merajam jantungnya.
Saat ini ia hanya bisa berharap Satya bisa menarik Nicky ke hadapannya, agar semua ini jelas dan tidak menggantung. Sadina perlu penjelasan tentang apa yang diungkapkan Satya kemarin malam, dan juga penjelasan ke mana perginya Nicky selama ini, mengapa tadi terkesan menghindarinya?
"Di sini aja."
Sadina menoleh ketika mendengar suara Nicky begitu dekat darinya. "Nick," gumamnya, senang melihat sang kekasih dalam keadaan baik-baik saja.
"Terserah." Satya membiarkan Nicky berdiri dalam jarak dua meter dari meja mereka. "Lo di sini buat bersihin nama gue," ungkapnya.
"Bersihin gimana?"
"Tuh, kata dia, gue pembohong." Satya menunjuk Sadina dengan ujung dagu.
Sadina berdiri, hendak menghampiri Nicky, tetapi tangannya dicengkram oleh seseorang. Ia menoleh, Satya menatap tajam padanya dengan amarah yang seakan sudah di ubun-ubun.
"Lo milik gue," ketus pria itu.
"Apaan, sih, lo," Sadina berusaha melepaskan diri, "becandanya jangan keterlaluan, sampai sekarang gue masih pacarnya Nicky. Jadi, gue berhak deketin dia."
"Itu benar, Sad," ucap Nicky dengan nada tegasnya, "gue udah lepasin lo buat dapetin pinjaman dari Satya."
Sadina bungkam beberapa detik, ternyata apa yang dikatakan Satya memang benar. Namun, sudut hatinya mengatakan bahwa pasti ada alasan kuat, dan Nicky tidak setega itu melakukan hal ini padanya.
"Lo minjam berapa? Gue ganti sekarang." Sadina tak ragu ketika mengatakan hal itu.
"Eh, bego banget jadi cewek, jelas-jelas dia ninggalin lo demi duit, masih aja mau dibantuin," sela Bella yang ternyata masih duduk manis menonton debat mereka.
Sadina menatap sengit perempuan itu. "Bukan urusan lo!"
Bella berdecak berkali-kali, sembari menggelengkan kepala. "Daripada pacar lo itu, mending lo pilih Satya. Selama gue kenal dia, dia nggak pernah jual cewek cuma untuk kepentingan pribadi," jelasnya.
Lihat, pendapat Bella tentang Satya kini berubah. Tadi menyuruh Sadina untuk menjauh dari Satya, sekarang malah menyuruh untuk memilih Satya. Melihat hal tersebut, di sini Sadina punya keputusan sendiri, ia ingin maju dan percaya dengan apa yang telah dipilihnya.
Sudah ia yakini, membantu Nicky melunasi hutang bukanlah suatu kesalahan. Mungkin sekarang Sadina akan sakit kepala memikirkan nominalnya, tetapi pasti di akhir ia akan bahagia bersama Nicky. Tentu, tak ada lagi yang namanya Satya.
"Berapa utang Nicky?" tanyanya pada Satya.
Pria itu mengangkat satu alisnya, seakan meremehkan Sadina ketika bertanya. "Lo nggak bakal mampu bayar, gue tahu gaji lo berapa, dan itu nggak bakal bisa lo lunasi hanya dalam waktu tiga atau empat tahun."
"Berapa?" paksa Sadina.
"2,7 M." Satya menjawab.
"Bohong banget lo." Sadina tak langsung percaya.
"Itu benar, Sad," sela Nicky.
----
Kalau ada yang mau beli pdf, silakan ke no.WA 082290153123. Harganya 25K yaaaa 🥰 Lengkap! Dari awal sampe akhir, dapat bonus part juga!
Mau nawarin juga paket PDF nih. Jadi 50K bisa dapat dua judul, yaitu MY CEO IS MY HUSBAND dan ISTRI SETAHUN SATYA.
Murah banget, kan?
Untuk KARYAKARSA, cek akun @MokaViana
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Setahun Satya
RomanceSelalu mengagumi dari jauh, itulah yang selama ini Satya lakukan terhadap Sadina. Perempuan yang tak pernah kalem saat bertemu dengannya, selalu saja ada pertengkaran yang malah membuat Satya makin jatuh cinta. Sadina tak pernah menampakan kesedihan...