︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Permintaan mendadak Draco tentang hal menginap telah membuat Elora penasaran. Entah bayangan apa yang tergambar di kepalanya saat membayangkan tempat tinggal seorang Draco Malfoy.
Apakah rumah dengan pemandangan laut? Atau... rumah di pinggiran gunung yang rindang? Ah, Elora ingin menyaksikannya secara langsung.
Elora punya tiga hari untuk berkemas. Semenjak hari pertama, malah Vian yang kalang kabut menyediakan barang ini dan itu. Benda yang dimasukkan ke dalam koper oleh Vian pun terlalu berlebihan, misalnya : snack kentang, teh kotak, cangkir plastik, kotak pensil, dan lainnya. Alhasil, Elora diam-diam mengeluarkan barang-barang yang tidak perlu saat Vian tengah terlelap.
"Gimana sih Vian, bukannya ngerapihin malah ngacak-ngacak koper orang." Gumam Elora selagi mengembalikan barang yang tak penting ke tempat semula.
Elora juga sudah menyelesaikan tugas-tugas kampusnya.
Oh, dan lagi, Draco sudah memutuskan untuk pergi menuju Wiltshire secara manual. Maksudnya manual adalah tanpa menggunakan kekuatan sihir apparate sama sekali agar bisa menikmati perjalanan ke kotanya. Lebih-lebih lagi, ber-apparate dengan muggle membutuhkan energi lebih dibanding dengan penyihir, sedangkan Draco harus menyimpan energinya untuk hal lain nanti.
Membayangkan orang tua Draco mengusir Elora, membuatnya bergidik ngeri. Memang keputusan yang gila.
Pas-pasan Elora menyeleting koper, suara klakson mobil terdengar. Suara itu juga membuat Vian terbangun dari tidur sorenya. Seketika perasaan senang dan takut bercampur menjadi satu.
Draco mengangkat koper Elora ke bagasi, sedangkan Elora sendiri mengucapkan selamat tinggal kepada kakaknya, Vian, "Bye kak, sampai ketemu lagi nanti ya!"
Vian hanya mengangguk. Ia sempat cukup sedih saat Elora memasuki sedan hitam mengkilat itu. Mukanya cemberut seperti ingin menangis padahal Elora pergi tidak akan lama. Laki-laki tua manja.
"Abis lo kalo macem-macem sama adek gue!" Ancam Vian kepada Draco yang sudah siap pada setirnya.
"Iya, tuan." Jawab Draco dengan nada bercanda sambil menaikkan kaca jendela. Perilakunya itu membuat Vian geram. Namun, Vian tau walaupun Draco kelihatannya bercanda, ia pasti akan tetap memegang katanya sendiri.
Mobilnya perlahan bergerak.
Perjalanan dari Feltbeaux ke Wiltshire membutuhkan waktu empat jam.
Pemandangan yang mereka lewati tidak monoton sehingga menyenangkan mata. Senyum di kedua ujung bibir Elora tak kunjung sirna karena lanskap yang indah. Setelah sekian lama, akhirnya ia dapat mencuci mata lagi.
"Mau dibuka?" Tanya Draco dengan tangan yang masih setia mengendalikan setir.
"Boleh!" Elora senang sekali kalau Draco berkenan untuk membuka kaca jendela.
Kemudian, Draco menekan tombol yang berada di area setir. Ternyata bukan kaca jendela yang dibuka, tetapi seluruh atap mobil secara otomatis terlipat ke dalam bagian belakang mobil membuat sedan convertible cabriolet itu terbuka setengah bagian atasnya.
"Wah!" Saking terkesimanya, Elora bertepuk tangan kecil.
Melihatnya senang, Draco ikut tersenyum gembira.
Elora mengangkat satu tangannya, merasakan angin yang menerpa sejuk. Sesekali ia mengambil gambar panorama menggunakan handphonenya.
Tak dapat dipungkiri, Elora sangat senang dengan perjalanan yang baru saja dimulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verlangen [Draco Malfoy]
Fantasy| Hidup seorang gadis yatim piatu yang belakangan selalu merasa kehilangan, kini digantikan dengan peristiwa yang jauh lebih mengerikan dari perkiraannya. Ia tidak menyangka akan berbenturan dengan dunia sihir sampai ia ditemukan oleh Draco untuk ke...