︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Jubah hitam Draco berkibar saat dia mendarat di depan rumah Elora. Rambut yang tertiup ke berbagai arah tidak menghalanginya untuk perlahan-lahan masuk ke dalam rumah Elora.
Dia membuka pintu depan tanpa menciptakan suara decitan sedikitpun.
Keadaan rumahnya terlihat rapi. Pencahayaan terang dan penempatan barang di dalam rumah juga tidak ada yang berubah. Meski begitu, Draco dapat merasakan atmosfer yang mencurigakan.
Tak dapat dipungkiri, Draco rindu dengan rumah ini. Selama ini dia pikir dia milik Pansy, tetapi hatinya selalu berkata lain. Sekarang dia mengerti.
Melangkah pelan menyusuri kamar demi kamar, Draco tidak menemukan siapapun. Kecemasan melingkupi dirinya, tetapi dia tetap memikirkan banyak hal di dalam kepalanya.
Lampu rumah Elora seluruhnya tiba-tiba redup mati dalam hitungan detik.
Asap hitam mengelilingi Draco, membuat penglihatannya semakin buram.
Dalam kegelapan pekat itu, Draco menciptakan pencahayaan kecil, "Lumos."
"Halo, Draco." Pansy memberikan sebuah senyuman yang sulit diartikan. Ada campuran emosi dan ekspresi yang menyatu di mukanya.
Draco tidak menjawab, dia memilih untuk menggerakkan wandnya yang mengeluarkan cahaya seperti senter. Di sebelah Pansy ada seorang laki-laki dengan jubah yang sama dengan yang dia pakai. Seseorang yang beberapa waktu terakhir ini sering Draco lihat di Manornya, Barty Crouch Jr.
Pansy dan Barty menyamar sebagai Luna dan Terence untuk mengumpan Vian.
"Dengan kedatanganmu di sini, artinya kau sudah ingat ya?" Pansy ingin memastikan sesuatu yang sudah pasti. Dalam kegelapan itu mereka hanya bergantung kepada Wand-Lighting Charm Draco.
"Aku tidak punya waktu untuk ini." Kata Draco dengan kesan nada menghina, "Aku datang untuk Elora dan Vian."
Jelas sorot mata Pansy berubah.
Dengan gerakan spiral, Pansy menghilangkan asap yang dia ciptakan dan menghidupkan lampu kembali ke semula.
Di saat yang bersamaan, Pansy menampilkan dua Mraw di depan Draco dalam keadaan kedua pergelangan tangan tergantung ke atas. Keduanya sama-sama tidak sadar.
Sihir pelindung dari Cedric tidak cukup kuat untuk menahan kekuatan Dard.
Netra Draco yang membulat membuat Pansy tersenyum puas, "Surprise!"
Draco mematikan cahaya dari wandnya, "Turunkan mereka!" Draco sudah menahan pitamnya semenjak ingatannya sudah kembali. Jadi, saat ditambahi seperti ini, amarahnya meluap-luap, "Cepat turunkan mereka atau —"
"Atau apa?" Pansy menodongkan wandnya, "Kau akan menyerang kami?"
Barty menertawakan Draco sembari menjulurkan lidah. Kebiasaan menjilat bibirnya tidak pernah hilang.
Pansy duduk di salah satu bangku yang menempel di meja makan, "Duduklah."
"Tidak." Draco menolak tawaran yang sama sekali tidak terdengar menguntungkan itu.
Pansy menyihir Draco. Tubuhnya otomatis taat pada kehendak Pansy. Draco tidak bisa menggerakkan badannya karena Pansy mengambil kontrol total. Draco duduk berseberangan dengan Pansy.
"Perbuatanmu hina." Dalam postur tegak duduknya, Draco menistakan apa yang Pansy lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verlangen [Draco Malfoy]
Viễn tưởng| Hidup seorang gadis yatim piatu yang belakangan selalu merasa kehilangan, kini digantikan dengan peristiwa yang jauh lebih mengerikan dari perkiraannya. Ia tidak menyangka akan berbenturan dengan dunia sihir sampai ia ditemukan oleh Draco untuk ke...