︶꒦꒷♡꒷꒦︶
Pagi-pagi buta, Draco membuka matanya di hari yang baru. Matahari pun belum menyingsing masuk ke dalam rumah ini. Dia menatap langit-langit di kamarnya.
Setelah itu dia menyandarkan punggungnya di kepala kasur. Menghela napasnya dalam-dalam sambil mengingat kejadian sebelum dia jatuh tak sadarkan diri.
Pikirannya terus meluap-luap di tempat yang gelap. Dia merasakan suatu kejanggalan tetapi otaknya terasa tumpul sehingga dia tidak dapat mencari tau sebab musabab perasaan ganjilnya itu.
Lambat laun cahaya dan kehangatan mulai memasuki kamar itu, menandakan Draco memakan waktu yang cukup lama selama berpikir sejak bangun tadi.
Draco berjalan ke kamar mandinya.
Di situ dia melepas rompinya dan melonggarkan dasinya, menyisakan kemeja putihnya. Draco menggulung lengan bajunya yang panjang lalu membasuh mukanya di wastafel dengan maksud menyegarkan pikirannya. Namun, matanya terfokus pada dark mark yang ada di lengan kirinya.
Kemudian, Draco melihat pantulan dirinya sendiri di cermin. Dia teringat dengan perempuan yang datang bersama Cedric kemarin, "Elora Mraw." Lirihnya, berbicara kepada dirinya sendiri di cermin berbentuk persegi di hadapannya itu.
Draco berdecak kesal karena tidak menemukan jawaban apapun.
𝑇𝑜𝑘 𝑇𝑜𝑘 𝑇𝑜𝑘, "Draco, kau di dalam?" Narcissa mengetuk pintu tiga kali.
Draco ke luar dari kamar mandi, mendapati ibunya di ruang kamarnya, "Ada apa, mother?"
Narcissa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul, "Aku hanya memastikan." Dia membawa nampan yang di atasnya tersusun satu piring sarapan dan satu gelas air mineral untuk Draco.
Draco mengambil nampan itu dari tangan Narcissa, kemudian membantu ibunya menaruhnya di atas meja kecil di sebelah kasurnya, "Yang kemarin itu . . . siapa dia? Perempuan yang bersama Cedric."
Draco menyerahkan nampan yang sekarang sudah kosong itu kepada Narcissa, "Apa maksudmu?" Narcissa mengambilnya.
"Elora Mraw. Siapa dia, mother?" Draco memperjelas pertanyaannya.
Narcissa menutup mulutnya, " ! ! ! " Pada saat itu juga Narcissa mengerti apa yang terjadi. Perlakuan licik Pansy, dia dapat melihatnya dengan jelas sekarang.
Draco memiringkan kepalanya, bingung melihat respon ibunya yang terkesiap, "Mother?"
Tiba-tiba saja, bayangan dari awan mendung menutupi cahaya surya. Keadaan di dalam rumah jadi menggelap.
"Narcissa!" Panggil Lucius dari bawah, "Kemarilah! Kau harus melihat ini! Cepat!"
Draco dan Narcissa yang sedang berada dalam suatu percakapan terpaksa harus melanjutkan pembicaraan itu di lain waktu. Mereka berdua ber-apparate ke lantai bawah, menemukan Lucius yang berdiri di teras rumah sambil menengadah ke atas.
Narcissa berdiri di sebelah kiri Lucius sedangkan Draco di sebelah kanannya.
"Lihatlah." Mereka mengikuti jari telunjuk Lucius yang mengarah ke atas langit.
Lantas mereka semua menyadari sebuah tengkorak kolosal yang terbentuk dari kumpulan awan hitam ada di atas sana dengan ular keluar dari mulutnya seperti lidah. Itulah morsmordre, mantra yang digunakan kelompok Dard sebagai media via langit.
Ketika mereka menyaksikan, tanda itu bergerak naik semakin tinggi dalam kobaran kabut asap berwarna kehijauan. Kilat dan suara lantang menyertai morsmordre itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verlangen [Draco Malfoy]
Fantasy| Hidup seorang gadis yatim piatu yang belakangan selalu merasa kehilangan, kini digantikan dengan peristiwa yang jauh lebih mengerikan dari perkiraannya. Ia tidak menyangka akan berbenturan dengan dunia sihir sampai ia ditemukan oleh Draco untuk ke...