26 - Teror (2)

244 41 2
                                    

Happy Reading!!!
___________________

***

Adel saat ini tengah berdiri di jembatan yang tak jauh dari gang rumah Galih. Ia sedang menunggu jemputan yang katanya tak lama lagi datang.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat, "Del!" panggil Alam membuat Adel menoleh.

"Lo dari mana? Kenapa baru pulang jam segini?" tanya Alam saat masih melihat pakaian sekolah Adel.

Alam menyodorkan minuman yang sempat Adel pesan padanya tadi. Adel melirik minuman di tangan Alam. Alam yang tahu kode itu langsung membukakan penutup minuman Adel. Ia kembali menyodorkannya pada Adel.

"Dari rumah temen," jawab Adel singkat sembari meminum minumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari rumah temen," jawab Adel singkat sembari meminum minumannya.

"Lain kali jangan sampai kemalaman. Malah ini jauh dari rumah lo, kalau ada apa-apa gimana?"

"Iya gue tahu," keduanya lalu masuk kedalam mobil Alam.

"Kalau mau main sampe kemalaman begini bisa-bisa lo di marahin," Adel mendengarkan saja ocehan Alam sepanjang jalan. Beginilah Alam ketika berhubungan dengan Adel selalu saja posesif. Ia takut Adel kenapa-napa di luar tanpanya.

***

Adel langsung merebahkan tubuhnya. Saat ini ia sudah berpakaian biasa. Untunglah ia tidak bertemu orangtuanya hari ini. Katanya mereka sedang berada di luar kota. Adel juga tak peduli itu.

Adel meronggoh tasnya mencari ponselnya. Ia lupa mengaktifkannya tadi. Adel terkejut melihat panggilan tak terjawab dari Revan sebanyak 10 kali dan spam chat.

Ia lupa mengabari Revan karena ponselnya mati. Dengan segera Adel mengirimkan pesan untuk Revan.

To kak Rev:
Maaf kak. Gue lupa
kabarin lo kalau
gue pulang bareng temen!

Read

Kak Rev is calling....

"Halo," sapa Adel setelah menggeser icon hijau.

"Halo. Gue minta maaf tadi lama jemput lo," ucap Revan di seberang sana. Adel tersenyum lega, ia kira tadi akan mendengar semprotan amarah Revan.

Adel menghela nafasnya, "iya kak!" Jawabannya lalu teringat kejadian saat pulang tadi. Ingin sekali ia menceritakan kejadian tadi, tapi semua itu seolah tertahan di tenggorokannya.

Tok tok...

"Bentar yah kak. Jangan di matiin!" Adel beralih membuka pintu yang beberapa kali di ketuk itu.

"Ada apa?" tanya Adel dingin mendapati Dewi di depan pintunya sedang membawa sebuah kardus paket.

"Ini ada paket buat kamu," ucapnya lalu menyerahkan paket itu pada Adel.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang