Happy Reading!!!
___________________Dunia ini kejam, kita perlu pandai menjalaninya. Di makan atau memakan.
***
Sesi dan Galih memasuki kelas dan langsung di sambut dengan pertanyaan, "Kalian gak apa-apa?"
"Beneran gak apa-apa?" tanya Tere.
"Hooh. Lo lihat kan kita udah di sini?" Sesi duduk di bangkunya, "Arva mana?" tanya Sesi pada Nona.
"Oh dia di panggil tadi," Nona mengidikkan bahunya tak acuh.
"Oh iya. Lo sekelompok lagi dengan Galih. Kita di suruh buat laporan, metodologi gitu deh kalo gak salah," ucap Nona mengingat-ingat ucapan gurunya beberapa waktu lalu.
"Penelitian suatu usaha dengan mengacu pada metodologi penelitian," jelas Sinta memperbaiki ucapan Nona tadi.
"Kita sekelompok Del. Galih ketuanya," ucap Elis.
"Kapan kerjanya?"
"Kita sih terserah ketua. Waktunya juga masih lama kok," jawab Elis lagi.
"Sebentar," celetuk Galih tiba-tiba.
Semua menoleh pada lelaki itu. Galih terdiam dengan buku di tangannya, "apa?"
Semua kembali menatap Sesi. Sedangkan Sesi terkekeh sudah tahu apa di pikiran mereka saat ini, maksudnya teman kelompoknya pasti ingin protes tetapi mendengar suara datar Galih membuat mereka sedikit kicep.
"Oke pulang sekolah langsung aja yah," peringat Sesi pada teman-teman kelompoknya.
Sebenarnya ia sedikit memikirkan rencana ini. Tentu karena ia akan menemui Adel, tapi sepertinya Adel akan mengerti.
***
Sepulang sekolah. Seperti yang mereka rencanakan tadi, saat ini mereka tengah berada di warung pecel lele yang akan mereka jadikan bahan penelitian mereka.
"Eh. Nak Galih," sapa seorang lelaki paruh baya pemilik warung pecel lele.
"Pak. Pelanggan banyak?" tanya Galih lalu melepas seragam sekolahnya—kecuali celana. Kini yang tersisa hanya baju kaos biru navi yang melekat di tubuh tegap Galih.
"Lumayan nak," jawab pak Rido.
Galih mengangguk lalu menoleh pada teman kelompoknya, "sini kumpul," panggilannya lalu melihat sekitar tiga— Elis, Raka, Tere— orang yang menjadi kelompoknya. Tapi sebentar. Sepertinya ada yang kurang.
"Adel mana?" tanya Elis tiba-tiba. Galih yang tengah mencatat kehadiran kelompoknya menoleh kiri-kanan mencari gadis berambut pendek dengan bandana merah itu.
"Eh itu dia," ucap Tere sembari menunjuk kedalam warung makan tersebut.
Semua menoleh kedalam warung dan menemukan Sesi tengah berbincang dengan pak Rido. Gadis itu sedang membantu pak Rido mengumpulkan sisa piring kotor.
Galih memperhatikan semuanya, dimana Sesi tersenyum, terkekeh, mengangguk, mengangkat piring yang di tangan pak Rido.
Tanpa sadar sesuatu membuat Galih merasa tergelitik. Segaris senyum yang tak bertahan lama itu di tunjukkan untuk gadis manis bernama lengkap Sesilia Rose Hana yang ia tahu bernama Adelenha Areiti H.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente(Rapuh bisa di pesan di Teori Kata Publishing) ~Hidup yang tak di inginkan dan mati dengan percuma~ Adel atau Sesi, Sesilia Rose Hana atau Adelenha Areiti Hana. Tumbuh menjadi gadis yang tangguh dan kuat. Berawal dari kejadian fatal hingga muncul be...