6 - Sakit

447 55 1
                                    

"Saya butuh jalan pulang, butuh tempat untuk pulang yang benar-benar bisa menerima saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya butuh jalan pulang, butuh tempat untuk pulang yang benar-benar bisa menerima saya. Saya lelah berjalan tanpa arah dan tujuan yang pasti. Saya juga butuh cahaya untuk menerangi jalan saya agar menemukan jalan pulang. Saya perlu mengistirahatkan diri saya, sebentar atau selamanya." — Sesilia Rose Hana

Hari ini Adel memilih kembali bersekolah, tidak ada gunanya di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Adel memilih kembali bersekolah, tidak ada gunanya di rumah. Hari ini ia di jemput oleh Revan yang berencana akan melaporkan kejadian kemarin, tapi Adel menolak mempermasalahkan hal itu.

Baru saja mendudukkan dirinya di bangku seseorang menggebrak mejanya. Adel menengok malas.

"Dasar tukang adu!" bentak Sinta di depan wajah Adel.

"Gue udah mandi," Adel berlagak mengelap wajahnya yang terkena muncratan saliva Sinta padahal tidak.

"Apa lo bilang?" Sinta meraih rambut Adel. Membuat Adel mendongak ke atas.

"Lo sengaja kan? Lo sengaja lapor gue biar gue terlihat jahat?"

"Emang lo jahat. Seharusnya gue yang marah karena lo kunciin kemarin—shhh" Adel meringis merasakan kulit kepala seperti akan lepas.

"Jangan buat gue kunciin lo lagi di sana," Sinta berbisik tepat di samping telinga Adel.

"Lo ga tau gue kelaparan di sana kan? Lo ga tau betapa kotor dan dinginnya tempat itu? Hah?"

"Emang itu tempat lo yang pantas," Sinta semakin menarik rambut Adel.

"Lo seperti anj*ng," kata Adel membuat amarah Sinta memuncak.

Bruk!

Sinta mendorong Adel hingga menghantam meja. Adel bangkit menatap sekitar kelas yang mulai ramai tetapi tak ada yang mau membantu Adel.

"Berani lo sama gue?" tanya Sinta menatap Adel nyalang.

"Beranilah. Gue manusia sedangkan lo binatang," ucap Adel santai.

Bugh

Satu hantaman di perut Adel membuat gadis itu terbatuk, "gue akan buktiin siapa yang pantas di perlakukan seperti binatang di sini," Sinta melangkah keluar kelas.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang