12 - Sebuah Pertemanan

350 43 5
                                    

Saat ini Adel berada di kantin yang cukup luas di bandingkan kantin sekolahnya dahulu. Cukup luas untuk menampung ribuan siswa di sekolah.

Adel menatap kagum kantin tersebut yang ternyata dilayani oleh seorang koki dan beberapa pembantunya. Adel berdecak, "sudah seperti cafe." Adel memilih duduk bersama kedua teman barunya Elis dan Nona.

Sebaiknya kita perkenalan terlebih dahulu kedua gadis cantik yang sekarang menjabat sebagai teman Adel. Elis Therania Rahardian adalah anak seorang dokter kecantikan dan CEO, sedangkan Nona Vistasari adalah anak seorang guru dan polisi.

Elis dengan rambut pendek selehernya dan Nona dengan rambut panjang bergelombang. Cita-cita Elis adalah pelukis dan Nona bercita-cita menjadi model dan artis. Elis berkulit putih dan sedikit keterbelakangan soal pelajaran, Nona gadis berkulit kuning langsat dengan tambahan lesung pipi membuat kesan manis dan cantik, tapi di sekolah ia terlihat seperti cool beauty tidak salah jika Nona ingin menjadi seorang model dan artis. Namun, Nona adalah gadis galak berbeda dengan Elis yang lemah lembut dan sedikit pemalu.

Kembali ke kantin. Kini Adel dan Elis tengah menunggu Nona yang sedang mengambil makanannya. Adel sedang menatap seorang gadis yang tengah duduk sendiri di pojok. Dari perawakannya Adel sepertinya mengenal gadis itu.

"Tuh anak baru sok' kecantikan banget deh," bisik salah seorang gadis yang berada di depan meja Adel.

Adel melirik kedua gadis di hadapannya, "kok dia bisa kenal Galih?"

"Entalah. Baru masuk aja udah SKSD ama Galih," ucap satunya lalu tersenyum sinis.

Dari belakang Nona datang dengan sepiring nasi di tangannya. Ia yang mendengar seseorang telah membicarakan Adel langsung memukul meja membuat beberapa orang terkejut dan menatap Nona dengan pandangan terganggu.

Kedua gadis itu terdiam lalu menatap Nona. Salah seorang gadis itu menghela nafas kasar.

"Tutup mulut busuk lo," ucap Nona lalu berjalan mendekati meja Adel dan duduk tepat didepan Adel.

"Ayo makan. Gak usah dengar mereka," ucap Nona sembari menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Del. Adel," panggil Nona.

"Hah?"

"Makan noh," Nona menunjuk makanan Adel dengan garpu di tangannya. Adel mengangguk saja lalu kembali makan.

***

Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Adel sedang menunggu Nona di depan pintu lokernya. Katanya Nona lagi mencari sesuatu di sana, entalah itu Adel juga tidak tahu.

"Udah ada blom?" tanya Adel.

"Gak tahu. Tadi gue taro di sini," ujar Nona sedikit panik.

"Emang apaan sih?"

"Buku catatan sejarah gue gak ada," Nona menarik rambutnya frustasi.

"Coba lo cari di rumah ntar," usul Adel.

Nona mengangguk, "yaudah kita pulang aja," Nona mengibaskan tangannya lalu menutup pintu lokernya.

Adel langsung merangkul Nona, "sabar aja kali," ujar Adel.

Kedua gadis itu berjalan menuju gerbang tempat sebuah mobil sedan
sedang terparkir. Tak lama seorang wanita cantik berbaju guru keluar dari mobil.

"Mama," gumam Nona.

"Nona, ayo mama antar ke tempat les," ucap ibu Nona.

Adel menatap heran Nona yang tampak tak suka. Padahal seharusnya Nona merasa senang jika ibunya menjemput dan mengantarnya kemanapun.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang