18 - Kembalilah

260 46 1
                                    

Happy Reading!!!
____________________

***

Sedang asik cerita dengan Galih yang tumben banyak bicara malam ini Adel di kejutkan dengan panggilan namanya untuk ke panggung.

"Sekarang penampilan dari Arvalino dan Adelenha kelas sebelas IPA tiga."

Adel memicingkan matanya melihat Arva sudah berada di atas panggung dengan membawa sebuah gitar. Adel mendesah kasar. Jika Arva sudah tahu semuanya, bukan berarti lelaki itu bisa menyuruhnya untuk hal yang tidak harus orang ketahui.

"Adelenha silahkan ke panggung," ucap MC itu lagi.

"Lo ke sana aja," ucap Galih saat Adel menoleh padanya untuk meminta bantuan.

Adel menghela nafasnya. Ia masih memakai topi Galih di kepalanya tanpa sadar. Adel segera berjalan maju hingga beberapa orang menyingkir agar ia dapat lewat.

Sesampainya di panggung, suara tepuk tangan menyoraki Adel saat ini. Baju putih, jeans hitam dan topi hitam yang di kenakan Adel sangat pas dan nampak sederhana namun mewah.

Adel langsung duduk di kursi yang telah di sediakan di sana. Ia menatap tajam Arva yang sedang mengedipkan sebelah mata padanya.

"Nyanyi apa?" tanya Arva. Apa kata cowok ini? Latihan saja ia tak pernah. Lagi-lagi Adel menghela napas pasrah. Mau di apa lagi ia sudah berada di atas panggung.

"Lovely!" jawab Adel. Arva mengangguk lalu mulai memetik gitarnya memainkan lagu Lovely dari Billie Eilish dan Khalid.

Thought I found a way
Thought I found a way out
But you never go away
So I guess I gotta stay now

Awal yang bagus hingga semua orang terdiam menikmati lagu itu. Sekarang saatnya Arva dan Adel bernyanyi bersama.

Oh, I hope some day I'll make it out of here
Even if it takes all night or a hundred years
Need a place to hide, but I can't find one near
Wanna feel alive, outside I can't fight my fear

Semua kaum hawa terpekik saat mendengar suara merdu Arva. Berbeda dengan kaum Adam yang menatap Adel dengan pandangan memuja. Sudah cantik, manis, suara merdu lagi!

Isn't it lovely, all alone
Heart made of glass, my mind of stone
Tear me to pieces, skin to bone
Hello, welcome home

Walking out of time
Looking for a better place
Something's on my mind
Always in my head space

But I know someday I'll make it out of here
Even if it takes all night or a hundred years
Need a place to hide, but I can't find one near
Wanna feel alive outside I can't fight my fear

Isn't it lovely, all alone
Heart made of glass, my mind of stone
Tear me to pieces, skin to bone
Hello, welcome home

Semuanya terdiam, terbawa suasana. Arva dan Adel sangat menghayati lagu yang mereka nyanyikan. Sungguh dari hati yang sangat dalam, seperti dalam lagu itu adalah impian mereka.

Tak ada yang bertepuk tangan hingga seseorang menepuk tangannya terlebih dahulu, menyadarkan keterpanaan mereka. Mereka bersorak sebagai tanda puas dengan lagu itu.

Adel langsung ke belakang. Sebentar lagi gilirannya. Ia harus bersiap, maksudnya mempersiapkan hatinya.

"Sekarang penampilan terakhir yaitu puisi, kembalilah," semua orang bertepuk tangan sekaligus bertanya-tanya siapa yang akan membacakan puisi tersebut.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang