4 - Fitnah

483 60 4
                                    

"Jika kau tidak tahu banyak tentangku, setidaknya tutup mulutmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika kau tidak tahu banyak tentangku, setidaknya tutup mulutmu." — Adelenha Areiti Hana.


Alam menatap Adel di depan pintu berharap gadis itu menarik semua kata-katanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alam menatap Adel di depan pintu berharap gadis itu menarik semua kata-katanya. Lelaki itu menghela napasnya saat Adel memalingkan wajahnya ke jendela.

Alam membuka pintu kamar Adel dan terkejut melihat Dewi sudah berdiri di sana, seperti sedang menguping.

"Ngapain lo?" tanya Alam judes.

"Gue?" Dewi menunjuk dirinya sendiri, "ah, gue lewat doang tadi," ucap Dewi lalu ngacir ke kamarnya tanpa berbalik lagi. Bisa-bisanya ia bodoh karena tetap menguping meski tak akan kedengaran.

"Loh. Alam udah mau pulang?" tanya Selena ketika melihat Alam di tangga.

"Iya tan. Adel mau istirahat katanya," jawab Alam lalu menciumi tangan Selena.

"Alam pulang dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam," jawab Selena. Selena dapat melihat dengan jelas Alam terlihat murung dan lebih banyak diam, tak seperti waktu datang.

"Sepertinya mereka ada masalah," gumam Selena.

Selena langsung menaruh majalahnya. Ia ingat tadi kepala Adel seperti di perban. Pasti anak itu berbuat sesuatu lagi, pikirannya.

Adel mendengar suara decitan pintu. Tanpa ia lihat pasti ia tahu siapa orangnya.

"Adel," panggil Selena.

"Hmm," Adel hanya bergumam tanpa membuka selimut yang menutup seluruh tubuhnya.

"Kamu kenapa?" tanya Selena mengurungkan niatnya untuk menanyakan tentang luka dan Alam. Ia menyadari jika putrinya ini sedang dalam keadaan kacau.

Walau sikapnya kurang perhatian pada Adel, bagaimana pun ia juga adalah seorang ibu yang tahu kondisi anaknya. Semua ia lakukan agar Adel bisa mandiri dan tak mengandalkannya terus.

"Kalau mau jawaban bohong. Adel baik-baik saja," jawab Adel.

"Ibu maunya kamu jawab jujur," pinta sang ibu ingin mendengar sendiri dari mulut anaknya.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang