39 - Who Are You?

244 31 0
                                    

Happy Reading!!

***

Berhari-hari telah di lalui Sesi. Ia benar-benar tidak menampakkan wajahnya pada siapapun yang ia kenal selain Galih yang kini sudah menjabat sebagai kekasihnya.

Jika mengingat hari itu sungguh Sesi akan merasa lucu. Bagaimana tidak, Galih menembaknya tiba-tiba, di klinik bersalin pula. Saat itu Galih terlihat sangat gugup. Tapi karena Sesi tertawa jadi Galih ikut tertawa, dan untuk pertama kalinya Sesi mendengar Galih tertawa.

Perasaan? Sesi sudah memberi tahu Galih jika dirinya belum sayang tapi nyaman pada lelaki itu begitu juga Galih yang hanya sekedar menyukai dan nyaman padanya. Seiring berjalannya waktu pasti perasaan sayang ataupun cinta akan tumbuh di keduanya. Tidak ada yang salah, kan?

Alasannya simpel, keduanya ingin saling menjaga.

Saat ini Sesi tengah berada di sebuah kontrakan. Sesi meminta Galih untuk membawanya ke sana. Untuk sekolah? Sesi meminta pada Galih untuk memberinya izin pada guru. Sesi juga belum menceritakan semua pada Galih, yang Galih tahu ia adalah Sesi alias Mawar.

Tak ada yang perlu Sesi pikirkan. Tujuan ia menjauh agar ia bisa menenangkan pikirannya.

Berbeda dengan Sesi yang sedang menenangkan pikiran. Adel malah khawatir pada kembarannya yang hampir seminggu tak pernah menjenguknya lagi. Adel duduk di ayunan yang seminggu lalu ia kunjungi bersama Sesi. Ia menatap ke samping dimana ayunan di sebelahnya yang di isi oleh seorang anak perempuan sekitar 5 tahun.

"Kak Sesi kemana?" lirihnya.

"Kak Cantik!" Adel menoleh ke samping dimana seorang anak kecil perempuan berlari ke arahnya.

"Astaga kak cantik kemana aja? Sasa nyariin terus," anak itu lantas menggenggam tangan Adel.

"Kak. Ini aku nemu dompet kakak yang jatuh hari itu," anak itu memberikan dompet merah pada Adel. Tanpa membukanya Adel sudah tahu ini adalah dompet Sesi.

"Emmm. Kamu nemu di mana?" tanya Adel sembari mengelus rambut Sasa.

Tangan kecil Sasa menunjuk ke arah kursi yang tak jauh dari tempat mereka, "di situ," ucap anak itu.

Adel mengangguk, "kamu bareng siapa ke sini?" tanya Adel.

"Aku bareng Kak Sekar," ucap anak itu ceria.

"Mana dia?" tanya Adel mengedarkan pandangannya. Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang dan bagian bawah yang sedikit bergelombang keluar dari persembunyiannya. Sedari tadi ia memantau Adel dan Sasa diam-diam. Ia juga terkejut saat mengetahui bahwa yang dimaksud adiknya adalah Adel.

Adel tersenyum ramah, "Sekar yah. Ini adik kamu pinter banget," puji Adel lalu mencolek pipi Sasa gemas.

"Oh iya. Makasih yah udah nemuin dompet aku," ucap Adel tersenyum hangat. Gadis itu mengelus rambut Sasa lalu pamit pergi.

Sekar tak menjawab ia bingung dengan sikap Adel yang berubah. Seminggu ia tak melihat keberadaan Adel di sekolah dan kini ia menemukannya di sini.

Sekar seketika mengingat sesuatu, "ADEL!" Sekar segera mengejar Adel. Ia lupa jika dirinya berhutang budi pada gadis itu.

Sekar menatap sekitar yang ramai. Sulit menemukan Adel di tengah keramaian seperti ini. Hatinya gundah antara mengikuti Adel dan meninggalkan Sasa atau kembali menemui Sasa.

Sekar menghela napasnya tentu ia akan kembali menemui Sasa.

"Kakak kenapa?"

Sekar menggeleng, ia menyesal telah melupakan kebaikan Adel.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang