34 - Keluarga Sebenarnya

282 31 1
                                    

Happy Reading!
__________________

***

Ciara mengangguk. Ia melebarkan tangannya dan Galih lengsung memeluk Ciara, "mama kak," lirih Galih.

"Ma-ma? Kak?" tanya Sesi bingung.

"Entar kakak jelasin. Ayok kita cari kamar rawat mereka," ajak Ciara menarik Galih dan Sesi.

Sesi mengerutkan keningnya bingung. Jujur ia seperti orang bodoh saat ini. Ia sama sekali tidak mengerti dengan situasi ini.

Sesampainya di ruangan yang resepsionis bilang tadi, Galih dan Ciara langsung masuk.

Sesi berdiri menatap mereka dari luar, wanita tadi dan seorang pria yang ia yakini orang tua Cuara sudah sadar. Mereka berpelukan seperti keluarga. Galih? Bukannya Galih anak tante Marissa dan Kakak Lara?

Karena takut mengganggu meski penasaran, Sesi memilih duduk di kursi tunggu. Tak begitu lama Ciara keluar dengan mata sembab. Bahkan bercak air matanya masih ada.

"Makasih Adel," ucap Ciara tiba-tiba.

"Iya kak. Tapi ortu kakak nggak apa-apa?" tanya Sesi.

Ciara mengangguk, "nggak apa-apa, nggak ada luka serius."

Ciara duduk di samping Sesi. Keduanya terdiam lama hingga Galih keluar dan sontak kedua gadis itu menoleh ke arah pintu. Tanpa Sesi sadari Galih langsung menariknya kedalam pelukan lelaki itu.

Sesi tentu terkejut, ia bingung. Ciara yang tidak mau mengganggu momen itu lantas masuk untuk menemui kedua orangtuanya.

Galih semakin mempererat pelukannya. Sesi akhirnya tersadar dan membalas pelukan Galih meski ia tidak tahu kenapa. Ia mengelus punggung Galih.

Pelukan itu tentu masih sama sejak Sesi merasakan untuk pertama kalinya dulu. Masih hangat dan membuat dirinya nyaman.

***

"Jadi, selama ini adik yang kak Cia cari itu Galih?" tanya Sesi terkejut.

Ciara mengangguk, "iya. Aku udah duga sih. Bahkan aku sering ke sekolah kamu untuk melihat Galih," ucap Ciara.

Sesi memperhatikan wajah Galih dan Cia. Pantas saja Sesi pernah merasa mereka ada kemiripan dan setelah di perhatikan lebih dekat ternyata keduanya memang begitu mirip, walaupun keduanya bukan saudara kembar. Tapi hidung mata serta bibir keduanya begitu sama. Hanya saja alis Galih lebih tebal tentunya.

Saat ini ketiganya tengah berada di kantin rumah sakit.

"Terus, Galih. Lo gimana bisa langsung tahu kalau Ciara kakak Lo?" tanya Sesi lagi masih penasaran.

Galih menghela napasnya, "gue udah di beri tahu oleh ibu Marissa. Bukanya kak Cia juga udah pernah ketemu dengan ibu?"

Ciara mengangguk lagi, "hm. Saat itu Aku lihat Galih dan ibu ngobrol, tepat sebulan lalu...."

Flashback on

Saat ini, Ciara berencana membeli minuman kesukaannya di salah satu kedai kopi dekat kampus. Ciara memukul-mukul pundaknya yang terasa nyeri karena mengerjakan skripsi tadi.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang