5 - Sempurna?

422 61 3
                                    

"Sebegitu burukkah aku? Sampai-sampai dunia tak menginginkan aku bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebegitu burukkah aku? Sampai-sampai dunia tak menginginkan aku bahagia." — Adelenha Areiti Hana

Saat ini Adel tengah membersihkan kelasnya tepat pada jam istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Adel tengah membersihkan kelasnya tepat pada jam istirahat. Ia mengepel seluruh ruangan itu hingga bersih. Setelah itu ia beralih membersihkan toilet dan koridor kelas sebelas.

Terlalu berat untuk Adel kerjakan sendiri. Tapi bukankah Adel gadis yang kuat? Ia mampu menanggung semuanya sendiri.

Setiap orang yang melewatinya pasti menutup hidungnya karena bau menyengat dari tubuh Adel, semua itu akibat dari air got bercampur telur yang mereka campurkan.

"Lo bisa ngepel gak?" seorang gadis sengaja menumpahkan air ember yang Adel gunakan. Mereka melewati Adel sembari tertawa.

Adel menghela nafasnya. Mencoba bersabar meski rasanya ingin ia layangkan ganggang pel ke kepala mereka.

Semoga kalian dapat balasan setimpal, batin Adel berdoa.

Buk!

Adel menolehkan kepalanya ke belakang. Dimana gadis yang menumpahkan air pelnya tadi terjatuh bersama teman-temannya.

Secepat itukah doaku dikabulkan? Batinnya.

Adel rasanya ingin meneriaki mereka dengan kata 'mampus' tapi takut dosa. Ia hanya menahan tawanya sekuat mungkin saat para gadis itu kesusahan bangun.

"Apa kalian ketawa-ketawa!" ucap Gadis itu sebelum pergi bersama teman-temannya, yang mungkin sudah malu hingga ubun-ubun.

Setelah selesai mengepel Adel beristirahat sejenak di dalam gudang. Meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sakit.

Brak!

Adel menoleh ke pintu ketika suara keras pintu di tutup terdengar jelas. Adel berlari ke arah pintu.

"Woy buka woy," teriak Adel sembari mendobrak pintu dari dalam.

Adel memukul-mukul pintu, berharap siapapun membukanya. "Please, bukain!" teriak Adel sekeras-kerasnya. Namun nihil, tak ada yang mau membuka.

RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang