Happy Reading!!!
_____________________***
"Makasih udah nemenin gue," ucap Adel saat di depan blok perumahannya. Galih mengangguk lalu pergi begitu saja.
Adel sibuk mengunyah permen gulali besar di tangannya tanpa sadar dari belakang ada seseorang yang mendekat kearahnya.
"Eh?!" Adel terkejut saat tiba-tiba seseorang menarik tangannya hingga permen gulalinya terjatuh dengan mengenaskan.
"Heh lepas," Adel merasa tangannya memanas karena genggaman kuat dari orang di depannya yang terus menariknya entah ke mana. Kakinya juga ikut sakit lagi meski sudah menggunakan sendal jepit yang Galih belikan beberapa saat lalu.
High heels? Mungkin benda itu akan berakhir di tempat pembuangan sampah.
Adel menepis kasar tangannya hingga lepas, "siapa sih lo?" bentaknya sembari memegang tangannya yang memerah.
Orang itu berbalik lalu menatap Adel dengan padangan yang sulit di artikan. Adel terkejut dengan pandangan yang tak biasa di pancarkan orang itu.
"Kenapa sih Va?"
"Sebenarnya lo siapa?" tanya Arva.
Adel terkekeh kecil karena pertanyaan tak masuk akal dari Arva, "tanpa gue jawab lo udah tahu siapa gue," ucap Adel.
"Siapa lo?"
"A-d-e-l. Nama gue Adel," ucap Adel biar cepat.
"Jawab yang jujur," paksa Arva.
"Apaan sih lo. Gak jelas," Adel yang hendak pergi tertahan saat Arva menarik tangannya sedikit kasar.
"Coba lo jelasin ke gue siapa dia?" Adel tersentak melihat foto yang Arva tunjukkan padanya. Ia menjadi panas dingin hingga tak tersadar kepalan tangannya sudah basah.
"G-gue gak tahu," Adel merutukki dirinya yang terlihat gugup.
"Siapa.gadis.di.rumah.sakit.itu?" tekan Arva setiap katanya.
"Maks.. gue gak tau."
"JAWAB!" Adel terkejut mendengar suara bentak, kan Arva.
Menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan pelan, "ok, gue jelasin tapi nggak di sini," Adel berjalan mendahului Arva ke warteg dekat blok perumahannya.
***
"Jadi sekarang lo tahu semuanya," Arva nampak tak percaya dengan penjelasan Adel yang lengkap tanpa di lupakan sedikit pun.
"Gue harap lo nggak ngomong ke siapapun," Adel berdiri mengambil tasnya dan berlalu begitu saja dari hadapan Arva yang masih sibuk dengan pikirannya.
Lain halnya dengan Adel yang kembali merasakan sakit hati ketika mengingat kembali kejadian waktu itu.
Adel berdiri di dekat sebuah bangunan yang tak terpakai lagi. Ia bersandar di tembok itu lalu berjongkok, menumpuk kedua tangannya di lutut. Dirinya begitu lelah bahkan untuk pulang saja ia sudah lelah.
Tak lama Go-Jek yang dipesannya tadi sudah tiba. Adel menghapus air matanya lalu segera naik. Malam ini ia tak akan pulang, ia cukup lelah.
Ting...tong
Queen yang tengah asik membaca novel dikejutkan dengan bel yang berbunyi malam-malam. Ia melihat jam di nakasnya lalu bergidik.
"Siapa yang bertamu jam 10 malam? Gak mungkin mama-papa," ucapnya mengingat kedua orangtuanya jarang pulang dan biasa langsung masuk saja tanpa membunyikan bel.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH [TAMAT dan SUDAH TERBIT]
Teen Fiction(Rapuh bisa di pesan di Teori Kata Publishing) ~Hidup yang tak di inginkan dan mati dengan percuma~ Adel atau Sesi, Sesilia Rose Hana atau Adelenha Areiti Hana. Tumbuh menjadi gadis yang tangguh dan kuat. Berawal dari kejadian fatal hingga muncul be...