Part 15.

3.3K 429 24
                                    

Hari ini Lalisa pergi ke sekolah sendiri. Jungkook hanya mengantarnya ke apartementnya, dan dia sudah pergi ke kantornya sendiri. Guru Kang sudah memberitahu semua murid terkait Jungkook yang tidak akan menerima pelajaran lewat sekolah kembali, meskipun banyak diantara murid yang bertanya-tanya mengenai alasan sebenarnya tetapi Guru Kang tidak memberitahu alasan Jungkook secara mendetail.

Jika dirasa oleh Lalisa, kelas ini jauh lebih tenang ketika tidak ada Jeon Jungkook. Tapi tidak menutup kemungkinan jika ia rindu akan suasananya, ketika Jungkook ada disini kelas terasa jauh lebih aktif dan menyenangkan. Memang begitu wataknya manusia, ketika ada dirasa menyebalkan, ketika hilang justru dirindukan.

Lalisa duduk di bawah pohon, memandang lapangan basket yang sedang digunakan tim basket untuk latihan. Dia tidak sendiri, Minnie sedang menemaninya saat ini. Lebih tepatnya ia yang menemani Minnie yang tengah melihat Bambam berlatih.

"Hey, tidak ingin makan?"

Rose datang, menepuk pundak Lalisa menawarkannya untuk makan. Lalisa menggeleng tanda menolak.

"Aku baru saja dapat kabar dari Jimin, Jungkook sudah mulai bekerja di kantornya."

"Itu benar."

Jawaban dari Lalisa membuat Minnie segera menolehkan kepalanya, sedangkan Rose mengangguk sudah pasti Jimin tidak akan membohonginya.

"Dia seorang pimpinan sekarang?"

"Hmm."

"Kau tahu darimana?"

Lalisa lupa jika Minnie tidak tahu hubungannya dengan Jungkook, begitupula Rose yang hanya mengetahui dirinya tengah dekat saja.

"Emmm aku hanya menduga, lagipula Jimin tidak akan berbohong pada Rose."

Minnie dan Rose mengangguk, membuat Lalisa menghela nafas lega. Ah ia menjadi merindukan lelaki itu tiba-tiba. Sedang apa ya? Batinnya bertanya-tanya.

🌻🌻

Jungkook baru saja mengikuti rapat rutin perusahaan untuk membahas mengenai perkembangan tingkat penjualan beberapa departement store Jeon's grup.

"Tuan setelah ini anda harus bertemu dengan CEO dari Shinsega departement store." Ucap pria paruh baya yang sedang berdiri disamping kursi kerja Jungkook.

Hari pertama cukup menguras pikiran Jungkook, dia bukan siswa bodoh jadi dia cukup cakap, tapi pertemuan-pertemuan yang ada dalam schedule membuatnya jenuh. Seharusnya ia tidak ditugaskan menjadi pimpinan perusahaan, meskipun Ayahnya tetaplah menjadi pimpinan tertinggi di perusahaan Jeon's grup.

"Berapa pertemuan lagi?"

"Dua pertemuan lagi tuan."

Helaan nafas keluar dari belah bibir Jungkook, ia sudah menghadiri tiga pertemuan dari pagi hari hingga menjelang sore. Rupanya masih ada dua pertemuan lagi yang harus ia hadiri.

"Biarkan aku istirahat sebentar." Jungkook memejamkan matanya, pundaknya sudah ia turunkan, bersandar dengan nyaman di kursi kerjanya.

"Baik tuan."

Pria paruh baya yang merupakan kepala manager melangkah keluar ruangan. Pria itu memang suruhan Ayah Jungkook untuk mendampingi Jungkook pertama kali bekerja di perusahaan. Jungkook mengakui jika dia banyak dibantu oleh kepala manager untuk beberapa hal yang ia rasa asing dan perlu penjelasan.

Stay With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang