Part 7.

3.6K 501 29
                                    

Lalisa sedang memandang pantulan dirinya dicermin, sesekali akan bergerak melihat sisi sebelah kanan tubuhnya atau sisi sebelah kiri. Ia tersenyum puas melihat penampilannya. Penampilannya cukup sederhana karena ia terlalu malas untuk berdandan, ia mengenakan sweater putih bertuliskan adidas di depan dadanya, dan celana jeans.

Sore ini ia memiliki janji dengan Rose untuk menonton film di bioskop. Satu notif Lalisa dapatkan, itu dari Rose yang mengatakan jika ia sedang menunggu di depan gedung apartemennya. Lalisa membenarkan ikatan rambutnya yang tinggi, merapihkan poni andalannya, lalu menyampirkan tas dibahunya.

Ia melihat Ayahnya sibuk berkutat dengan ponsel dan beberapa kertas yang berserakan di meja tamu. Ia menggelengkan kepalanya, menutup pintu kamarnya dan mendekat ke Ayahnya.

"Ayah aku akan pergi keluar sore ini."

"Dengan siapa?"

Jaewook mengangkat kepalanya, memusatkan perhatian ke arah putrinya. Ia menurunkan kacamata dan mengamati penampilan putrinya yang telah siap untuk pergi keluar.

"Dengan Rose."

"Rose siapa?"

Lalisa mendengus, ia sudah pernah menceritakan perihal Rose pada Ayahnya meski tidak secara mendetail. Tapi ayolah seharusnya Ayahnya ingat jika Rose itu adalah teman pertamanya saat di Korea.

"Teman pertamaku disini yang aku ceritakan."

"Ahh diaa. Ya Ayah tau."

"Ya sudah, aku harus pergi sekarang. Rose sudah menungguku di bawah."

Jaewook mengangguk, melebarkan tangannya membuat Lalisa mengernyitkan dahi bingung.

"Kemari, Ayah harus memelukmu sebelum kau pergi bersenang-senang dengan temanmu."

"Astaga, aku juga akan kembali lagi."

Lalisa benar-benar tidak mengerti, ia hanya pergi keluar sebentar dan pastinya akan pulang bukan. Mendengar Jaewook terkekeh justru membuat Lalisa memutar mata jengah, ia mendekat lalu mendekap tubuh Ayahnya.

Selesai sudah dengan per-dramaan antara Ayah dan anak. Lalisa pergi ke luar, masuk ke dalam lift untuk sampai ke lantai bawah. Ia melewati loby dan melihat Rose tengah duduk sendirian sibuk dengan ponselnya.

"Rose." Panggilnya, Rose menoleh melambaikan tangan. Gadis itu juga nampak cantik dengan balutan dress simple pendek berwarna krem, ditambah tas slempang keluaran guci. Terlihat begitu manis bagi siapapun yang melihatnya, apalagi rambut panjangnya yang berwarna keemasan.

Lalisa mendecak melihat penampilannya sendiri yang jauh dari Rose. Rose memang feminim, gadis itu senang berdandan untuk dirinya sendiri.

"Hey jika kau mengikat rambutmu seperti itu terlihat mirip dengan Ariana grande." Gurau Rose membuat Lalisa tertawa.

"Ayo kita berangkat sekarang."

Rose menahan Lalisa yang sudah akan pergi keluar. Wajah gadis itu nampak tersenyum kikuk sembari menatap Lalisa.

"Kau menunggu seseorang?"

"Hmm. Tidak apa bukan jika dia ikut?"

Lalisa mengangguk, tidak mengapa jika ada yang ingin bergabung dengan mereka untuk jalan-jalan.

"Siapa memangnya?" Tanya Lalisa memastikan, Rose menggigit bibir lalu memegang lengan Lalisa dengan tatapan teduh.

"Jimin."

Sudah bukan rahasia lagi jika Jimin itu pacar Rose. Namun masalahnya disini adalah Rose tidak memberitahu jika Jimin akan bergabung dengan mereka, Lalisa tentu tidak begitu senang mendengarnya karena ia seperti terjebak diantara sepasang kekasih yang akan berkencan. Tidak lucu jika ia hanya menjadi nyamuk diantara mereka bukan.

Stay With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang