Lalisa tengah menyeruput strawberry smoothies yang ia pesan di kedai dekat sekolah, tatapannya mengarah pada jalanan di luar sana menunggu rintik hujan agar segera berhenti, beberapa kali ia menghela nafas panjang seakan beban menyelimuti dirinya.
"Sudahlah, jangan terus menerus dipikirkan." Ujar gadis pirang yang duduk didepannya.
Lalisa menoleh, menekuk bibirnya dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Dia sedang tidak bersemangat, sudah dua hari ini Jungkook mengabaikan dirinya, bahkan pesannya sama sekali tidak dibalas lelaki itu. Ia tidak tahu jika Jungkook ternyata benar-benar marah padanya. Ia menjadi begitu kepikiran ketika pria itu mengatakan agar ia berpacaran saja dengan Wills.
"Jungkook tidak benar-benar serius mengatakan itu kan Rose?" Lirih Lalisa.
Rose gadis yang duduk di depan Lalisa menghela nafas, Lalisa baru saja bercerita padanya tentang masalahnya. Rose tidak bisa membenarkan perbuatan Lalisa, tapi ia juga tidak bisa menyetujui perilaku Jungkook ketika mengabaikan sahabatnya itu.
Kali ini yang bisa Rose lakukan hanyalah mengelus lengan Lalisa agar gadis itu berhenti berpikiran yang tidak-tidak tentang hubungannya.
"Apa aku ke kantornya saja?" Ujar Lalisa tiba-tiba berseru dengan semangat seakan itu adalah sesuatu hal yang tepat untuk dilakukan.
"Jangan bercanda, kau akan terlihat seperti pelajar yang mengejar-ngejar Ahjussi."
Gurat wajah yang tadinya bersemangat mulai lusuh kembali.
"Jadi apa yang harus aku lakukan? Aku tidak suka diabaikan seperti ini Rose." Keluhnya.
Keduanya sama-sama menghela nafas. Ini sulit untuk Lalisa, dan dia tidak tahu bagaimana cara agar membuat kemarahan Jungkook mereda. Mereka kini hanya diam menatap kondisi jalan yang basah setelah terguyur hujan siang tadi.
Suara jentikan jari Rose terdengar, dia nampak akan menyampaikan sesuatu penting terhadap Lalisa.
"Aku ada ide." Ujar Rose dengan senyum mengembang diwajahnya.
"Apa?"
"Lebih baik kita pulang sekarang dan kau ikut denganku."
Lalisa yang tidak tahu menahu dengan ide Rose hanya mengikuti Rose yang sudah menariknya keluar dari kedai. Untung saja rintik hujan sudah mulai mereda.
.
.Rose's house-
18.00 KSTSepulangnya Lalisa benar-benar mengikuti Rose yang mengajaknya ke rumah keluarga Park. Gadis pirang itu tengah sibuk mengobrak-abrik lemarinya, mencari sesuatu disana. Lalisa hanya berdiam diri duduk di atas ranjang besar sembari bermain dengan akun media sosialnya.
"I found them."
Lalisa mengalihkan pandangannya dari ponsel, ia sedikit terkejut ketika Rose sudah berada dihadapannya menyodorkan beberapa gaun mini. Lalisa mencebik, itu benar-benar bukan stylenya sama sekali.
"Apa ini?"
"Untukmu. Kita akan pergi berpesta sekarang. Cobalah" Ucap Rose dengan binar dimatanya.
"Are you crazy? Aku kemari karena kau mengatakan punya ide untuk membuat Jungkook berhenti marah padaku, bukan mencoba pakaian-pakaian ini."
Rose mengernyitkan dahinya, matanya menelisik tajam Lalisa yang saat ini tidak habis pikir dengan ide konyol Rose.
"Lalisa Kim. Aku memang membantumu, gaun-gaun ini akan membuat Jungkook bertekuk lutut dihadapanmu kemudian ia luluh dan berhenti marah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me ✔
RomanceDon't go anywhere, kau harus disini dan kau hanya boleh menjadi milikku.