Part 6.

3.8K 496 38
                                    

Aku update lebih cepet dari biasanya wkwk
Voment yaa

.
.

Seperti hari-hari biasa, Lalisa sedang menunggu bus untuk pulang ke rumahnya. Hari ini ia pulang terlambat dari biasanya karena terlalu lama berada di perpustakaan kota. Lalisa bukan siswa yang begitu rajin, namun ia rutin mengunjungi perpustakaan meski hanya seminggu sekali. Hitung-hitung menambah aktifitasnya daripada menghabiskan waktu sendirian di apartemen.

Lalisa memainkan ponselnya, bosan juga karena bus terakhir yang ia tunggu tidak kunjung datang. Suasana jalanpun tidak terlalu ramai, padahal waktu baru menunjuk pukul setengah sepuluh malam.

Tak berapa lama bus datang, ia segera masuk ke dalam dan mengambil tempat duduk ditengah. Kondisi bus cukup lenggang, hanya ada dia dan tiga orang penumpang lainnya yang terlihat baru selesai bekerja.

Dua puluh menit setelahnya ia sampai di pemberhentian bus didekat apartemen. Lalisa mengerucutkan bibir kala melihat jalanan tidak begitu banyak orang-orang lewat. Ia menghela nafas, harus waspada barangkali ada penjahat ataupun pria hidung belang seperti hari pertama kali ia tinggal di Korea.

Korea tidak lebih aman menurut Lalisa. Buktinya ia masih sering melihat pria-pria yang mabuk meski jam belum menunjuk cukup malam. Ia sudah mulai terbiasa melihat orang-orang yang berjalan gontai karena mabuk. Entah berapa banyak yang mereka minum, Lalisa terkadang miris sendiri jika memikirkannya.

Jarak dari halte sampai apartemen tidak cukup jauh, kurang lebih lima menit ia sudah sampai. Langkahnya perlahan berhenti ketika melihat tiga orang pria tengah berjalan berlawanan arah di depannya sedang berceloteh ria. Sekejap ia menjadi merasa was-was.

Ia kembali melangkah melewati tiga orang pemuda yang sadar dengan kehadirannya. Ia menghela nafas lega ketika tidak ada satupun dari mereka yang menghadangnya meski sempat memberi senyuman menyeringai kepadanya.

Lalisa pikir ia sudah aman, namun nyatanya tidak. Ia terkejut ketika tangannya ditarik dari belakang, membuat tubuhnya sedikit terhuyung. Lalisa memekik kecil, matanya membulat lebar ketika serasa ada yang memeluk dirinya.

"Sssttt, hanya sebentar."

Lalisa jelas tidak terima, ia masih mencoba melepaskan diri, meski sulit. Sudah ingin menangis ketika pria tidak dikenal ini memeluknya. Namun pria tersebut justru memutar tubuhnya masih dengan memeluk dirinya, dan ia bisa melihat ketiga pria tadi memperhatikan mereka lalu berdecih dan pergi setelahnya.

"Ssstt, mereka akan pergi jika kita seperti ini."

Lalisa terdiam, mengingat suara yang tidak terdengar asing. Ia mengenal suara itu.

Tunggu.

Lalisa mengumpulkan kesadarannya, lalu menendang bagian sensitif seorang pria. Pria itu mengaduh, menekan miliknya lalu menatap Lalisa dengan ekspresi kesakitannya.

Lagi dan lagi, Lalisa terkejut sendiri dengan siapa yang ada didepannya saat ini.

"Jungkook!"

🌻🌻

Lalisa POV_

Sebenarnya aku enggan menerima tamu malam-malam seperti ini di apartemen apalagi Ayah sedang bekerja, itu artinya aku sendirian di apartemen ini. Aku mengerucutkan bibir di dalam dapur, membuat coklat panas untuk seseorang yang baru saja aku buat cedera pada bagian sensitifnya.

"Oh astaga, ini bukan salahku". Gerutuku kesal.

Aku menyodorkan cangkir itu tepat di depan wajahnya setelah pria itu keluar dari kamar mandi dan sialnya saat ini sedang duduk dengan nyaman diatas sofa. Jungkook mundur, mengambil alih cangkir ditanganku.

Stay With Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang