Suasana bandara begitu ramai, belum lagi reporter yang sudah siap mencari bahan untuk mereka beritakan. Saat ini Korea dibuat terkejut dengan kabar tidak mengenakan datang dari keluarga Jeon. Keluarga tajir yang terlihat damai, nyatanya publik dibuat terkejut dengan fakta jika pemilik Jeon group memiliki seorang putra dari wanita lain, dan saat ini tengah menjabat sebagai CEO. Bukan hanya itu, publik kembali dibuat terkejut dengan gugatan cerai yang dilayangkan oleh istri sah dari CEO Jeon group.
Derap langkah beberapa pengawal mengiringi langkah kaki jenjang itu, meskipun sudah berumur dia tetap anggun dan menjaga bentuk tubuhnya. Nyonya Jeon berjalan memakai terusan selutut berwana hitam dan memakai kacamatanya, pesonanya tidak pernah pudar seiring bertambahnya usia.
"Minggir" Ucap sang pengawal dengan tajam saat ada beberapa wartawan yang dengan berani menghalangi mereka.
"Ya!" Teriak wartawan tersebut saat mendapatkan dorongan kasar dari pria bertubuh besar tersebut.
Nyonya Jeon menghela nafas lega ketika sudah masuk ke dalam pesawat kelas bisnis. Ia melepas kacamata hitamnya, terlihat jelas mata yang sembab karena menangisi kebodohannya. Ia tidak menyesal menggugat suaminya, tapi yang ia sesali kenapa baru sekarang ia berani melakukan ini semua.
"Nyonya, sebentar lagi pesawat akan berangkat." Ucap sang pengawal pribadinya.
"Hmm." Nyonya Jeon hanya mengangguk, lantas mengalihkan pandangannya melihat ke jendela.
Pria paruh baya tersebut menatap Nyonya Jeon sebelum akhirnya pergi, dia juga merasa sedih dengan apa yang telah dialami bosnya saat ini.
Seperkian detik setelah kepergian pengawalnya, bahu Ibu Jungkook sedikit bergetar. Dadanya masih sesak, lantas tiba-tiba air mata itu kembali menetes tanpa bisa ia cegah.
🌻🌻
Jungkook sejak tadi hanya diam, mengurung diri di ruang olahraganya, menghabiskan waktunya untuk berlatih tinju sejak tadi. Lisa tahu mengapa Jungkook seperti ini, tapi tidak banyak yang bisa ia lakukan selain tetap berada disisi lelaki itu. Sebelum dia datang tadi Taehyung menelfonnya dan menyuruhnya untuk segera pergi ke apartemen Jungkook, akhirnya Lisa datang bersama Jennie.
Betapa khawatirnya Lisa yang tak menemukan Jungkook saat itu, dia hanya melihat Taehyung yang menunduk dengan wajah cemasnya. Sebelum Taehyung dan Jennie pergi, dia bercerita jika keluarga Jungkook sedang dalam masalah, setelah tanpa sengaja melihat berita yang sedang trending di grup angkatannya saat SMA Jungkook langsung terdiam, lantas tidak menyahuti apapun yang Taehyung ucapkan. Tak lama Jungkook langsung masuk ke dalam ruang olahraganya, dan langsung berlatih tinju.
Lisa bahkan sempat terkejut karena baru mengetahui jika Jungkook merupakan putra dari keluarga yang cukup bergengsi di Korea tersebut, selama ini Jungkook memang selalu menghindari pertanyaan tentang keluarga jika Lisa menanyakan. Ternyata dia baru mengetahuinya sekarang dari mulut Taehyung bukan dari Jungkook, kecewa ya sedikit tapi dia tidak bisa mementingkan egonya sendiri. Jungkook butuh dirinya, dan dia akan ada disini sampai lelaki itu keluar dari ruangannya.
Ponsel Lisa bergetar, rupanya itu dari Ayahnya.
"Halo."
"Bagaimana kabarmu? Maaf Ayah baru menelfon sekarang."
Lisa tersenyum simpul, ia tahu jika Ayahnya pun sibuk. Jadi tidak masalah baginya, bila Ayahnya jarang menelfon.
"Tidak apa. Aku baik Ayah, bagaimana kabar Ayah?"
"Ayah baik-baik saja disini, kau sedang dimana?"
"Aku bersama Jungkook."
"Sendirian?"
"Yaa, tapi Ayah tidak perlu khawatir. Dia tidak akan macam-macam padaku."
Terdengar suara kekehan diseberang sana, Lisa tahu pasti Ayahnya sedang tertawa saat ini. Ia tiba-tiba jadi teringat permasalahan Jungkook, dengan sedikit keraguan Lisa akhirnya memberanikan diri bertanya pada Ayahnya. Mungkin Ayahnya jauh lebih tau tentang berita yang sedang gempar di Korea saat ini, apalagi notabennya Ayahnya adalah seorang jurnalis disana.
Lisa melirik ke arah ruangan Jungkook berada, dia beranjak menuju balkon, tidak ingin pembicaraannya nanti didengar oleh Jungkook.
"Ayah, bolehkah aku bertanya?"
"Hmm. Katakanlah."
"Benarkan yang diberita itu? Apakah keluarga Jeon sedang tidak baik-baik saja?"
"Ya, kenapa bertanya perihal itu, tidak biasanya kau ingin tahu tentang kehidupan orang lain?"
Lisa menggit bibir bawahnya, Ayahnya belum tahu jika Jungkook ternyata adalah putra dari keluarga yang digadang-gadang menjadi keluarga terkaya di Korea tersebut. Jangankan Ayahnya, Lisa saja baru mengetahuinya beberapa jam yang lalu saat Taehyung datang ke apartemen karena Jungkook mengurung diri begitu mendengar berita tersebut.
"Ah aku akan menceritakannya langsung saat bertemu Ayah nanti."
"Baiklah Ayah tidak akan memaksa sekarang agar kau bercerita."
Nampaknya Jaewook, Ayah Lisa tidak terlalu memaksa anaknya untuk bercerita, sehingga Lisa menghela nafas lega.
"Terimakasih Ayah, kalau begitu aku tutup dulu. Jaga kesehatan Ayah disana."
"Baiklah sayang, kau juga jaga kesehatan. Kabari Ayah jika kau sedang senggang yaa."
Lisa tersenyum hangat, Ayahnya selalu bersikap manis pada dirinya. Mungkin efek karena sudah lama ia tidak mendpat perhatian manis dari sang Ayah.
"Iya Ayah."
Telfonpun terputus, kini Lisa kembali ke depan ruang televisi. Dia melirik sekilas kamar Jungkook yang masih belum terbuka, bukan dia tidak ingin melihat lelaki itu, tapi Lisa tahu jika Jungkook butuh waktu. Butuh waktu menerima semua yang tiba-tiba ini.
"Himneo honey bunny." Lirihnya.
🌻🌻
Haloooooo, aku balik lagi hehehe
Aku gak tahu bakal lanjut apa enggak, tiba2 stuck dan lupa alurnya karna udah lama gak buka wattpad 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me ✔
RomanceDon't go anywhere, kau harus disini dan kau hanya boleh menjadi milikku.