Lalisa terlalu nyaman berada dipelukan Jungkook, setelah sejam yang lalu mereka memutuskan untuk pulang ke apartemen Jungkook. Mereka hanya saling memeluk, dan beberapa kali saling melumat bibir menyalurkan perasaan meeeka masing-masing. Jungkook benar-benar bisa menahan dirinya dengan baik setelah meminta Lalisa mengganti pakaiannya dengan kaos kebesaran miliknya dan juga training kebesaran, meski awalnya Lalisa menolak untuk mengganti pakaiannya dengan milik Jungkook.
Udara malam semakin terasa, Jungkook membenarkan letak selimut yang menutupi tubuh Lalisa dan juga dirinya. Ia memang meminta Lalisa untuk menginap di rumah besarnya ini, dan kebetulan sekali Jaewook sedang pergi ke luar kota. Itu memudahkan Lalisa untuk meninggalkan rumah, Ayahnya itu memang seorang jurnalis yang sangat sibuk sekali.
"Udara semakin dingin, mau masuk ke dalam?" Tawar Jungkook pada Lalisa yang sudah mulai menutup matanya. Gadis itu tidak tidur hanya saja ia nyaman berada didekapan Jungkook. Seperti biasanya, mereka berada di balkon kamar Jungkook yang mengarah ke lapangan golf besar disana, berbaring di atas kursi panjang santai milik Jungkook.
Lalisa menggeleng pelan, ia menegakkan kepalanya. Menatapi Jungkook yang melihatnya dengan alis terangkat.
"Aku lapar." Ujar Lalisa tersenyum kecil. Jungkook bahkan hampir tertawa ketika mendengar suara perut Lalisa yang sedikit terdengar.
"Aku akan memanggil pembantu untuk membawakan makanan kemari, ingin makan apa hmm?"
"Tidak perlu, biarkan aku yang memasaknya."
"Tidak, aku masih ingin seperti ini. Biarkan pembantu yang membawa kemari. Kau ingin makan apa sayang? Steak?"
Lalisa menghela nafas, sekeras apapun ia menolak Jungkook tidak akan membiarkannya.
"Baiklah. Apapun itu, makanan sederhana saja."
Jungkook segera menelfon pegawainya untuk membawakan makanan yang Lalisa inginkan. Lalisa mengambil ponselnya ketika ponsel itu berdering, ada panggilan dari Rose. Lalisa bergerak berusaha untuk menjauh namun Jungkook menggeleng, memeluk erat tubuh Lalisa. Pria itu merampas ponsel Lalisa dan mengangkat panggilan dari Rose kemudian menyalakan mode loudspeaker.
"Apa?" Tanya Jungkook sengak.
"Jeon." Desis Lalisa memperingati, tapi Jungkook tidak menggubris sama sekali.
"Lisaaa, kau baik-baik saja? Aku mencemaskanmu karena sejak tadi tidak kunjung kembali."
"Aku--"
"Dia baik-baik saja." Jungkook memotong ucapan Lalisa, membuat Lalisa memukul lengan Jungkook yang masih melingkar diperutnya.
"Astaga sebenarnya ini ponsel kau atau Jungkook lis."
"Maaf Rose, ini ponselku, tapi Jungkook ikut mendengarkan percakapan kita."
"Hhhh aku khawatir padamu, Jimin tidak membiarkanku mengejarmu tadi. Dia tidak menggigitmu kan lis?"
Lalisa terkekeh pelan, sedangkan Jungkook sudah mendengus dengan umpatan yang sudah akan keluar namun Lalisa segera menutup mulut itu.
"Tidak Rose, mana mungkin kekasihku menggigitku."
"Kau tidak tahu saja jika Jeon Jungkook itu pemakan segala Lalisa." Seru suara pria disebrang sana yang mereka yakin jika itu adalah Jimin.
"Kau ingin mati hyung?" Ancam Jungkook begitu mendengar seruan dari Jimin, Lalisa tertawa lucu.
"Kkkk silahkan saja bunuh aku, Rose tidak akan membiarkan itu terjadi padaku."
"Yak kau Jeon Jungkook!!!" Seru Rose disebrang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me ✔
RomanceDon't go anywhere, kau harus disini dan kau hanya boleh menjadi milikku.