[21]

1.1K 173 8
                                    


"Kau bercanda! Mana mungkin kau pergi dengan Zabini," oceh Hermione selama mereka berjalan menuju pertandingan Quidditch.

"Tidak ada salahnya Hermione, lagi pula aku tidak pernah punya teman pesta dari Slytherin."

"Cindy! Okay aku tau dia dekat dengan Malfoy, tapi dia sama jahatnya dengan anak Slytherin yang lain!"

"Ini tidak ada hubungannya dengan pria itu Hermione! Sudahlah ayo kita cari tempat duduk," tukas Cindy kesal membahas pria pirang itu.

Pertandingan hari ini benar-benar aneh, diawali dengan Slytherin yang kehilangan Chaser mereka karena cedera dan Malfoy yang entah pergi kemana. Namun hal ini berbuah manis untuk Gryffindor, mereka jadi lebih mudah mengalahkan Slytherin. Ron jadi 200 persen lebih percaya diri yang mungkin disebabkan jus labu tadi pagi yang masih membuat Hermione kesal.

Pertandingan diakhiri dengan Gryffindor yang menang, jelas sekali. Satu asrama meneriaki Ron bahagia karena mampu menahan Slytherin untuk mencetak gol. Dan disini mereka sekarang sedang merayakan kemenangan dan terlebih kemampuan Ron tadi.

Harry akhirnya mengakui kepada Cindy dan Hermione kalau jus labu itu hanya tipuan untuk membuat Ron semangat. Namun setelah kelegaan Hermione, dia harus menihat Lavender Brown yang tiba-tiba menarik Ron dan menciumnya. Cindy saja yang baru mengambilkan mereka butterbeer sampai membatu melihat kejadian itu.

"Pantas saja dia dekat-dekat dengan kami," batin Cindy.

Hermione yang sangat kecewa segera pergi dari ruang rekreasi diikuti Harry. Cindy juga ikut membuntuti mereka walau agak kehilangan kemana perginya kedua sahabatnya itu.

Ia akhirnya menemukan Hermione dan Harry disebuah ruangan kecil, dengan Mione yang sedang terisak. Melihat Mione sudah ada yang akan menenangkan, Cindy akhirnya memilih pergi mencari angin. Sayang, pemandangannya hancur melihat Ron dan Lavender yang sedang asik berciuman di tangga. Ia akhirnya memilih mencari tangga lain, hingga tak sadar sampai di Menara Astronomi.

Di Menara, ia melihat seseorang yang familiar sudah menguasai pagar pembatas disana.

"Sedang menikmati kekalahan asramamu?" sapa Cindy hangat.

"Bukan urusanmu," jawab pria berambut platina itu.

"Dasar tidak sopan. Tumben sekali kau absen dari pertandingan."

"Hanya memberikan asramamu kemudahan," jawab Draco acuh.

Cindy yang kesal mendengar jawabannya akhirnya berani bertanya hal yang sudah ia resahkan selama ini, "Jujur deh, apa masalahmu? Tahun lalu kita baik-baik saja, bahkan menjadi teman. Aku berbuat salah padamu?"

"Tidak."

"Kalau gitu jelaskan dong, jangan tiba-tiba baik kemudian jahat lagi! Kau membuat aku bingung tahu!"

Draco yang dari tadi menatap kebawah Menara kini menatap lawan bicaranya,"Kenapa kau harus bingung? Dari tahun pertama kita kan memang tidak akur. Kau teman Potter, berarti kau juga musuhku. Aku hanya baru sadar saja kenapa mau berteman denganmu."

Kemudian Draco meninggalkannya. Cindy benar-benar kehabisan kata-kata. Draco di tahun kelima yang cukup ramah padanya sekarang menjadi manusia tanpa perasaan. Draco tahun ini bahkan berbeda dari yang sebelumya, ia sudah jarang mengejek empat sahabat itu dari biasanya yang selalu ada bahan ejekan.




Ron dan Hermione kembali ke mode tidak saling bicara satu sama lain. Hermione yang kesal melihat kemesraan Ron, dan Ron yang kesal dangan sikap Hermione yang menurutnya tidak membebaskannya.

"Oh ayolah, Kau mencium Cho, Cindy mencium Wood, Hermione mencium Krum, kenapa aku tidak boleh, ini negara bebas!" keluhnya di depan perapian.

"Tunggu sebentar! Dari mana kau tau aku mencium Wood?" Cindy yang dari tadi hanya mendengarkan keluhan Ron menjadi perhatian. Soalnya dia tidak pernah menceritakan hubungannya dengan Oliver Wood sampai urusan seperti itu kepada sahabat laki-lakinya.

"Err, beberapa waktu lalu, Ginny dan Ron bertengkar dan menceritakannya kalau hanya Ron yang iri karena tidak pernah punya hubungan," bisik Harry yang sedang duduk disebelahnya.

Kemudian Lavender datang dan memeluk lengan Ron mulai menciuminya. Cindy yang jijik melihat Lavender memilih pergi kembali ke kamarnya, meninggalkan Harry.

Biasanya, jika ada yang sedang bertengkar, dua orang yang lain akan menemani masing-masing dari yang bertengkar. Tetapi untuk urusan kali ini, Harry dan Cindy lebih memilih menemani Hermione daripada harus melihat Lavender yang terus menerus bergelayutan dengan Ron. Hingga disini lah mereka sedang bersama Hermione di dalam perpustakaan berbisik-bisik.

"Ia bebas mencium siapapun, aku tidak peduli," kata hermione membahas tentang Ron.

"Yang harus ku pedulikan sekarang adalah, dengan siapa kau akan pergi ke pesta Slughorn Harry?" sambungnya.

"Aku tidak berencana membawa siapapun."

"Oh ayolah, cewek-cewek yang lain sedang membicarakan taktik agar bisa kau ajak, bahkan memikirkan cara menaruh ramuan cinta padamu!" jelas Hermione yang membuat Cindy merinding.

"PIlih saja salah satu Harry, agar kau tidak terlihat masih bisa digapai," saran Cindy.

"Kalau begitu salah satu dari kalian saja, kita bisa pergi sebagai teman," jawab Harry sumringah mendapat ide.

"Oh astaga, kenapa tidak terpikir olehku?" kata Hermione seperti baru merasa bersalah.

"Kenapa? Kau sudah ada pasangan, siapa?"

"Oh ya, aku sudah ada pasangan, seseorang lah."

"Kalau kau bagaimana?" tanya Harry kepada Cindy.

"Maaf tuan, saya sudah punya pasangan satu hari setelah pesta itu diumumkan," jawab Cindy dengan ekspresi empati kepada Harry.

"Pokoknya terserah kau, tapi jangan wanita di dekat jendela sana. Itu Romilda Vane dia sangat serius memberikan ramuan cinta padamu," ancam Hermione.

"Yah baiklah, aku ada seseorang di pikiranku."

Chapter 21 is up!

Happy reading, and always thank you for your support! xoxo

COMETHRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang