[29]
Dengan terlukanya Draco, Harry juga memutuskan memakai Felix Felicis untuk merayu Slughorn karena ia sudah kehilangan akal. Cindy yang baru saja menyelesaikan jadwal piketnya, sedang mencoba-coba mengintip tirai penutup bilik ranjang Draco Malfoy. Perawat yang boleh mengecek keadaanya hanya perawat senior. Jadi Cindy penasaran separah apa luka-lukanya sampai tidak kunjung sembuh?
"Kau bisa melihatnya besok," suara Madam Pomfrey mengejutkannya dari belakang.
"Ia sudah baik-baik saja, tapi masih butuh perawatan. Can you handle it? Besok aku harus pergi ke St. Mungo sampai setelah matahari terbenam."
"Tentu saja Madam, aku akan datang lebih awal besok. Aku sudah menyelesaikan ujian Apparate ku."
"Good! terima kasih Cindy,"
Cindy kemudian berkemas kembali ke asrama. Cindy memanjat lubang asrama Gryffindor melewati Ginny dan Dean yang nampaknya sedang beradu pendapat. Saat ia sampai di ruang rekreasi, ia tertabrak oleh Harry yang sedang bersemangat.
∆|∆|∆
"Hai Cindy!" sapa Harry yang kemudian langsung melewatinya.
"Harry! Kau mau kemana?"
"Rumah Hagrid!" jawab Harry yang membuat alis Cindy berkerut. Oh iya Hagrid mengundang mereka untuk pemakaman Aragog.
"Are you okay? Kau terlihat agak kelewat bersemangat untuk melayat."
"I'm good! Bye!"
"Dia minum Felix Felicis," suara Ron kemudian terdengar. Ah pantas saja, ternyata efek Felix Felicis lumayan juga.
"Sebenarnya aku lebih yakin itu Ramuan Gila sih," celetuk Ron lagi.
"Oh shut up," jawab Hermione.
"Cindy, ini ada surat untukmu, tadi burung hantu menunggui di ranjangmu, dari Wood," Parvati mendatanginya sambil terkikik genit. Astaga.
"Wohooo, apa ini cinta segitiga?"
"Apa maksudmu Ronald?" tanya Cindy sambil duduk di sofa depan perapian.
"Kau-Wood- dan si musang pirang jelek. Sorry kau agak buruk menyimpan rahasia tahu."
"Selama ini kau tau?" kali ini Hermione yang bertanya terkejut.
"Aku ini orang yang peka."
"Oh yeah sangat peka," jawab Hermione menyindir.
"Sepertinya kita butuh mengobrol rahasia apa saja yang kita punya guys," Cindy berbicara agak sakit kepala karena teman-temannya tahu rahasianya.
∆|∆|∆
Selagi Harry sibuk menyelesaikan urusannya sendiri, ketiga temannya sedang melalukan sesi curhat sampai malam.
"Aku marah sekali padamu kau tahu? Dekat dengan musuh temanmu sendiri? Mengesankan," ungkap Ron.
"I'm so sorry Ron, tidak akan terjadi lagi," jawab Cindy merasa bersalah mengingat Harry, Ron dan Hermione menderita betul dengan kelakuan si musang pirang itu.
"Jadi bagaimana dengan Wood, kalian berkomunikasi lebih sering sekarang," tanya Hermione.
"Tunggu sebentar, bagaimana ceritanya kau bisa dekat dengan Wood sebenarnya?"
"Well, awalnya setelah libur musim dingin tahun ketiga. Kau tau kan Oliver terobsesi sekali dengan Harry. Disitu sepertinya dia sadar eksistensiku karena sering bertanya dimana Harry. Lalu kami berpacaran sebentar sampai awal tahun keempat sebelum dia mulai tergila-gila dengan club Quidditch nya. Kami ketemu lagi waktu aku pergi ke toko perlengkapan Quidditch membelikan hadiahmu Ron dan sekarang kami hanya seperti saudara guys!"
"Kau sampai pacaran dengannya?!" jerit Ron.
"Oh sudahlah."
"Did you two kiss?" tanya Ron jahil.
"RON!" Cindy melempar wajah Ron dengan bantal sofa.
Chapter 29 is up!
Thank you for your support! x.Hi guys! apa kabar?
JAHAT BGT YA AKU TERNYATA MENINGGALKAN WORK INI DARI MEI?! YANG BENER AJA KETERLALUAN!
maaf banget semua!!! terima kasih buat kalian yang udah menunggu work ini! I love u guys so much!!!
Karena libur sudah dateng, aku jd ada waktu deh buat bikin chapter selanjutnya! so bare with me guys! see you on the next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
COMETHRU
FanfictionDraco Malfoy × Original Character Draco Malfoy, Prince of Slytherin, Heir of the Malfoy family. Tidak pernah menyangka akhirnya bisa tertarik kepada keturunan terakhir dari Keluarga Skylight. Cindy Skylight, Princess of Gryffindor, tidak menyangka a...