[22]

1.1K 171 17
                                    


Happy Reading, jangan lupa comment kalo ada part yang asik ya pengen liat comment kalian hehehe....

Hari ini adalah hari pesta natal Slughorn. Cindy, Hermione, dan Harry masih saling tidak tahu masing-masing pasangan pesta satu sama lain. Apalagi Harry, mereka tidak yakin dia sudah dapat pasangan. 

Sementara sebagian murid menyiapkan diri untuk datang ke pesta natal Slughorn, Ron di sisi lain sedang asik bermesraan dengan Lavender yang membuat Harry tidak nyaman duduk di ruang rekreasi.

Hermione sudah pergi lebih dulu daripada Cindy yang masih berdandan di ruang rekreasi karena merasa sepi di kamar. Karena pergi duluan itulah membuat Hermione ketahuan jika ia sebenarnya pergi dengan McLaggen.

Cindy dan Harry keduanya terkejut. Cindy kaget karena Hermione benar-benar pergi dengan McLaggen setelah candaanya kemarin sedangkan Harry yah kaget saja.

Hermione agak menyindir Ron ketika Parvati Patil menanyainya tentang nge-date dengan pemain Quidditch, tapi entahlah apa Ron sadar sedang disindir ketika ia sibuk dengan kalungan tangan Lavender.

"Pasanganmu dari Gryffindor Cindy?" tanya Harry.

"Enggak."

"Berangkat bersama yuk?" ajak Harry untuk menemui pasangan mereka.

"Oke, aku ganti baju dulu, kau juga bersiap sana!"

Setelah beberapa menit, mereka bertemu lagi di ruang rekreasi. Harry sudah memakai setelan jas hitamnya dan Cindy memakai gaun mint selutut berbahan ringan.

Mereka kemudian meninggalkan Ron dengan tidak peduli. Namun setelah keluar dari lubang lukisan, ada seseorang berdiri di sana.

"Mau apa kau disini Zabini?" tanya Harry galak.

"Aku menunggu pasanganku, Potter," jawab Blaise Zabini yang memakai setelan serba hitam. Tidak diragukan, mode fashion anak Slytherin semua sama saja.

"Jangan bercanda, asrama Gryffindor?" tanya Harry masih tak mau kalah.

"Err Harry, aku pasangannya," kata Cindy ragu-ragu. Iapun kaget melihat Zabini menunggunya di depan asrama. Harry kini memandangnya kosong, Cindy jadi tidak enak.

"Kau mau pergi bersama? Kita lewat Aula Besar kan," ajak Cindy agak takut melihat ekspresi Harry.

"Tidak. Kau duluan saja," jawab Harry terdengar nada kecewa.

Cindy akhirnya pergi dengan tatapan meminta maaf, berdua bersama Zabini setelah laki-laki itu menawarkan lengannya.

Setelah sesampainya di ruangan Slughorn yang sudah dihias dengan kain-kain, mereka di sambut oleh Slughorn sendiri dan meminta mereka menikamati jamuan pesta natalnya.

Rasanya ada 5x lebih banyak orang dari member "klub Slug" biasanya. Beberapa murid Hogwarts juga menjadi pengantar minuman disana, seperti Neville contohnya. Poor Neville.

"You look nice Skylight," kata Blaise mengawali percakapan mereka di depan pohon natal besar diujung ruanggan.

"Thanks, you too Zabini."

"So, kau tidak bilang ke Potter?"

"Ah, sorry tidak. Kau tau sendiri dia dengan asramamu. Bayangkan saja reaksinya jika kuberi tau, aku pasti sudah di kunci di asrama," jawab Cindy dibalas Blaise dengan kekehan.

"Yeah, apalagi Potter dan Draco," Cindy diam saja tidak mau membalas topik ini apalagi membahas pria pirang satu itu.

Mereka berdua cukup baik bersama, percakapan mereka tidak berhenti dengan canggung. Membicarakan pelajaran, Quidditch, dan aktivitas penyihir di luar sekolah. Sampai ada sosok mendatangi mereka.

"Well, well, well Zabini. Kau pergi dengan Miss Skylight rupanya."

"Good evening Professor," sapa Blaise kepada Snape yang mendatangi mereka.

"Kupikir kau pergi dengan Mr.Malfoy, Skylight. Tapi kau malah mengajak salah satu muridku yang lain. Well played Skylight," kata Snape yang sangat terdengar menyudutkan Cindy yang pergi bersama anak Slytherin.

"Maaf Professor, tapi saya lebih banyak diajak daripada mengajak, dan tidak ada hubungannya dengan Malfoy saya rasa," jawab Cindy menyombongkan dirinya. Peduli amat dengan guru satu ini.

"Kau lebih populer dari yang aku tau kalau begitu Skylight, tapi sepertinya perilakumu bertolak belakang kalau membahas soal Mr. Malfoy. Aku permisi," jawab Snape sengit dan pergi begitu saja.

"No offense, tapi Professormu memang tukang gossip hah?" tanya Cindy kesal kepada Blaise.

"For my life in Slytherin, I better not talk about him," jawab Blaise sambil mereka melihat-lihat orang disekeliling mereka.

Kemudian tidak berselang lama, ada keributan di pintu masuk. Suara Filch yang marah-marah membawa anak berjas hitam kedalam ruangan.

"Professor Slughorn, kutemukan anak ini di koridor dia bilang dia diundang ke pestamu."

"Fine, aku menerobos, puas?" jawab pria bermarga Malfoy itu. Tidak biasa sekali seorang Draco Malfoy menerobos ke pesta orang.

"Tenanglah Argus, tidak apa. Semua orang pasti suka pergi ke pesta lagipula ini natal. Nikmati pestanya nak," jawab Slughorn menengahi.

"Maaf Horace, aku ingin bicara dengan anak ini dulu," kata Snape tegas kemudian menyeret Malfoy keluar. Suasana pesta agak berubah setelah keributan kecil itu. Namun Slughorn mencoba menaikannya dengan meminta orchestra kecil memainkan lagu yang menyenangkan.

"Dia agak berubah tahun ini," kata Blaise.

"Malfoy, berubah? Menjadi lebih menyebalkan maksudmu? Cari kue yuk! Aku lapar," jawab Cindy pura-pura acuh.

Pestanya berakhir agak sedikit malam, Harry entah pergi kemana Cindy tidak lihat dia diakhir pesta. Hermione tampaknya sudah cepat-cepat pergi dari pesta itu, dia terlihat tidak nyaman.

Untuk Cindy, pesta dan pasangannya cukup menarik, setidaknya tidak membuatnya senyum terpaksa. Blaise Zabini juga cukup asik diajak ngobrol, dan bisa dibilang gentleman juga mengantarkannya sampai lukisan depan asrama.

Chapter 22 is up!

Guys next chapt aku mau bikin sisinya si Spungen, buat sneak peak gitu kira-kira kalian mau ga? Let me know yaa...

Thank you for your support! xoxo.

COMETHRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang