Semalam sebelum ke Hogsmeade, Hermione bilang mereka akan bertemu calon anggota club. Jadi setidaknya mereka harus menuruti rencananya kurang lebih setengah dari waktu kunjungan ke Hogsmeade.
"Hei Harry, coba masukan tanganmu ke sini," tawar Cindy yang membawa baskom dengan cairan yang tidak dikenal.
"Ini sari tentakel Murtlap, akan membantu tanganmu yang luka itu," Cindy menarik tangan Harry karena wajahnya yang skeptis itu.
"Wah thanks Cindy, ini terlihat lebih baik," kata Harry setelah beberapa menit merendam tangannya.
"Setidaknya tanganmu tidak akan menggangu Quidditchmu yang sebentar lagi itu."
Keesokan harinya, mereka sudah dalam perjalanan menuju tempat yang dimaksud Hermione di Hogsmeade. Tempatnya adalah Hog's Head. Ron jelas tak yakin dengan tempat itu, tapi Hermione bilang bahwa ia sudah bertanya kepada Professor Flitwick bahwa murid diijinkan ke Hog's Head. Ketika sampai tidak disangka ada sekitar 30 kurang lebih murid yang datang untuk club itu.
Setelah perbincangan cukup alot tentang Harry, mereka semua setuju dengan pembentukan club ini, dengan menamainya Dumbledore's Army.
Setelah selesai, mereka berempat akhirnya bisa menikmati kunjungan Hogsmeade sesungguhnya. Mereka berjalan menuju Honeydukes untuk melihat-lihat permen, sampai seseorang mencegat mereka. Tampaknya seperti anak tahun ke 6 dari Hufflepuff .
"Hei Skylight, ehm ini untukmu," Ucapnya sambil malu malu memberikan bungkusan Honeydukes ke Cindy.
"eh? Yah baiklah terima kasih, ehm siapa namamu maaf?" tanya Cindy tak enak.
"Rob, Rob Branch" jawab orang itu agak sedih karena Cindy tak tau namanya.
"Thank you Rob" lalu Rob pergi cepat-cepat.
"Wah pesona seorang Cindy Skylight tak pudar juga tenyata, coba lihat wajahnya tadi saat kau tak tau namanya pft..." ujar Ron tertawa.
"RON!" pukul Hermione.
"Yah, jangan salahkan aku, Princess of Gryffindor banyak acara," jawab Cindy mengibaskan rambutnya. "Well sepertinya kita sudah tidak perlu beli permen lagi." katanya sambil melihat bungkusan honeydukes itu.
Esok harinya mereka melihat pengumuman di common room tentang dekrit nomor 24 yang dibuat oleh Umbridge tentang organisasi atau club pelajar yang di larang oleh Umbridge. Ron seketika memucat, "Apa dia tau apa yang kita lakukan? Atau ada yang mengadu?"
"Mustahil," jawab Hermione
"Kenapa begitu?" tanya Harry
"Aku sudah memantrai mereka, jadi tenang saja. Nah sekarang kita hanya perlu mencari tempat, yuk!" ajak Hermione menggandeng mereka.
[] [] [] [] []
Tak terasa sudah sampai di hari dimana pertandingan quidditch pertama kali. Hari ini Gryffindor melawan Slytherin, Ron tampak kacau sekali. Jelas ia ketakutan. Bahkan Malfoy dan gengnya sudah membuat lagu untuk Ron dengan kata-kata sarkas yang tidak enak.
"Lihat saja nanti siapa yang menang," kata Hermione jengkel.
"Yah kalau Harry mendapatkan snitch sebelum aku membiarkan bola dari Slytherin masuk," ujar Ron
"Ron, optimis sedikit dong. Kau pasti akan hebat!" ujar Cindy menyemangati.
Pertandingan kali ini jujur saja dipenuhi lagu dari anak slytherin yang mengejek Ron. Yah Ron setidaknya sudah berusaha walau tak sedikit bola yang gagal ia hadang. Tapi tak lama perhatian penonton berubah melihat Harry dan Malfoy yang sedang kejar kejaran tampak mencari snitch.
Lalu setelah itu, Harry mendapatkan snitchnya. Gryffindor menang. Malfoy marah sekali, dari yang bisa Cindy lihat Malfoy nampak sedang mengejek, sampai Fred dan George tersulut.
"Ayo kita turun," ajak Hermione
Sesampainya mereka disana, nampaknya habis terjadi pertarungan hingga Madam Hooch, Prof. McGonagall, dan Umbridge ada ditempat itu. Wajah Harry dan si kembar Weasley merah padam, dan Malfoy yang sedang memegangi rahannya kesakitan.
"Diberhentikan selamanya." Ucap Umbridge sok manis, ketika Cindy baru sampai.
"Apa! Tidak bisa!" jerit Angelina seperti mau menangis.
Harry, Fred dan George diminta segera ke ruangan McGonagall Bersama Umbridge. Sebelum itu Umbridge berbalik dan berbicara, "Miss Skylight, kau intern di Hospital Wing kan? Kau bisa bawa Mr.Malfoy ke sana, ia terluka."
"Apa?" jawab Cindy mau protes, namun Umbridge sudah memberikannya senyuman mengintimidasi.
Mau tak mau, ia segera menyeret lengan Malfoy, membawanya pergi. Di perjalanan Malfoy hanya bisa mengaduh sambil memegangi rahangnya, tapi kemudian ada suara jeritan dari belakang. Pansy Parkinson mengejar mereka dan tak terima Cindy memegang lengan Malfoy, tapi Malfoy tak protes sama sekali.
"Kau tak boleh obati Drakie-poo!" teriak Pansy saat sudah di depan pintu Hospital Wing. Cindy mengernyit jijik mendengar panggilan "sayang" Pansy.
"Yasudah kalau kau mau menunggu Madam Pomfrey sampai rahangmu membiru. aku sih ga masalah," kata Cindy sambil membuka pintu memperlihatkan kondisi yang sangat ramai.
"Diam Pansy, Skylight cepat obati!" sergah Malfoy yang sudah susah bicara.
"Beruntung kau, aku baru saja menguasainya"
Setelah mengucapkan matra untuk memperbaiki rahang Malfoy yang retak, Cindy mengambil salep untuk mengurangi bengkaknya, dan mencoba mengoleskannya ke rahang Malfoy.
"Jangan berani berani kau pegang Drakie ku!" jerit Pansy (lagi).
"Yasudah lakukan saja sendiri." Jawab Cindy sambil menyodorkan salep ke Pansy, namun Malfoy langsung menarik pergelangan tangan Cindy. "Kau saja."
Chapter 4 is up!
Thank you so much for your support!
oiya kmrn aku sempet buka dan story ini masuk ranking di hashtag dong, seneng bgt!!! hehe 👉👈oya, chapter kemarin ada beberapa yg typo duh sorry bgt, pdhl udh ku cek seteliti mungkin. aku bakal usahain buat lbh teliti lagi kedepannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
COMETHRU
FanfictionDraco Malfoy × Original Character Draco Malfoy, Prince of Slytherin, Heir of the Malfoy family. Tidak pernah menyangka akhirnya bisa tertarik kepada keturunan terakhir dari Keluarga Skylight. Cindy Skylight, Princess of Gryffindor, tidak menyangka a...