Ucapan Jeno tentang kedua orangtua Renjun yang berada di Busan ternyata benar adanya. Bukan hanya kedua orang tua Renjun yang tidak ada di kediaman Huang, tapi Jaemin sama sekali tidak melihat adanya para pekerja yang berkeliaran sejak tadi.
Apa ini sudah masuk waktu istirahat bagi para pekerja? Tapi tidak mungkin kan mereka membiarkan Renjun pergi sendiri ke supermarket jika mereka ada di rumah. Apa mereka diliburkan?
"Aku menyuruh Mama dan Baba memulangkan semua pekerja untuk satu minggu ini karena Mama dan Baba sedang pergi. Hanya ada aku dan Jeno di rumah untuk menjaga rumah selama Mama dan Baba pergi. Aku tidak butuh diurusi lagi oleh para pekerja dan aku ingin mengurusi suamiku sendiri. Ternyata tidak mudah merawat rumah sebesar ini sendiri dan juga mengurusi suami di waktu bersamaan sendirian. Tapi aku menyukainya."
Jaemin hanya menatap Renjun yang tiba-tiba bercerita tanpa ada niatan untuk menimpali.
Jeno memberikan senyuman dan melempar pandangan penuh cinta pada istrinya sambil mengusap lembut punggung tangan Renjun.
Jaemin ingin mengacak-acak rambutnya sekarang juga. Sebenarnya ia terjebak dalam situasi macam apa sekarang?!
Renjun kemudian melempar pandangan pada Jaemin sambil tersenyum tidak enak karena Jeno menunjukkan afeksi berlebihan di depan orang lain.
"Kalau begitu.." Renjun melepas tangan yang digenggam Jeno sedari tadi. "aku akan memasak dulu."
"Aku akan membantumu," ujar Jaemin tanpa memandang pada Renjun.
"Eh? tidak perlu Jaem. Aku sebenarnya tidak tau kau akan datang. Jadi aku tidak menyiapkan apapun. Untuk itu kau tidak perlu membantuku sebagai ganti aku tidak bisa memberikan makan malam yang luar biasa."
"Lalu apa menurutmu aku akan suka ditinggal disini tanpa melakukan apapun dan menjadi tidak berguna?" Jaemin mengambil kantong belanja dari tangan Renjun dan berlalu ke dapur keluarga Huang.
Tentu kau akan berguna jika tetap berada disini karena aku bisa mendekatkanmu dan Jeno.
Renjun cemberut melihat sahabatnya sudah berlalu ke dapur tanpa bisa ia cegah. Dengan segera ia menyusul Jaemin.
"Kau mau membuat apa?"
"Sebenarnya Jeno ingin dibuatkan kimchi jjigae, tapi jika Nana ada makanan lain yang ingin dimakan, kau bisa membuat itu."
Tanpa berucap lagi Jaemin sudah bergerak mencuci bahan-bahan yang akan digunakan untuk membuat kimchi jjigae. Renjun pun merasa kikuk untuk memulai obrolan pertama kali melihat Jaemin tidak terlihat bersahabat malam ini.
"Dimana kimchi nya?"
"Eh.. mungkin di kulkas? Aku belum mengeceknya."
Jaemin segera berjalan menuju kulkas milik keluarga Huang yang sangat besar. Ia menyeleksi dari rak teratas untuk menemukan kimchi. Tapi entah berapa kali Jaemin memandang semua rak itu ia tidak bisa menemukan toples kimchi.
Renjun menoleh untuk melihat Jaemin yang masih bertahan di depan kulkas yang terbuka selama beberapa saat.
"Apa kimchi nya tidak ada disana?"
Renjun berdiri di belakang Jaemin, bertumpu pada pundak sahabat yang lebih tinggi darinya, dan melihat isi kulkas dari balik bahu Jaemin.
Jaemin terkejut saat Renjun tiba-tiba berada di belakangnya dan memegang bahunya. Ia menoleh pada Renjun dan membuat wajah keduanya berada di jarak yang sangat dekat.
Merasakan Jaemin yang menatapnya, Renjun ikut menoleh untuk menatap sahabatnya.
Untuk beberapa saat Renjun terasa tidak bisa bergerak karena tatapannya terkunci pada kedua mata Jaemin. Ia merasakan jantungnya yang mulai berdebar-debar dan kedua pipinya terasa menghangat. Jaemin tidak mengalihkan pandangannya dari Renjun membuat perempuan itu sedikit menunduk sambil memejamkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Both / Norenmin ☑
FanfictionKatanya jika kamu mencintai dua orang disaat bersamaan, maka pilih yang kedua. Tapi bagaimana jika kau mencintai keduanya hingga rasanya bisa mati bila melepas salah satunya. ⚠️ GS Pair : Norenmin (Noren, Nomin, & Jaemren) 🔞 [Marriage life] Cover m...