Part 13 ⚠️

9.7K 275 15
                                    

18+ only !

[WARNING]

Please buat yang belum 18, jangan dibaca!

Bukan masalah dosanya, tapi kalian baca atau tau sesuatu yang nggak seharusnya kalian tau diumur kalian, itu bisa ganggu psikologi kalian.

Jadi please jangan maksa baca kalau nggak mau mentalnya kacau :)


.


"Ah, baik. Ya, terimakasih. Tolong jaga temanku sampai saya datang menjemput."

Renjun meletakkan ponselnya di nakas dan kembali memusatkan fokusnya pada suaminya.

"Angh! Jenohh.." Renjun menelusupkan jari-jarinya di sela-sela rambut Jeno. Rasa ngilu dan nikmat ia dapatkan bersamaan saat Jeno dengan rakus menghisap payudaranya dan diakhiri dengan gigitan dan tarikan kecil pada putingnya.

Menulikan pendengarannya, Jeno masih gencar memainkan buah dada istrinya, diremas, digigit, dihisap, dan memainkan putingnya dengan dipelitir dan ditekan-tekan sampai menelusup ke dalam payudaranya. Renjun hanya bisa mendesah pasrah dan menggeliat tak karuan dibawah kungkungan Jeno.

Kepalang tanggung untuk menghentikan aktifitas mereka. Nafsu keduanya sudah sama membumbung tinggi. Jeno yang menyiapkan malam ini agar mereka dapat bersetubuh setelah sekian lama.

Keduanya sudah sama-sama tanpa busana. Bahkan kejantanan Jeno sudah mengacung di depan lubang Renjun, siap untuk menerobos lubang istrinya, saat telepon masuk itu menginterupsi kegiatan keduanya.

Salah satu bartender dari klub malam di ujung kota menghubunginya lewat ponsel Jaemin. Itulah mengapa walaupun berada pada momen terintim bersama Jeno, Renjun tetap mengangkat panggilan itu. Bartender itu mengatakan Jaemin sudah tidak sadarkan diri setelah menghabiskan tujuh sampai delapan botol minuman beralkohol sambil menari tiang selama dua jam penuh.

Renjun sedang dilema. Di satu sisi, dia sangat merindukan suaminya dan permainan ranjang mereka. Tapi di sisi lain, ini adalah Jaemin. Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya Renjun bisa mengabaikan Jaemin yang sedang butuh bantuan seperti sekarang. 

Apalagi setelah penawaran gila Jaemin bulan lalu, akan sangat jahat bila ia mengabaikan Jaemin padahal sudah banyak menyakiti perempuan itu.

"Telepon saja Mark. Suruh dia yang menjemput Jaemin."

Jeno sudah sangat hafal bahwa segala sesuatu tentang Jaemin pasti mempengaruhi istrinya. Bahkan di waktu-waktu penting dan intim untuk mereka berdua seperti sekarang.

Ah ide bagus! Renjun sudah tersenyum cerah dan hendak mengambil ponselnya, sampai dia ingat bahwa Mark tidur di apartemennya sekarang.. bersama Haechan.

Ia takut ia mungkin mengganggu sesuatu yang penting jika menghubungi Mark.

"Sayang.." panggil Jeno dengan suara rendahnya. "Cepatlah."

Jeno menjilati dan sesekali menggoda lubang vagina Renjun yang berkedut minta diisi itu dengan lidahnya. Renjun menggelinjang dan harus berusaha sekuat tenaga untuk tetap pada fokusnya.

"Tah..-tapih.. arghh.. Mark sedang bersama Haechan Jenhh.."

Renjun menarik rambut Jeno sebagai pelampiasan kenikmatan juga agar Jeno menarik diri dari area kewanitaannya dan menatapnya. 

Ia tiba-tiba memiliki ide yang bagus walau agak membuatnya merasa sakit. Bahkan hanya dengan membayangkannya saja ia ingin menangis.

Ia melihat kejantanan Jeno yang mengacung dan sangat tegang. Ia sebenarnya tidak tega harus menunda-nunda kepuasan suaminya seperti sekarang. Tapi.. Renjun melihat sebuah kesempatan bagus karena situasinya yang mendukung.

Both / Norenmin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang