Part 14 ⚠️

7.8K 238 32
                                    

18+ only !

[WARNING]

Please buat yang belum 18, jangan dibaca!

Bukan masalah dosanya, tapi kalian baca atau tau sesuatu yang nggak seharusnya kalian tau diumur kalian, itu bisa ganggu psikologis kalian.

Jadi please jangan maksa baca kalau nggak mau mentalnya kacau :)

.

Jeno terbangun karena tidak menemukan sumber kehangatan di sampingnya.

kemana Renjun?

Akhirnya Jeno membuka mata dan menyadari bahwa ia tidak sedang berada di kediamannya. Ia segera terduduk dan ingatannya tentang kegiatannya semalam langsung terputar di otaknya.

Ia sungguh telah melakukannya dengan Jaemin dan meninggalkan Renjun sendirian semalaman??

Jeno mengusak rambutnya. Tidak mungkin ia salah. Ia bangun dengan tidak mengenakan apapun. Kondisi kamar ini benar-benar berantakan. Dan saat melihat sprei polos berwarna pastel milik Jaemin, ada bercak darah disana.

Dimana pula Jaemin sekarang?

Jeno memungut celananya yang tergeletak di lantai dan mengenakannya. Masih pukul sembilan lewat. Masih terlalu pagi untuk Jaemin bangun, mengingat Jeno melakukannya sampai menjelang pagi, dengan penuh kekasaran.

Lebam ungu dan sedikit noda darah kering menghiasi sudut bibirnya. Jeno tersenyum simpul, membayangkan betapa berbedanya kedua perempuan itu saat berada di ranjang. 

Istrinya termasuk partner yang menerima segala perlakuan Jeno saat berhubungan badan. Renjun cenderung pasif dan membiarkan Jeno melakukan sesukanya. Sedangkan Jaemin.. walau ini yang pertama kali untuknya, dan Jaemin tidak dalam keadaan 100 persen sadar, perempuan itu cenderung agresif, suka menggunakan kekerasan bila keadaan tidak terjadi sesuai keinginannya.

Jeno menggelengkan kepalanya saat otaknya secara otomatis membandingkan dua perempuan itu. Ini hal yang salah!

Dengan segera Jeno keluar dari kamar Jaemin berharap segala pikiran kotornya juga tertinggal di kamar itu. 

"Lakukan saja seperti instruksiku! Kenapa malah kau yang mengaturku hah?! Memangnya kau bosnya?!"

Hal pertama yang didapatkan Jeno saat keluar dari kamar Jaemin adalah teriakan menggelegar perempuan itu, bau rokok yang melingkupi seluruh apartemen, dan perempuan itu yang sedang berada di sofanya dengan satu kaki terangkat di sandaran sofa sehingga jubah tidurnya tersingkap memperlihatkan kaki jenjang yang kini penuh jejak kemerahan.

"Kau mulai banyak bicara sejak kedatangan Haechan ya.. Padahal dia baru datang kemarin. Tapi aku merasakan perubahan besar pada kinerjamu. Benar-benar pembawa dampak buruk."

Jaemin bangkit dari posisi tidurnya. Terlihat kilat amarah yang tercetak jelas di matanya. 

Jeno cukup yakin Jaemin tidak berniat berpakaian sejak keluar dari kamar dan berakhir merokok di ruang tengah. Karena bisa dilihat bahwa jubah itu tidak dipasang dengan benar.

Simpul talinya asal-asalan. Pundak kirinya melorot, mempertontonkan bahu dan dada yang penuh bercak merah. Bahkan payudara kirinya dibiarkan terlihat tidak tertutup. Tidak mengenakan bra. Dan membiarkan jubahnya tersingkap, memperlihatkan kewanitaannya yang juga tidak dibalut dalaman.

"Wah, bentak saja aku Minhyung. Sampai ketemu esok hari ya. Coba nanti kau banyak makan makanan kesukaanmu dan tidur yang nyenyak. Karena aku tidak bisa janji mulai besok kau masih bisa menikmati dua hal itu."

Both / Norenmin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang