Part 1

19.5K 568 43
                                    


Jaemin berlarian di sepanjang koridor rumah sakit. Keringat mengucur di seluruh badannya, tapi sama sekali tidak mengurangi kadar pesona miliknya. Semua orang yang ada di koridor otomatis menyingkir dari jalan Jaemin. Mereka semua bertanya-tanya apa yang terjadi pada anak itu hingga berlarian seperti orang kesetanan, sekaligus juga terpesona akan parasnya.

Ia baru saja pulang ke apartemennya ketika mendapat panggilan dari rumah sakit bahwa Renjun kecelakaan dan sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan intensif.

Dalam perjalanan tadi ia juga sudah menghubungi kediaman Huang. Tentu saja Mama Huang sangat terkejut mendapat berita ini darinya dan hampir pingsan.

Jaemin mengemudikan mobil ugal-ugalan dan berkali-kali melanggar peraturan lalu lintas. Untung dia masih bernyawa sampai rumah sakit dan tidak menyusul Renjun menjadi pasian UGD. Untuk masalah pelanggaran, Jaemin serahkan saja pada Mark, sekretarisnya, yang ia yakin pasti akan mengomel panjang lebar dan mengeluh pusing menghadapi sikap bos nya.

Renjun yang terpenting. Itu dalam pikirannya.

Saat sampai di rumah sakit, sepertinya keluarga Huang juga baru saja sampai. Mama Huang sedang menangis di pelukan Tuan Huang.

Jaemin mendekati keduanya. Menggantikan posisi Tuan Huang memeluk istrinya.

"Jaemin-ah, Renjunie.. Renjunie bagaimana?"

Jaemin mengusap pundak Mama Huang tanpa berniat menjawab. Ia bukan tipe orang yang akan menenangkan seseorang dengan kata-kata 'Renjun pasti baik-baik saja, Mama yang tenang ya.'

Tentu tidak!

Dia ini bukan dokter apalagi Tuhan. Mana bisa ia menjanjikan hal yang tidak ia ketahui pasti.

"DIMANA! DIMANA ISTRIKU!"

Semua menoleh pada pemuda yang baru datang dengan keadaan kacau. "Dimana.. kumohon.. Renjun.."

Jeno, pria yang baru saja sampai itu kini menangis sambil memerosotkan tubuh nya ke lantai. Jaemin merasakan Mama Huang makin memeluknya erat dan menangis kuat tanpa mengeluarkan suara. Tuan Huang juga memapah Jeno untuk duduk di kursi sambil diam-diam mengusap airmatanya yang turun.

Tentu saja. Orangtua dan suami mana yang akan tegar mendapat berita anaknya masuk rumah sakit setelah jadi korban tabrak lari?

"Dia hamil demi Tuhan.." Racau Jeno.

Semua orang lantas terkejut dengan berita itu.

"Dia mengirimiku foto tespack dengan dua garis. Maka dari itu aku buru-buru pulang. Dan saat pulang aku malah mendapatkan berita istriku kecelakaan?"

Kini ketiga orang itu semakin keras menangis.

Jaemin jadi satu-satunya orang yang tidak menangis disini. Tapi diam-diam dia terus memanjatkan doa pada semua Tuhan yang ada di bumi demi kesembuhan sahabatnya dan juga calon bayinya. Hatinya rasa hancur lebur melihat sahabatnya terbaring lemah hingga ia berharap bahwa ia saja yang menggantikan Renjun di dalam sana.


-0-


Jaemin menemukan Jeno sedang menyendiri di bangku yang ada di parkiran mobil. Ia lantas menyerahkan sebotol air mineral pada Jeno dan duduk disamping pemuda itu. Sejujurnya ia tidak pernah dekat dengan suami sahabatnya, sekalipun ia dan Jeno dulu satu kampus, yang berarti mereka sudah saling mengenal sejak lama.

Tapi melihat betapa hancurnya Jeno, ia jadi tidak tega membiarkan pemuda itu terpuruk sendirian.

Jaemin mengeluarkan satu batang rokok yang baru ia beli dengan air mineral tadi. "Kau mau?" tawar Jaemin.

Both / Norenmin ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang